Green Surfactant Petrokimia Gresik Jadi Incaran Industri Migas
loading...
A
A
A
“Oleh karena itu, green surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak,” ujar Dwi Satriyo.
(Baca juga:Pupuk Langka, Massa Gabungan LSM dan Petani Datangi Petrokimia Gresik)
Sementara itu, dalam hal pemasaran, Petrokimia Gresik mendapat dukungan marketing and technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI). Setelah pengiriman ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap, selanjutnya Petrokimia Gresik akan melakukan pengiriman green surfactant dengan volume 3.500 liter ke Sumur Kawengan Cepu, Jawa Tengah.
“Ini menjadi bukti green surfactant produksi Petrokimia Gresik sangat diminati industri migas di tanah air,” tandasnya.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur)
Saat ini kapasitas produksi green surfactant Petrokimia Gresik mencapai 600 kiloliter (KL) per tahun. Melihat potensi pasar yang masih terbuka lebar, Dwi Satriyo berharap ke depan produksi green surfactant dapat ditingkatkan tidak lagi sekadar mini plant, tetapi dalam skala yang lebih besar lagi.
Menurut Dwi Satriyo, hadirnya produk green surfactant ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik terhadap target produksi crude oil 1 juta barrel per hari yang dicanangkan pemerintah melalui SKK Migas.
“Selain itu, kerja sama ini juga menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, salah satunya surfaktan,” tandas Dwi Satriyo.
(Baca juga:Pupuk Langka, Massa Gabungan LSM dan Petani Datangi Petrokimia Gresik)
Sementara itu, dalam hal pemasaran, Petrokimia Gresik mendapat dukungan marketing and technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI). Setelah pengiriman ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap, selanjutnya Petrokimia Gresik akan melakukan pengiriman green surfactant dengan volume 3.500 liter ke Sumur Kawengan Cepu, Jawa Tengah.
“Ini menjadi bukti green surfactant produksi Petrokimia Gresik sangat diminati industri migas di tanah air,” tandasnya.
(Baca juga:Petrokimia Gresik Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur)
Saat ini kapasitas produksi green surfactant Petrokimia Gresik mencapai 600 kiloliter (KL) per tahun. Melihat potensi pasar yang masih terbuka lebar, Dwi Satriyo berharap ke depan produksi green surfactant dapat ditingkatkan tidak lagi sekadar mini plant, tetapi dalam skala yang lebih besar lagi.
Menurut Dwi Satriyo, hadirnya produk green surfactant ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik terhadap target produksi crude oil 1 juta barrel per hari yang dicanangkan pemerintah melalui SKK Migas.
“Selain itu, kerja sama ini juga menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, salah satunya surfaktan,” tandas Dwi Satriyo.
(dar)