Simak! Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 ala Pefindo
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario pesimis dan moderat hingga akhir tahun 2021.
Ekonom PT Pefindo Fikri C Permana mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan kuartal lain karena adanya momentum Ramadan dan Idulfitri. Begitu pula dengan kuartal IV/2021 yang didorong Natal dan libur akhir tahun.
Dalam skenario pesimis, jika pada kuartal II/2021 tidak mencapai 7% atau antara 4,5% hingga 5% maka kemungkinan di akhir tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 3,9%.
"Itu pun dengan asumsi rupiah dan tingkat imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) akan terjaga. Rupiah kami perkirakan masih akan berada di Rp14.700 dengan skenario pesimis dan yield SUN akan berada di angka 6,9% seiring dengan inflasi ataupun yield US Treasury yang berada di level 2% nantinya," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Senin (10/5/2021).
Sementara dalam skenario moderat, apabila pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 6% hingga 6,5% pada kuartal II/2021, maka pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2021 bisa berada di angka 4,4%. "Itupun dengan catatan nilai tukar rupiah bisa berada antara Rp14.300, yield SUN bisa berada diantara sekitar 6,2%, lalu yield US Treasury bisa berada di level saat ini antara 1,5%-1,6%," jelas Fikri.
Fikri melanjutkan, jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 bisa mencapai 7% maka pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2021 bisa mendekati angka 4,9% hingga 5%. Dengan catatan nilai tukar rupiah bisa berada di bawah Rp14.000 antara Rp13.800-Rp14.000. "Itupun dengan yield SUN yang kami harapkan berada di sekitar 5,6%-5,8% nantinya. Dengan harapan yield US Treasury bisa terjaga di bawah 1% atau setidaknya antara 1%-1,3%," tandasnya.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
Ekonom PT Pefindo Fikri C Permana mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan kuartal lain karena adanya momentum Ramadan dan Idulfitri. Begitu pula dengan kuartal IV/2021 yang didorong Natal dan libur akhir tahun.
Dalam skenario pesimis, jika pada kuartal II/2021 tidak mencapai 7% atau antara 4,5% hingga 5% maka kemungkinan di akhir tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 3,9%.
"Itu pun dengan asumsi rupiah dan tingkat imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) akan terjaga. Rupiah kami perkirakan masih akan berada di Rp14.700 dengan skenario pesimis dan yield SUN akan berada di angka 6,9% seiring dengan inflasi ataupun yield US Treasury yang berada di level 2% nantinya," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Senin (10/5/2021).
Sementara dalam skenario moderat, apabila pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 6% hingga 6,5% pada kuartal II/2021, maka pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2021 bisa berada di angka 4,4%. "Itupun dengan catatan nilai tukar rupiah bisa berada antara Rp14.300, yield SUN bisa berada diantara sekitar 6,2%, lalu yield US Treasury bisa berada di level saat ini antara 1,5%-1,6%," jelas Fikri.
Fikri melanjutkan, jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 bisa mencapai 7% maka pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2021 bisa mendekati angka 4,9% hingga 5%. Dengan catatan nilai tukar rupiah bisa berada di bawah Rp14.000 antara Rp13.800-Rp14.000. "Itupun dengan yield SUN yang kami harapkan berada di sekitar 5,6%-5,8% nantinya. Dengan harapan yield US Treasury bisa terjaga di bawah 1% atau setidaknya antara 1%-1,3%," tandasnya.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
(nng)