Gagal Bayar MTN Rp400 Miliar, TDPM Susun Proposal Restrukturisasi

Selasa, 11 Mei 2021 - 20:29 WIB
loading...
Gagal Bayar MTN Rp400...
PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) menyiapkan proposal restrukturisasi terkait terlambatnya pembayaran utang pokok MTN senilai Rp400 miliar. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM), emiten produsen bahan baku aneka industri, menyatakan tengah menyusun proposal dan restrukturisasi terkait terlambatnya pembayaran utang pokok medium term notes (MTN) II Tridomain Performance Materials tahun 2018 sebesar Rp400 miliar.

Berdasarkan pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Nomor KSEI-3220/DIR/0421 pada 26 April 2021 perihal penundaan pembayaran pelunasan pokok MTN II Tridomain Performance Materials Tahun 2018 (TDPM02XXMF), MTN tersebut jatuh tempo pada 27 April 2021 lalu. Hal ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap perdagangan saham TDPM di seluruh pasar hingga pengumuman lebih lanjut.



Menanggapi hal itu, Financial Advisor TDPM Hendri Kurniadi mengatakan bahwa perseroan saat ini bekerja keras untuk melakukan restrukturisasi.

"Proposal restrukturisasi itu diharapkan pada pekan depan sudah dapat diserahkan kepada MTN holder dan juga bond holder. Sekaligus bersama seluruh bank yang terkonsolidasi di Tridomain. Insya Allah perusahaan akan segera kembali pulih, mungkin estimasi kita paling lama tiga tahun, mudah-mudahan bisa lebih cepat," ujar Hendri dalam public expose TDPM secara virtual, Selasa (11/5/2021).

Dalam restrukturisasi yang disiapkan, ada beberapa kewajiban yang akan dilakukan perseroan. Perseroan, kata dia, juga menyiapkan alternatif selain restrukturisasi.



"Alternatif yang akan dilakukan adalah dalam waktu dua sampai tiga bulan maksimum kita sudah bisa melakukan proposal penyelesaian bersama dengan seluruh wali amanat, selanjutnya kita juga akan berkoordinasi dengan bank-bank yang sudah cukup lama bersama dengan Perseroan untuk mulai melakukan reschedule segala kewajiban Perseroan berikut anak-anak usaha," paparnya.

Hendri mengklaim hingga saat ini perseroan berhubungan cukup baik dengan kreditur. Namun, saat ini TDPM terpaksa harus melakukan penjadwalan ulang terhadap pembayaran kewajiban tersebut.

Dia meyakinkan bahwa komitmen dari manajemen maupun pemegang saham semuanya akan dapat terselesaikan karena kondisi fundamental perusahaan masih cukup memadai. "Hanya kalau membayar utang secara langsung maupun bunga tentu saja akan mengalami kesulitan, bukan hanya perseroan tapi industri secara umum," jelasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2238 seconds (0.1#10.140)