Kerja Sama RI-Jerman Ibarat Si Kembar Nakula-Sadewa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia menjadi official partner country Hannover Messe 2021 : Digital Edition yang digelar pada 12-16 April 2021. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, peluang strategis ini tak lepas dari kerja sama yang terjalin antara Indonesia dengan Jerman.
“Jerman merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia di Eropa. Hubungan diplomatik kedua negara telah ada sejak 1952,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (11/4/2021).
Menperin juga mengibaratkan Indonesia dan Jerman sebagai tokoh kembar pewayangan Nakula-Sadewa dalam pelaksanaan Hannover Messe 2021: Digital Edition ini. Kedua tokoh tersebut mencerminkan “kekembaran” kedua negara, Indonesia dan Jerman, yang aktif menjalin kerja sama erat dan komprehensif.
“Karakter ini juga menyimbolkan kerja sama yang sangat baik. Mereka juga merupakan karakter berintelektual tinggi, dan yang tidak kalah penting, andal di bidangnya (mahir memanah),” jelasnya.
Menperin optimistis, penguatan sinergi Indonesia dan Jerman, khususnya di sektor industri, akan memacu pemulihan ekonomi nasional saat ini di tengah dampak pandemi Covid-19. “Kolaborasi kedua negara ini salah satunya diwujudkan melalui pelaksanaan Hannover Messe sebagai ajang pameran teknologi industri ternama di dunia,” terangnya.
Sementara itu, pada tahun 2023 nanti, Indonesia kembali dipercaya menjadi official partner country pada perhelatan tersebut. “Harapannya, kondisi pada 2023 sudah kembali seperti semula sehingga pameran bisa diselenggarakan di Hannover. Hal ini merupakan hasil dari hubungan diplomatik yang kuat, dan tentunya hasil dari kerja keras seluruh pihak, seperti Kementerian Luar Negeri melalui Duta Besar RI di Jerman,” papar Agus.
Rencananya, Presiden RI Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel akan meresmikan secara live pada pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, tanggal 12 April 2021. Dalam rangkaian acara pembukaan tersebut, juga akan dilaksanakan Penandatangan Joint Declaration of Intent between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Federal Republic of Germany on Bilateral Dialogue regarding Quality Infrastructure (JDoI Infrastruktur Mutu).
“Kami berharap, kerja sama ini dapat semakin memperlancar hubungan ekonomi antara kedua negara dan mengurangi hambatan-hambatan teknis yang selama ini dihadapi,” kata Menperin.
Agus menambahkan, hubungan bilateral kedua negara semakin meningkat dan erat dengan adanya momentum kunjungan resmi Presiden RI Joko Widodo ke Berlin pada 17-18 April 2016. Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel telah menyepakati kembali penguatan hubungan kemitraan strategis (stepping up strategic partnership) kedua negara melalui tiga fokus bidang kerja sama.
Pertama, kerja sama pendidikan vokasi (technical vocational education training). Kedua, kerja sama tentang energi terbarukan (renewable energy). Dan, ketiga, kerja sama sektor maritim untuk kebutuhan negara dan kepentingan nasional Indonesia-Jerman di masa mendatang.
“Jadi, tidak hanya di sektor perdagangan, investasi, dan industri, tetapi sinergi kedua negara juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Bahkan, kerja sama dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten melalui pendidikan vokasi,” paparnya.
Kerja sama pendidikan vokasi antara Kementerian Perindustrian dengan Jerman dipayungi dalam kerangka kerja sama Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dan tingkat serapan lulusan pada sektor industri.
Adapun unit pendidikan Kemenperin yang mendapat dukungan melalui kerja sama SED-TVET meliputi empat perguruan tinggi vokasi, yakni Politeknik STTT Bandung, Politeknik AKA Bogor, Politeknik ATK Yogyakarta, dan Politeknik ATI Makassar. Selain itu, empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK-SMAK Bogor, SMK-SMTI Pontianak, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar).
