Gratis Ongkir Batal, Duh Nyesel Gak Nih?

JAKARTA - Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira berkomentar soal pembatalan gratis ongkir momen lebaran nanti. Menurutnya ini cukup disesalkan karena pemerintah bisa lakukan mekanisme subsidi ongkir bukan hanya kepada platform tapi juga kepada bisnis UMKM yang kerjasama dengan platform pesan antar makanan.

"Tidak hanya platform ecommerce tapi subsidi ongkir bisa diperluas lagi untuk bantu driver makanan. Ini memacu juga konsumsi masyarakat untuk pesan makanan secara online dari warung UMKM," ujar Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (30/4/2021).



Dia menambahkan pemerintah bisa juga berikan gratis ongkir bagi pengiriman barang ke luar Jawa. Meskipun sudah diberikan promo ongkir oleh platform tetap saja mahal biayanya.

"Misalnya mau beli baju lebaran di marketplace, pengiriman ke Kalimantan Timur. Itu harga barang sama ongkir meskipun sudah ada promo dari platform tetap mahal ongkirnya," terangnya.

Selain itu pemain UMKM di ecommerce tidak hanya yang bergabung di platform, karena sebanyak 70% bahkan menjual barang di sosial media. "Nah kenapa tidak dibantu yang jualan lewat facebook atau instagram? Masalah data memang perlu hati hati tapi bukan berarti momentum konsumsi yang masih lemah tidak membutuhkan dukungan total pemerintah," tandas dia.



Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menyatakan, pemerintah hanya mendukung sisi edukasi dan sosialisasinya. “Jadi subsidi ongkir gratis bukan ditanggung pemerintah. Perlu diluruskan bahwa promo ongkos kirim hari bangga buatan Indonesia atau BBI 2021 akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab platform e-commerce yang mengikuti program ini,” ujar Bima. Menurut Bima, Hari BBI 2021 akan digelar pada 5 hingga 13 Mei 2021 dan saat ini sudah terdaftar 70 platform peserta.