Australia Memancing Kemarahan China Terkait Jalur Sutera Abad 21

Jum'at, 23 April 2021 - 06:24 WIB
loading...
Australia Memancing...
Keputusan Australia yang menghentikan perjanjian perdagangan jalur sutera memicu kemarahan China. Hal ini menambahkan ketegangan hubungan kedua negara. Foto/Dok BBC
A A A
CANBERRA - Australia telah keluar dari perjanjian dagang Belt and Road China atau yang disebut juga sebaga i jalur sutera Abad 21 . Jalur Sutera adalah jalur perdagangan internasional kuno dari peradaban China yang menghubungkan wilayah barat dan timur.

Jalur tersebut mempertemukan pedagang dari barat dan timur untuk melakukan aktivitas perdagangan. Sementara itu terkait keputusan Australia yang menghentikan perjanjian jalur sutera memicu kemarahan Beijing. Hal ini menambahkan ketegangan hubungan kedua negara.



Pemerintah federal menggunakan kekuatan mereka untuk memutus kesepakatan yang dibuat antara negara bagian Victoria dan China. Canberra mengatakan, pihaknya mundur dari perjanjian untuk melindungi kepentingan nasional Australia.

Kedutaan Besar Chiba di Australia mencap langkah itu sebagai tindakan "provokatif". Pihak China mengatakan, apa yang dilakukan oleh Canberra: "Bakal membawa kerusakan lebih lanjut pada hubungan bilateral, dan hanya akan berakhir dengan menyakiti dirinya sendiri."

"Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Australia tidak memiliki ketulusan dalam meningkatkan hubungan China-Australia," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

Ini menjadi pertama kalinya Canberra menggunakan kekuatannya untuk memveto kesepakatan yang dibuat oleh negara bagian, pemerintah daerah atau universitas negeri lokal dengan negara-negara asing. Undang-undang tersebut memungkinkan pemerintah untuk membatalkan perjanjian yang dianggap mengancam kepentingan nasional Australia.

Selain kesepakatan dengan China, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne juga menghapus perjanjian dengan Iran dan Suriah. Yakni nota kesepahaman yang disegel antara departemen pendidikan Victoria dan Iran, yang ditandatangani pada tahun 2004, dan perjanjian kerja sama ilmiah tahun 1999 yang ditandatangani dengan Suriah.



Senator Payne mengatakan, keempat perjanjian itu "tidak konsisten dengan kebijakan luar negeri Australia atau merugikan hubungan luar negeri kita".

Berbicara kepada Australian Broadcasting Corporation, dia membela keputusan pemerintah dan berharap China tidak membalas.

"Saya pikir Australia bertindak demi kepentingan nasional, kita sangat berhati-hati dan sangat mempertimbangkan semuanya dalam melakukan pendekatan ini," katanya kepada program radio AM.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1283 seconds (0.1#10.140)