Saat ini, terdapat sekitar 252 proyek investasi Jerman di Indonesia dengan nilai sekitar USD128 juta. Proyek investasi Jerman di Indonesia tersebut masih didominasi sektor-sektor perdagangan dan reparasipendidikan,hotel dan restoran, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.
“Jerman merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia di Eropa. Hubungan diplomatik kedua negara telah ada sejak 1952,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (11/4/2021).
Menperin juga mengibaratkan Indonesia dan Jerman sebagai tokoh kembar pewayangan Nakula-Sadewa dalam pelaksanaan Hannover Messe 2021: Digital Edition ini. Kedua tokoh tersebut mencerminkan “kekembaran” kedua negara, Indonesia dan Jerman, yang aktif menjalin kerja sama erat dan komprehensif.
“Karakter ini juga menyimbolkan kerja sama yang sangat baik. Mereka juga merupakan karakter berintelektual tinggi, dan yang tidak kalah penting, andal di bidangnya (mahir memanah),” jelasnya.
Menperin optimistis, penguatan sinergi Indonesia dan Jerman, khususnya di sektor industri, akan memacu pemulihan ekonomi nasional saat ini di tengah dampak pandemi Covid-19. “Kolaborasi kedua negara ini salah satunya diwujudkan melalui pelaksanaan Hannover Messe sebagai ajang pameran teknologi industri ternama di dunia,” terangnya.
Sementara itu, pada tahun 2023 nanti, Indonesia kembali dipercaya menjadi official partner country pada perhelatan tersebut. “Harapannya, kondisi pada 2023 sudah kembali seperti semula sehingga pameran bisa diselenggarakan di Hannover. Hal ini merupakan hasil dari hubungan diplomatik yang kuat, dan tentunya hasil dari kerja keras seluruh pihak, seperti Kementerian Luar Negeri melalui Duta Besar RI di Jerman,” papar Agus.
Rencananya, Presiden RI Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel akan meresmikan secara live pada pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, tanggal 12 April 2021. Dalam rangkaian acara pembukaan tersebut, juga akan dilaksanakan Penandatangan Joint Declaration of Intent between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Federal Republic of Germany on Bilateral Dialogue regarding Quality Infrastructure (JDoI Infrastruktur Mutu).
“Kami berharap, kerja sama ini dapat semakin memperlancar hubungan ekonomi antara kedua negara dan mengurangi hambatan-hambatan teknis yang selama ini dihadapi,” kata Menperin.
Agus menambahkan, hubungan bilateral kedua negara semakin meningkat dan erat dengan adanya momentum kunjungan resmi Presiden RI Joko Widodo ke Berlin pada 17-18 April 2016. Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel telah menyepakati kembali penguatan hubungan kemitraan strategis (stepping up strategic partnership) kedua negara melalui tiga fokus bidang kerja sama.
Pertama, kerja sama pendidikan vokasi (technical vocational education training). Kedua, kerja sama tentang energi terbarukan (renewable energy). Dan, ketiga, kerja sama sektor maritim untuk kebutuhan negara dan kepentingan nasional Indonesia-Jerman di masa mendatang.
“Jadi, tidak hanya di sektor perdagangan, investasi, dan industri, tetapi sinergi kedua negara juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Bahkan, kerja sama dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten melalui pendidikan vokasi,” paparnya.
Kerja sama pendidikan vokasi antara Kementerian Perindustrian dengan Jerman dipayungi dalam kerangka kerja sama Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dan tingkat serapan lulusan pada sektor industri.
Adapun unit pendidikan Kemenperin yang mendapat dukungan melalui kerja sama SED-TVET meliputi empat perguruan tinggi vokasi, yakni Politeknik STTT Bandung, Politeknik AKA Bogor, Politeknik ATK Yogyakarta, dan Politeknik ATI Makassar. Selain itu, empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK-SMAK Bogor, SMK-SMTI Pontianak, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar).
Saat ini, terdapat sekitar 252 proyek investasi Jerman di Indonesia dengan nilai sekitar USD128 juta. Proyek investasi Jerman di Indonesia tersebut masih didominasi sektor-sektor perdagangan dan reparasipendidikan,hotel dan restoran, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.
(akr)