Gara-gara Pandemi, Jutaan UMKM Banjiri E-Commerce Sebagai Pelapak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga berperan penting dalam inklusi ekonomi. Bahkan, sebanyak 99,9% badan usaha di Indonesia tergolong sebagai UMKM dengan total penyerapan tenaga kerja hingga 120 juta orang.
Namun, UMKM ini masih terhalang dalam adaptasi teknologi, terlebih dengan adanya hantaman pandemi Covid-19 yang mengharuskan mereka bertransformasi ke digital dengan lebih cepat. Bahkan, berdasarkan data dari BPS, baru 13% dari total UMKM yang menggunakan teknologi dalam bisnisnya.
"Adanya pandemi ini juga mengubah perilaku konsumen yang biasanya berbelanja langsung, menjadi beralih ke belanja online. Namun, kami mengubah tantangan ini menjadi peluang bagi para pelaku UMKM," ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Kamis(1/4/2021).
Dia mengatakan, sudah sebanyak 4 juta pelapak dan mitra Bukalapak baru yang bergabung di tahun 2020. Secara total, di Bukalapak terdapat 6,5 juta pelapak dan 7 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia dengan lebih dari 100 juta pengguna.
"Di waktu pandemi seperti ini, jualan produk digital makin nambah penghasilan saya. Tagihan telpon dan Laku Pandai (jasa remiten) menjadi produk dengan permintaan tertinggi," ucap Amat, seorang pemilik warung di Kemanggisan.
Bahkan, kata Rachmat, pihaknya sudah meluncurkan banyak inisiatif baik di bidang financing, pembayaran, produk virtual, dan layanan lainnya untuk membantu pertumbuhan bisnis Pelapak dan Mitra Lapak.
"Kami juga menyediakan kursus online keahlian, khususnya dalam digital, dengan ratusan variasi topik seperti manajemen bisnis, manajemen finansial, digital marketing, dan yang lainnya dengan 147 kelas online di 2020. Para pelaku UMKM ya g menghadiri pelatihan ini, penjualannya tumbuh hingga 50%," tutur Rachmat.
Tercatat sebanyak 12.665 merchant existing yang menghadiri kursus online dan 6.205 merchant baru yang berpartisipasi dalam go online training di 2020.
Namun, UMKM ini masih terhalang dalam adaptasi teknologi, terlebih dengan adanya hantaman pandemi Covid-19 yang mengharuskan mereka bertransformasi ke digital dengan lebih cepat. Bahkan, berdasarkan data dari BPS, baru 13% dari total UMKM yang menggunakan teknologi dalam bisnisnya.
"Adanya pandemi ini juga mengubah perilaku konsumen yang biasanya berbelanja langsung, menjadi beralih ke belanja online. Namun, kami mengubah tantangan ini menjadi peluang bagi para pelaku UMKM," ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Kamis(1/4/2021).
Dia mengatakan, sudah sebanyak 4 juta pelapak dan mitra Bukalapak baru yang bergabung di tahun 2020. Secara total, di Bukalapak terdapat 6,5 juta pelapak dan 7 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia dengan lebih dari 100 juta pengguna.
"Di waktu pandemi seperti ini, jualan produk digital makin nambah penghasilan saya. Tagihan telpon dan Laku Pandai (jasa remiten) menjadi produk dengan permintaan tertinggi," ucap Amat, seorang pemilik warung di Kemanggisan.
Bahkan, kata Rachmat, pihaknya sudah meluncurkan banyak inisiatif baik di bidang financing, pembayaran, produk virtual, dan layanan lainnya untuk membantu pertumbuhan bisnis Pelapak dan Mitra Lapak.
"Kami juga menyediakan kursus online keahlian, khususnya dalam digital, dengan ratusan variasi topik seperti manajemen bisnis, manajemen finansial, digital marketing, dan yang lainnya dengan 147 kelas online di 2020. Para pelaku UMKM ya g menghadiri pelatihan ini, penjualannya tumbuh hingga 50%," tutur Rachmat.
Tercatat sebanyak 12.665 merchant existing yang menghadiri kursus online dan 6.205 merchant baru yang berpartisipasi dalam go online training di 2020.
(fai)