Cegah Bencana Virus, Dahlan Iskan: Permukiman Harus Dibenahi

Rabu, 20 Mei 2020 - 15:32 WIB
loading...
Cegah Bencana Virus,...
Guna mencegah bencana virus di masa depan, Dahlan Iskan menekankan pentingnya kesadaran membenahi kota bagi para pemimpin daerah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebutkan bahwa virus adalah ancaman nyata bagi kemakmuran dan kedamaian di masa depan. Bukan hanya virus Corona (Covid-19), tetapi juga virus-virus lainnya yang mungkin lebih hebat.

"Daerah-daerah yang rentan terkena bencana virus adalah daerah yang padat penduduk. New York, Milan, Jakarta, dan Surabaya misalnya," ucap Dahlan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Oleh karenanya, dia pun menekankan pentingnya kesadaran membenahi kota bagi para pemimpin daerah, bukan hanya sekadar memperindah. "Kedepannya justru harus bangkit, bukan membenahi lagi. Ibarat kita naik tangga, dan naik lift. Berarti harus ada kemajuan dan canggih," lanjut mantan Dirut PLN itu.

Dahlan menyontohkan perihal pembenahan permukiman di Surabaya. "Saya prihatin kalau Surabaya tumbuh membesar tanpa diiringi lonjakan sistem permukiman, karena kampung-kampung kumuh menjadi ancaman terbesar dari penyakit apapun," jelas Dahlan.

Dia pun menyarankan agar Pemerintah Daerah (Pemda) membangun perumahan high rise di suatu lahan terbuka milik fasilitas umum yang bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun.

"Misalkan RT dan RW, melakukan bedol RT yang terkumuh ke perumahan itu. Kemudian ketika warga sudah pindah sementara, wilayah RT itu dibongkar untuk membangun perumahan tinggi lagi, sehingga nantinya mereka akan kembali ke tanah kampung halaman mereka," jelas Dahlan.

Dia melanjutkan, mungkin fasilitas perumahan itu tidak akan langsung penuh, sehingga kapasitasnya bisa dimanfaatkan untuk bedol RT sebelahnya. "RT yang pindah menjadi lapangan lagi, dibangun lagi, lalu dihuni lagi. Ini namanya kebangkitan, bukan sekadar perbaikan," tutur Dahlan.

Dahlan menegaskan Indonesia harus bangkit, dan tidak boleh puas dengan apa yang sudah ada. "Contoh saja Tiongkok yang berideologi komunis, yang menargetkan tahun depan tidak ada lagi orang miskin. Saya bersaksi target itu akan tercapai, karena saat ini di Tiongkok hanya tinggal 7 juta penduduk yang masih berstatus miskin," pungkasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3148 seconds (0.1#10.140)