Negara Lain Babak Belur, Erdogan Bawa Ekonomi Turki Melesat Bareng China
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Pertumbuhan ekonomi Turki kuartal pertama 2021 diproyeksikan mencapai 5% naik dua kali lipat pada April-Juni. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Turki Lutfi Elvan baru-baru ini.
"Melihat leading indicator pada kuartal pertama, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Turki sekitar 5%. Pada kuartal kedua, akan ada pertumbuhan dua digit dengan efek dasar," ujar Lutfi Elvan seperti dilansir Daily Sabah, Rabu (21/4/2021).
Menurut dia tahun ini optimistis pertumbuhan ekonomi Turki akan jauh lebih baik. Di samping itu pihaknya juga memastikan stabilitas keuangan dialkukan dengan pendekatan terkontrol dan moderat. Turki adalah salah satu negara yang menghindari kontraksi ekonomi akibat dampak virus corona tahun lalu dan satu-satunya negara bersama dengan China yang telah mencatat pertumbuhan di antara anggota G-20. Rinciannta, PDB Turki tumbuh 5,9% pada kuartal empat dan 1,8% pada 2020 secara keseluruhan. Ini berkontraksi sekitar 10% pada kuartal kedua tetapi pulih berkat lonjakan pinjaman bank negara di paruh kedua tahun ini.
Elvan mengatakan ekspansi kredit pada kuartal kedua menyebabkan kebangkitan permintaan domestik. Namun demikian mencatat terjadinya penurunan keseimbangan eksternal dan inflasi. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Turki akan melonjak menjadi 14,9% pada kuartal kedua 2021. Sesuai hasil surveri, pertumbuhan diperkirakan mencapai 4,8% pada 2021 dan 3,7% pada 2022 Elvan melihat tahun ini vitalitas di industri terus berlanjut, juga menekankan potensi ekspor yang besar.
Siring terjadinya pertumbuhan ekonomi positif, inflasi diperkirakan masih menjadi isu utama perekonomian. Elvan mengatakan itu adalah salah satu prioritas utama kebijakan ekonomi pemerintah. "Kami perlu melihat inflasi dari perspektif holistik, tidak mungkin bagi kami menyelesaikan inflasi hanya dengan kebijakan moneter," kata dia.
Inflasi tahunan naik lebih tinggi di bulan Maret menjadi di atas 16%, menandakan kebutuhan untuk mempertahankan kebijakan moneter smekain ketat, sementara harga produsen melonjak melebihi 31%. Bank Sentral Republik Turki (CBRT) memperkirakan inflasi turun menjadi 9,4% pada akhir tahun dan telah menjanjikan kebijakan ketat hingga mencapai target 5% pada 2023. Inflasi diperkirakan akan mencapai puncaknya setinggi 18% di bulan April.
"Melihat leading indicator pada kuartal pertama, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Turki sekitar 5%. Pada kuartal kedua, akan ada pertumbuhan dua digit dengan efek dasar," ujar Lutfi Elvan seperti dilansir Daily Sabah, Rabu (21/4/2021).
Menurut dia tahun ini optimistis pertumbuhan ekonomi Turki akan jauh lebih baik. Di samping itu pihaknya juga memastikan stabilitas keuangan dialkukan dengan pendekatan terkontrol dan moderat. Turki adalah salah satu negara yang menghindari kontraksi ekonomi akibat dampak virus corona tahun lalu dan satu-satunya negara bersama dengan China yang telah mencatat pertumbuhan di antara anggota G-20. Rinciannta, PDB Turki tumbuh 5,9% pada kuartal empat dan 1,8% pada 2020 secara keseluruhan. Ini berkontraksi sekitar 10% pada kuartal kedua tetapi pulih berkat lonjakan pinjaman bank negara di paruh kedua tahun ini.
Elvan mengatakan ekspansi kredit pada kuartal kedua menyebabkan kebangkitan permintaan domestik. Namun demikian mencatat terjadinya penurunan keseimbangan eksternal dan inflasi. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Turki akan melonjak menjadi 14,9% pada kuartal kedua 2021. Sesuai hasil surveri, pertumbuhan diperkirakan mencapai 4,8% pada 2021 dan 3,7% pada 2022 Elvan melihat tahun ini vitalitas di industri terus berlanjut, juga menekankan potensi ekspor yang besar.
Siring terjadinya pertumbuhan ekonomi positif, inflasi diperkirakan masih menjadi isu utama perekonomian. Elvan mengatakan itu adalah salah satu prioritas utama kebijakan ekonomi pemerintah. "Kami perlu melihat inflasi dari perspektif holistik, tidak mungkin bagi kami menyelesaikan inflasi hanya dengan kebijakan moneter," kata dia.
Inflasi tahunan naik lebih tinggi di bulan Maret menjadi di atas 16%, menandakan kebutuhan untuk mempertahankan kebijakan moneter smekain ketat, sementara harga produsen melonjak melebihi 31%. Bank Sentral Republik Turki (CBRT) memperkirakan inflasi turun menjadi 9,4% pada akhir tahun dan telah menjanjikan kebijakan ketat hingga mencapai target 5% pada 2023. Inflasi diperkirakan akan mencapai puncaknya setinggi 18% di bulan April.
(nng)