Pemain Baru Penyedia Layanan Keuangan Digital, Pos Indonesia Siapkan Sistemnya
loading...
A
A
A
Untuk mengembangkan inklusi keuangan, PT Pos akan menyasar target sesuai dengan karakter PT Pos. Target itu adalah masyarakat di daerah tertinggal, masyarakat di perbatasan, masyarakat di pulau terluar, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kelompok masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial, pekerja migran Indonesia, dan kelompok pelajar/mahasiswa/pemuda.
Diterangkan juga olehnya, PT Pos memiliki strategi untuk mencapai target tersebut, yaitu digital transporing melalui pos giro mobile, dan interaksi fisik melalui layanan di kantor pos. Saat ini jumlah kantor pos di seluruh Indonesia sejumlah 8400 kantor. PT Pos juga dibantu dengan 64 ribu agen pos jasa keuangan seperti BRILink.
Agar lebih intensif dalam pengembangan inklusi keuangan, PT Pos akan fokus pada payment dan remiten (menerima semua jenis pembayaran, listrik, pulsa, dan pbb), menyediakan rekening simpanan dengan aplikasi pos giro mobile, dan layanan keuangan yang terintegrasi.
Kepala Strategic Business Unit Giropos Digital PT Pos Indonesia, Hanggoro Feriawan mengatakan, saat ini transaksi keuangan di PT Pos mencapai 23%. PT Pos menargetkan pertumbuahn transaksi keuangan menjadi 58% pada 2022.
Otoritas Jasa Keuangan juga memiliki semangat yang sama dengan PT Pos. OJK yakin dapat berkontribusi dalam pencapaian target indeks inklusi keuangan 90% pada 2024. Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi menyatakan, OJK memiliki beberapa produk untuk pengembangan inklusi keuangan.
"Ada produk simpanan pelajar dengan program satu rekening satu pelajar. Program ini untuk menjangkau pelajar di daerah. Saat ini terdapat 57 juta pelajar di Indonesia. Ini akan jadi backbone , potensi yang besar sekali untuk kita dukung perceparan target 90% itu," kata Edwin.
OJK juga mendorong akses keuangan daerah dengan tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD). Saat ini, terdapat 233 TPKAD. TPAKD mengoptimalkan pemberdayaamn UMKM didaerah.
Produk OJK lainnya adalah Laku Pandai. Laku Pandai merupakan penyediaan layanan perbankan sesuai layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknolofi informasi. Saat ini terdapat 1.252.767 agen Laku Pandai.
"Terakhir Bank Wakaf Mikro (BMW). BMW menyediakan akses keuangan bagi masyarakat kecil melalui ekonomi kerakyatan. Terdapat 60 BWM," tuturnya.
Selain itu, OJK juga meningkatkan edukasi keuangan dengan peningkatan kegiatan literasi keuangan. Terdapat edukasi keuangan berbasis massive open online course (MOOC), optimalisasi minisite SikapiUangmu sebagai pusat data literasi, edukasi keuangan serta pelaksanaan edukasi keuangan melalui media sosial, pengembangan platform learning management system sebagai pelengkap edukasi keuangan digital, dan penyusunan buku seri literasi keuangan (mulai PAUD hingga mahasiswa).
Diterangkan juga olehnya, PT Pos memiliki strategi untuk mencapai target tersebut, yaitu digital transporing melalui pos giro mobile, dan interaksi fisik melalui layanan di kantor pos. Saat ini jumlah kantor pos di seluruh Indonesia sejumlah 8400 kantor. PT Pos juga dibantu dengan 64 ribu agen pos jasa keuangan seperti BRILink.
Agar lebih intensif dalam pengembangan inklusi keuangan, PT Pos akan fokus pada payment dan remiten (menerima semua jenis pembayaran, listrik, pulsa, dan pbb), menyediakan rekening simpanan dengan aplikasi pos giro mobile, dan layanan keuangan yang terintegrasi.
Kepala Strategic Business Unit Giropos Digital PT Pos Indonesia, Hanggoro Feriawan mengatakan, saat ini transaksi keuangan di PT Pos mencapai 23%. PT Pos menargetkan pertumbuahn transaksi keuangan menjadi 58% pada 2022.
Otoritas Jasa Keuangan juga memiliki semangat yang sama dengan PT Pos. OJK yakin dapat berkontribusi dalam pencapaian target indeks inklusi keuangan 90% pada 2024. Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi menyatakan, OJK memiliki beberapa produk untuk pengembangan inklusi keuangan.
"Ada produk simpanan pelajar dengan program satu rekening satu pelajar. Program ini untuk menjangkau pelajar di daerah. Saat ini terdapat 57 juta pelajar di Indonesia. Ini akan jadi backbone , potensi yang besar sekali untuk kita dukung perceparan target 90% itu," kata Edwin.
OJK juga mendorong akses keuangan daerah dengan tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD). Saat ini, terdapat 233 TPKAD. TPAKD mengoptimalkan pemberdayaamn UMKM didaerah.
Produk OJK lainnya adalah Laku Pandai. Laku Pandai merupakan penyediaan layanan perbankan sesuai layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknolofi informasi. Saat ini terdapat 1.252.767 agen Laku Pandai.
"Terakhir Bank Wakaf Mikro (BMW). BMW menyediakan akses keuangan bagi masyarakat kecil melalui ekonomi kerakyatan. Terdapat 60 BWM," tuturnya.
Selain itu, OJK juga meningkatkan edukasi keuangan dengan peningkatan kegiatan literasi keuangan. Terdapat edukasi keuangan berbasis massive open online course (MOOC), optimalisasi minisite SikapiUangmu sebagai pusat data literasi, edukasi keuangan serta pelaksanaan edukasi keuangan melalui media sosial, pengembangan platform learning management system sebagai pelengkap edukasi keuangan digital, dan penyusunan buku seri literasi keuangan (mulai PAUD hingga mahasiswa).