Berkah Ramadhan, Jualan Takjilan di Pinggir Jalan Bikin Kamu Cuan
loading...
Bu Ana (40) pedagang takjil dadakan di Kemayoran, Jakarta. FOTO/Michelle Natalia
A
A
A
JAKARTA - Bulan suci Ramadhan selalu membawa berkah bagi masyarakat. Pasalnya, bulan ini memberikan peluang bagi masyarakat memperoleh keuntungan dari menjual takjil dadakan.
Seperti di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat banyak yang tiba-tiba menjuala menu takjil di pinggir jalan sebelum buka puasa tiba. Salah satunya Bu Ana (40) pedagang takjil dadakan menjajakan berbagai macam gorengan, jajanan pasar, hingga kolak dan jajanan ala rumahan lainnya. "Ya, saya baru jualan di pekan pertama puasa ini," ujar Ana kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/4/2021).
Sembari melayani pelanggan, Ana mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berjualan di luar waktu bulan puasa. Dia mulai berjualan pada pukul 15.00 WIB hingga jajanannya habis terjual. "Biasanya pas adzan maghrib itu jualannya sudah habis, tapi pas hari pertama puasa, jam 5 saja sudah habis," tambahnya.
Dia mengatakan, ide ini muncul atas inisiatif bersama kakaknya. Alasan berjualannya pun, lanjut Ana, hanya demi memberikan uang lebaran untuk anak-anaknya. "Omzet awalnya Rp1,2 juta, alhamdulillah ya per hari keuntungan yang saya dapatkan sekitar Rp400 ribuan," ujarnya dengan sumringah.
Dia pun menanggapi bahwa dirinya dan keluarganya tidak terlalu diberatkan dengan adanya larangan mudik. "Saya kan asli Betawi, anak-anak saya juga, jadi lebaran ya disini-sini aja, ngga ada pulang kampung," pungkas Ana.
Seperti di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat banyak yang tiba-tiba menjuala menu takjil di pinggir jalan sebelum buka puasa tiba. Salah satunya Bu Ana (40) pedagang takjil dadakan menjajakan berbagai macam gorengan, jajanan pasar, hingga kolak dan jajanan ala rumahan lainnya. "Ya, saya baru jualan di pekan pertama puasa ini," ujar Ana kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/4/2021).
Sembari melayani pelanggan, Ana mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berjualan di luar waktu bulan puasa. Dia mulai berjualan pada pukul 15.00 WIB hingga jajanannya habis terjual. "Biasanya pas adzan maghrib itu jualannya sudah habis, tapi pas hari pertama puasa, jam 5 saja sudah habis," tambahnya.
Dia mengatakan, ide ini muncul atas inisiatif bersama kakaknya. Alasan berjualannya pun, lanjut Ana, hanya demi memberikan uang lebaran untuk anak-anaknya. "Omzet awalnya Rp1,2 juta, alhamdulillah ya per hari keuntungan yang saya dapatkan sekitar Rp400 ribuan," ujarnya dengan sumringah.
Dia pun menanggapi bahwa dirinya dan keluarganya tidak terlalu diberatkan dengan adanya larangan mudik. "Saya kan asli Betawi, anak-anak saya juga, jadi lebaran ya disini-sini aja, ngga ada pulang kampung," pungkas Ana.
(nng)
Explore More