Gunakan Varietas Padi Produk HKTI, Hasil Panen Petani Melimpah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varietas benih padi baru, M70D dan M400 yang dikembangkan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendapat respon positif petani. Jamal, petani di Desa Lungasan, Kecamatan Blang Pidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan orang pertama di desanya yang menanam M70D.
“Cuma saya di sini yang pakai varietas M70D, alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Semua bertanya-tanya kok padinya cepat tumbuh dan cepat panen,” kata Jamal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/5/2021).
(Baca juga:Moeldoko Tegaskan HUT ke 48 HKTI Momentum Perbaiki Nasib Petani)
Menurutnya, M70D dapat panen hanya dalam waktu 70 hari masa tanam. Jauh lebih cepat dibanding benih reguler, yang baru dapat dipanen setelah 150 hari masa tanam.
Hal yang sama dirasakan Taufik Ismail alias Opik, petani di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menurut Opik, padi yang diperkenalkan Ketua Umum HKTI Moeldoko ini memiliki keunggulan umur tanam yang singkat dan bobot gabahnya bagus.
(Baca juga:Diterjang Pandemi COVID-19 Harga Sawit Stabil, HKTI Sebut Berkah Bagi Petani)
“Umur tanamnya lebih cepat dibanding varietas lain, 70 hari sampai 75 hari setelah tanam sudah bisa dipanen. M70D juga tahan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) wereng batang coklat,” ujar Opik.
Dari sisi produktivitasnya, sawah yang ditanami M70D bisa menghasilkan lebih dari 9 ton gabah kering panen (GKP). “Berdasarkan pengalaman dan hasil riil musim lalu, produktivitas M70D sanggup menembus 9,5 ton GKP per hektare (ha),” jelasnya.
(Baca juga:HKTI Sebut Jabar Tak Perlu Takut Ancaman Krisis Pangan)
Sementara itu, Eko Sumaryanto, petani di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah, memilih varietas M400 yang tak kalah unggul. Selain membuat hasil panen meningkat, padi jenis M400 juga tahan terhadap serangan hama dan anomali cuaca.
“Kelebihan M400 ini produksinya tinggi dan tahan terhadap wereng. Saya mengucapkan terima kasih kepada HKTI Lampung dan Pak Moeldoko yang telah melepas benih varietas M400 pada kami,” katanya.
Padi M400 yang telah disertifikasi Kementerian Pertanian (Kementan) telah ditanam di berbagai daerah di tanah air dengan hasil panen minimum 8,8 ton GKP per ha. Bahkan di Lumajang, pernah mencapai 11 ton per ha. Bersama M70D, kehadirannya diharapkan mampu menggenjot produksi pertanian secara signifikan, sekaligus menyejahterakan petani seperti yang menjadi misi HKTI.
“Cuma saya di sini yang pakai varietas M70D, alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Semua bertanya-tanya kok padinya cepat tumbuh dan cepat panen,” kata Jamal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/5/2021).
(Baca juga:Moeldoko Tegaskan HUT ke 48 HKTI Momentum Perbaiki Nasib Petani)
Menurutnya, M70D dapat panen hanya dalam waktu 70 hari masa tanam. Jauh lebih cepat dibanding benih reguler, yang baru dapat dipanen setelah 150 hari masa tanam.
Hal yang sama dirasakan Taufik Ismail alias Opik, petani di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menurut Opik, padi yang diperkenalkan Ketua Umum HKTI Moeldoko ini memiliki keunggulan umur tanam yang singkat dan bobot gabahnya bagus.
(Baca juga:Diterjang Pandemi COVID-19 Harga Sawit Stabil, HKTI Sebut Berkah Bagi Petani)
“Umur tanamnya lebih cepat dibanding varietas lain, 70 hari sampai 75 hari setelah tanam sudah bisa dipanen. M70D juga tahan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) wereng batang coklat,” ujar Opik.
Dari sisi produktivitasnya, sawah yang ditanami M70D bisa menghasilkan lebih dari 9 ton gabah kering panen (GKP). “Berdasarkan pengalaman dan hasil riil musim lalu, produktivitas M70D sanggup menembus 9,5 ton GKP per hektare (ha),” jelasnya.
(Baca juga:HKTI Sebut Jabar Tak Perlu Takut Ancaman Krisis Pangan)
Sementara itu, Eko Sumaryanto, petani di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah, memilih varietas M400 yang tak kalah unggul. Selain membuat hasil panen meningkat, padi jenis M400 juga tahan terhadap serangan hama dan anomali cuaca.
“Kelebihan M400 ini produksinya tinggi dan tahan terhadap wereng. Saya mengucapkan terima kasih kepada HKTI Lampung dan Pak Moeldoko yang telah melepas benih varietas M400 pada kami,” katanya.
Padi M400 yang telah disertifikasi Kementerian Pertanian (Kementan) telah ditanam di berbagai daerah di tanah air dengan hasil panen minimum 8,8 ton GKP per ha. Bahkan di Lumajang, pernah mencapai 11 ton per ha. Bersama M70D, kehadirannya diharapkan mampu menggenjot produksi pertanian secara signifikan, sekaligus menyejahterakan petani seperti yang menjadi misi HKTI.
(dar)