RI Butuh Rp6.000 T untuk jadi Negara Maju, Ini Peran LPI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melihat tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) untuk membantu pemerintah mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur.
Kadin menilai Indonesia membutuhkan Rp6.000 triliun untuk bisa bersaing menjadi negara maju dan mampu menjadi negara dengan ekonomi terbesar hingga tahun 2045.
Terkait hal tersebut, Financial Institution Ratings Analyst PT Pefindo Danan Dito menjelaskan, pembentukan LPI salah satunya ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dana infrastruktur yang sangat besar. Di mana, juga diharapkan partisipasi dari pihak swasta akan semakin besar.
“Pembentukan INA atau LPI ini diharapkan bisa menarik investor-investor asing dari luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Karena dari sisi pembangunan infrastruktur ini memang membutuhkan dana-dana yang jangka panjang,” jelasnya dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (12/4/2021).
Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang membutuhkan dana-dana jangka panjang searah dengan tujuan investasi infrastruktur LPI yang memang mempunyai tujuan khusus untuk jangka panjang. Sehingga, diharapkan nantinya bisa membantu kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Lanjut dia, selain membantu pembangunan infrastruktur, INA atau LPI ini juga bisa membantu menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. “LPI ini juga bisa membantu pemerintah untuk memasukkan dana-dana untuk menjaga likuiditas di pasar. Sehingga, bisa menjaga juga stabilitas ekonomi. Hal-hal itu sebenarnya juga bisa dilakukan oleh beberapa BUMN milik pemerintah, tetapi dalam kasus LPI ini diharapkan bisa dilakukan dalam skala yang lebih besar,” ujar Danan.
Lihat Juga: Forum Bisnis Indonesia–Brasil: Korporasi Indonesia dan Brasil Tanda Tangani MoU Senilai USD2,65 Miliar
Kadin menilai Indonesia membutuhkan Rp6.000 triliun untuk bisa bersaing menjadi negara maju dan mampu menjadi negara dengan ekonomi terbesar hingga tahun 2045.
Terkait hal tersebut, Financial Institution Ratings Analyst PT Pefindo Danan Dito menjelaskan, pembentukan LPI salah satunya ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dana infrastruktur yang sangat besar. Di mana, juga diharapkan partisipasi dari pihak swasta akan semakin besar.
“Pembentukan INA atau LPI ini diharapkan bisa menarik investor-investor asing dari luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Karena dari sisi pembangunan infrastruktur ini memang membutuhkan dana-dana yang jangka panjang,” jelasnya dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (12/4/2021).
Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang membutuhkan dana-dana jangka panjang searah dengan tujuan investasi infrastruktur LPI yang memang mempunyai tujuan khusus untuk jangka panjang. Sehingga, diharapkan nantinya bisa membantu kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Lanjut dia, selain membantu pembangunan infrastruktur, INA atau LPI ini juga bisa membantu menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. “LPI ini juga bisa membantu pemerintah untuk memasukkan dana-dana untuk menjaga likuiditas di pasar. Sehingga, bisa menjaga juga stabilitas ekonomi. Hal-hal itu sebenarnya juga bisa dilakukan oleh beberapa BUMN milik pemerintah, tetapi dalam kasus LPI ini diharapkan bisa dilakukan dalam skala yang lebih besar,” ujar Danan.
Lihat Juga: Forum Bisnis Indonesia–Brasil: Korporasi Indonesia dan Brasil Tanda Tangani MoU Senilai USD2,65 Miliar
(ind)