Konsumsi Masih Letoi, Pertumbuhan Ekonomi 2021 Sulit Capai Target
loading...
A
A
A
JAKARTA - Center of Reform on Economics (CORE) memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 masih akan terkontraksi -0,5% hingga -1%. Adapun ekonomi diprediksi akan kembali tumbuh positif pada kuartal selanjutnya.
"Pertumbuhan atau ekspansi ekonomi akan terjadi di kuartal II dan juga di kuartal selanjutnya. Kita perkirakan di kuartal II di kisaran 4% hingga 5%," ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi virtual CORE, Selasa (27/4/2021).
Faisal melanjutkan, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun masih akan di bawah target pemerintah di kisaran 5%. Hal ini karena pemulihan konsumsi rumah tangga yang menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) sebesar 55% masih tumbuh lambat.
"Secara full year 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 3% sampai 4%. Konsumsi rumah tangga masih relatif terbatas pemulihannya dan sangat lambat," jelasnya.
Dia menambahkan, dari sisi pemulihan antar daerah relatif sangat bervariasi. Kenaikan harga komoditas akan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat bagi daerah yang sangat bergantung pada komoditas seperti Riau dan Kalimantan Timur. "Tingkat kontraksinya sampai dengan akhir tahun lalu tidak sedalam daripada kontraksi di level nasional untuk Riau dan Kalimantan Timur," tuturnya.
"Pertumbuhan atau ekspansi ekonomi akan terjadi di kuartal II dan juga di kuartal selanjutnya. Kita perkirakan di kuartal II di kisaran 4% hingga 5%," ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi virtual CORE, Selasa (27/4/2021).
Faisal melanjutkan, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun masih akan di bawah target pemerintah di kisaran 5%. Hal ini karena pemulihan konsumsi rumah tangga yang menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) sebesar 55% masih tumbuh lambat.
"Secara full year 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 3% sampai 4%. Konsumsi rumah tangga masih relatif terbatas pemulihannya dan sangat lambat," jelasnya.
Dia menambahkan, dari sisi pemulihan antar daerah relatif sangat bervariasi. Kenaikan harga komoditas akan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat bagi daerah yang sangat bergantung pada komoditas seperti Riau dan Kalimantan Timur. "Tingkat kontraksinya sampai dengan akhir tahun lalu tidak sedalam daripada kontraksi di level nasional untuk Riau dan Kalimantan Timur," tuturnya.
(ind)