Ini Syarat Agar Bukit Algoritma Bisa Sesukses Silicon Valley
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kawasan industri riset dan teknologi 4.0 (ristek) Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat, harus memiliki sejumlah indikator jika ingin menyamai kesuksesan Silicon Valley di California, Amerika Serikat (AS).
Direktur Program Indef Esther Sri Astuti mengatakan, indikator tersebut perlu dibangun untuk menjadikan Bukit Algoritma sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) yang mampu menarik minat investor.
"Kalau suatu kawasan khusus tersebut bisa menarik brand-brand yang kuat industri yang lain pasti akan mengikuti itu, yang pertama indikator suksesnya," ujar Esther di Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Bukit Algoritma akan dikelola oleh Kiniku Bintang Raya KSO dan PT Bintang Raya Lokalestari. Dari analisanya, Esther mencatat, Bukit Algoritma akan menjadi produktif bila kedua industri melibatkan pihak universitas dan pemerintah. Sinergi ini didasarkan pada kebutuhan dari pengembangan riset berbasis teknologi itu sendiri.
"Kawasan special economic zone tersebut bisa men-drive up produktivitasnya, jadi di sini, ada dengan salah satunya kolaborasi seperti yang saya lihat di di Penang itu ada 1 kolaborasi antara industri, pemerintah dan Universitas. Mereka mendirikan yang namanya training center," tutur dia.
Terkait hal ini, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menyebut, Bukit Algoritma adalah kawasan, dimana, sains dan teknologi disatukan. Dengan begitu, pihaknya akan melibatkan sejumlah anak mudah Indonesia dan para pensiunan akademisi bergelar profesor untuk terlibat dalam riset.
Indikator berikutnya adalah harus memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Poin ini menjadi indikator dasar atas kesuksesan kinerja Bukit Algoritma nantinya.
"Intinya kalau teknologi kemudian, modal dan tenaga kerja itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi itu adalah in general bisa dikatakan bahwa special economic zone khususnya di kawasan industri yang menggunakan hi-tec ini bisa sukses," kata dia.
Direktur Program Indef Esther Sri Astuti mengatakan, indikator tersebut perlu dibangun untuk menjadikan Bukit Algoritma sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) yang mampu menarik minat investor.
"Kalau suatu kawasan khusus tersebut bisa menarik brand-brand yang kuat industri yang lain pasti akan mengikuti itu, yang pertama indikator suksesnya," ujar Esther di Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Bukit Algoritma akan dikelola oleh Kiniku Bintang Raya KSO dan PT Bintang Raya Lokalestari. Dari analisanya, Esther mencatat, Bukit Algoritma akan menjadi produktif bila kedua industri melibatkan pihak universitas dan pemerintah. Sinergi ini didasarkan pada kebutuhan dari pengembangan riset berbasis teknologi itu sendiri.
"Kawasan special economic zone tersebut bisa men-drive up produktivitasnya, jadi di sini, ada dengan salah satunya kolaborasi seperti yang saya lihat di di Penang itu ada 1 kolaborasi antara industri, pemerintah dan Universitas. Mereka mendirikan yang namanya training center," tutur dia.
Terkait hal ini, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menyebut, Bukit Algoritma adalah kawasan, dimana, sains dan teknologi disatukan. Dengan begitu, pihaknya akan melibatkan sejumlah anak mudah Indonesia dan para pensiunan akademisi bergelar profesor untuk terlibat dalam riset.
Indikator berikutnya adalah harus memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Poin ini menjadi indikator dasar atas kesuksesan kinerja Bukit Algoritma nantinya.
"Intinya kalau teknologi kemudian, modal dan tenaga kerja itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi itu adalah in general bisa dikatakan bahwa special economic zone khususnya di kawasan industri yang menggunakan hi-tec ini bisa sukses," kata dia.
Baca Juga