Making BUMN 4.0 Demi Mewujudkan Indonesia Emas, Erick Thohir Gandeng Kemenperin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya merealisasikan Making Indonesia 4.0 terus dilakukan pemerintah. Saat ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang pelaksanaan asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
Kerja sama tersebut juga difokuskan pada perusahaan pelat merah. Pada aspek ini, Menteri BUMN, Erick Thohir akan merumuskan program Making BUMN 4.0. Dengan harapan penerapan digitalisasi 4.0 di lingkungan perseroan negara bisa terealisasi.
Penerapan industri 4.0 sendiri memang menjadi major project pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Secara hukum, Kepala Negara telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024. Rencana Strategi itu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, kontribusi nilai tambah, daya saing, hingga keberlanjutan industri nasional.
Khusus BUMN, Kementerian BUMN mengupayakan terciptanya kepemimpinan teknologi untuk BUMN ke depan. Langkah itu dinilai mampu membawa kepemimpinan BUMN di kancah global melalui sektor teknologi strategis dan melembagakan kapabilitas digital.
“Untuk mendukung program Making BUMN 4.0 tersebut, BUMN perlu mengukur kesiapannya melalui assessment INDI 4.0 (Indonesia Industry 4.0 Readiness Index) dan bertransformasi menuju Industri 4.0 untuk meningkatkan kontribusinya dalam mendukung program-program prioritas nasional,” ujar Erick dalam keterangan pers, Kamis (22/4/2021).
Kepemimpinan teknologi dan inovasi tidak hanya menjadi kunci ke depan dalam peningkatan daya saing BUMN tetapi juga sebagai kunci meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memastikan keberpihakan pada yang kecil.
Kementerian BUMN telah mendorong terbentuknya Learning Institute dan Research Institute yang terintegrasi untuk seluruh BUMN dan menjadi platform atau fasilitas yang bersifat kolaboratif sebagai tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dan para ahli, serta otonom dalam hal learning, research dan innovation pada sinergi pengembangan dan pemanfaatan keunggulan BUMN.
“Melalui platform atau fasilitas ini, kami berharap dapat mewujudkan BUMN sebagai tempat untuk learn, grow, and contribute dalam menjalankan perannya Making BUMN 4.0,” katanya.
Sesuai slogan BUMN untuk Indonesia, Erick berharap, BUMN dapat terus memberikan sumbangsih terbaik bagi negeri dan semakin kompetitif di tengah peta persaingan industri 4.0 yang tak terbatas. Sebab, untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045, BUMN yang semakin agile terhadap perubahan adalah kunci dalam menghadapi setiap tantangan yang terjadi.
Kerja sama tersebut juga difokuskan pada perusahaan pelat merah. Pada aspek ini, Menteri BUMN, Erick Thohir akan merumuskan program Making BUMN 4.0. Dengan harapan penerapan digitalisasi 4.0 di lingkungan perseroan negara bisa terealisasi.
Baca Juga
Penerapan industri 4.0 sendiri memang menjadi major project pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Secara hukum, Kepala Negara telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024. Rencana Strategi itu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, kontribusi nilai tambah, daya saing, hingga keberlanjutan industri nasional.
Khusus BUMN, Kementerian BUMN mengupayakan terciptanya kepemimpinan teknologi untuk BUMN ke depan. Langkah itu dinilai mampu membawa kepemimpinan BUMN di kancah global melalui sektor teknologi strategis dan melembagakan kapabilitas digital.
“Untuk mendukung program Making BUMN 4.0 tersebut, BUMN perlu mengukur kesiapannya melalui assessment INDI 4.0 (Indonesia Industry 4.0 Readiness Index) dan bertransformasi menuju Industri 4.0 untuk meningkatkan kontribusinya dalam mendukung program-program prioritas nasional,” ujar Erick dalam keterangan pers, Kamis (22/4/2021).
Kepemimpinan teknologi dan inovasi tidak hanya menjadi kunci ke depan dalam peningkatan daya saing BUMN tetapi juga sebagai kunci meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memastikan keberpihakan pada yang kecil.
Kementerian BUMN telah mendorong terbentuknya Learning Institute dan Research Institute yang terintegrasi untuk seluruh BUMN dan menjadi platform atau fasilitas yang bersifat kolaboratif sebagai tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dan para ahli, serta otonom dalam hal learning, research dan innovation pada sinergi pengembangan dan pemanfaatan keunggulan BUMN.
“Melalui platform atau fasilitas ini, kami berharap dapat mewujudkan BUMN sebagai tempat untuk learn, grow, and contribute dalam menjalankan perannya Making BUMN 4.0,” katanya.
Sesuai slogan BUMN untuk Indonesia, Erick berharap, BUMN dapat terus memberikan sumbangsih terbaik bagi negeri dan semakin kompetitif di tengah peta persaingan industri 4.0 yang tak terbatas. Sebab, untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045, BUMN yang semakin agile terhadap perubahan adalah kunci dalam menghadapi setiap tantangan yang terjadi.