Masih Ada Desak-desakan di KRL, Menhub: Ini Pelajaran Mahal

Jum'at, 14 Mei 2021 - 15:12 WIB
loading...
Masih Ada Desak-desakan di KRL, Menhub: Ini Pelajaran Mahal
Penumpang KRL/Foto/Ilustrasi/@jakartainformasi
A A A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau aktivitas penumpang di Stasiun Manggarai , Jakarta Selatan. Tinjauan ini adalah untuk memastikan protokol kesehatan di wilayah aglomerasi dijalankan dengan baik pada hari kedua Lebaran.

Menhub mengatakan, ada beberapa masukan yang harus dibenahi oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam mengelola transportasi kereta rel listrik (KRL) di wilayah anglomerasi. Salah satunya adalah penerapan protokol kesehatan yang masih belum dijalankan secara maksimal.

Baca juga:Tinjau Stasiun Manggarai, Menhub: Saya Minta KCI Lebih Profesional

Sebagai salah satu contohnya adalah masih ada penumpang yang beredesak-desakan dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Tak hanya itu, ada beberapa kereta juga yang tidak dijaga oleh petugas.

“Saya melihat pengelolaan dari KCI tidak profesional. Saya tahu beberapa penumpang (masih desak-desakan). Lebih dari 70 orang per gerbon, gak ada yang jaga,” ujarnya saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (14/5/2021).

Menurut Menhub, dalam beberapa hari terakhir ada lebih dari 200.000 pergerakan yang menggunakan transportasi KRL. Pada akhir pekan besok diperkirakan pergerakan akan mengalami peningkatan kembali.

Dirinya meminta agar pengelolaan transportasi seperti kereta di wilayah aglomerasi bisa dikelola dengan baik. Jadi, pergerakan penumpang di kereta bisa terkontrol.

“Saya minta KCI lebih profesional awasi pergerakan aglomerasi. Ini pelajaran mahal, banyak orang tak terkontrol,” kata Menhub.

Baca juga:Hari Pertama Lebaran, BNPB Laporkan 5 Kabupaten di 4 Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor

Menhub juga meminta agar random check test antigen tetap dilakukan di stasiun atau titik keberangkatan. Pengecekan suhu tubuh juga harus dilakukan agar mereka yang memiliki gejala tak diizinkan untuk berangkat.

“Saya minta antigen di titik berangkat secata random dilakukan. Walaupun secara random dilakukan. Jadi ada gejala, lakukan itu,” jelasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)