Perusahaan Peralatan Medis AS Rilis Produk Swab untuk Pasar Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berlangsung setahun lebih. Berbagai upaya dilakukan untuk menghentikannya, salah satunya dengan 3T (tracing, testingdan treatment) yang sangat berguna untuk identifikasi awal Covid-19 , sehingga cepat cegah penyebarannya. Pemerintah telah menetapkan swab antigen sebagai salah satu metode testing yang dapat digunakan. Beberapa perusahaan telah memasok peralatan tes tersebut. Salah satunya perusahaan peralatan medis dan perawatan kesehatan asal Amerika Serikat (AS) Abbott mengeluarkan produk swab antigen terbaru yaitu Abbott Panbio Antigen Nasal.
“Abbott fokus untuk membawa serangkaian alat tes Covid-19 yang andal, cepat, akurat dan nyaman ke Indonesia secepat mungkin untuk membantu mengatasi pandemi ini,” ungkap Wakil Presiden Divisi Bisnis Diagnostik Cepat Abbott Asia Pasifik Sanjeev Johar dalam keterangan tertulisnya Sabtu (15/5/2021).
(Baca Juga : Kewajiban Pakai Masker Ciptakan Peluang Baru Bagi Industri Farmasi )
Menurut Sanjeev, Abbott Panbio antigen nasal penggunaannya cenderung mudah, untuk pengambilan sampel hanya sedalam 2 centimeterdari lubang hidung, sehingga meminimalkan reflex yang mengganggu seperti batuk dan bersin tanpa mengurangi keakuratan hasilnya. “Alat ini memiliki sensitivitas 98,1% dan spesifitas 99,8%,”klaimnya.
Alat yang kini tersedia di banyak point of care dapat digunakan tanpa laboratorium maupun alat instrumen tambahan lain dan mampu mengidentifikasi pasien yang tertular Covid-19 dalam waktu 15 menit sehingga diklaim cocok digunakan untuk pengujian dalam skala besar.
(Baca Juga : Bumame Farmasi Berkolaborasi dengan ASRI Mudahkan Layanan Tes Covid-19 )
Abbott Panbio Antigen Nasal juga diklaim sebagai satu-satunya produk antigen nasal yang telah mendapat rekomendasi Emergency Used Listing (EUL) WHO dan tentunya telah memiliki ijin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga memenuhi syarat penggunaan yang ditetapkan oleh Kemenkes.Saat ini Abbott merupakan market leader di bidang teknologi diagnostik setelah mengakuisisi Alere Inc. pada 2017. Khususnya di bidang pengujian cepat penyakit kardiometabolik, penyakit menular, dan toksikologi.
“Berdasarkan studi epidemiologi, Indonesia menghadapi potensi ledakan kasus Covid-19 paska Idul Fitri dan hal tersebut sudah pernah terjadi di Indonesia,”imbuh Dr. Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (cand.), Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University, Australia.
“Abbott fokus untuk membawa serangkaian alat tes Covid-19 yang andal, cepat, akurat dan nyaman ke Indonesia secepat mungkin untuk membantu mengatasi pandemi ini,” ungkap Wakil Presiden Divisi Bisnis Diagnostik Cepat Abbott Asia Pasifik Sanjeev Johar dalam keterangan tertulisnya Sabtu (15/5/2021).
(Baca Juga : Kewajiban Pakai Masker Ciptakan Peluang Baru Bagi Industri Farmasi )
Menurut Sanjeev, Abbott Panbio antigen nasal penggunaannya cenderung mudah, untuk pengambilan sampel hanya sedalam 2 centimeterdari lubang hidung, sehingga meminimalkan reflex yang mengganggu seperti batuk dan bersin tanpa mengurangi keakuratan hasilnya. “Alat ini memiliki sensitivitas 98,1% dan spesifitas 99,8%,”klaimnya.
Alat yang kini tersedia di banyak point of care dapat digunakan tanpa laboratorium maupun alat instrumen tambahan lain dan mampu mengidentifikasi pasien yang tertular Covid-19 dalam waktu 15 menit sehingga diklaim cocok digunakan untuk pengujian dalam skala besar.
(Baca Juga : Bumame Farmasi Berkolaborasi dengan ASRI Mudahkan Layanan Tes Covid-19 )
Abbott Panbio Antigen Nasal juga diklaim sebagai satu-satunya produk antigen nasal yang telah mendapat rekomendasi Emergency Used Listing (EUL) WHO dan tentunya telah memiliki ijin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga memenuhi syarat penggunaan yang ditetapkan oleh Kemenkes.Saat ini Abbott merupakan market leader di bidang teknologi diagnostik setelah mengakuisisi Alere Inc. pada 2017. Khususnya di bidang pengujian cepat penyakit kardiometabolik, penyakit menular, dan toksikologi.
“Berdasarkan studi epidemiologi, Indonesia menghadapi potensi ledakan kasus Covid-19 paska Idul Fitri dan hal tersebut sudah pernah terjadi di Indonesia,”imbuh Dr. Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (cand.), Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University, Australia.
(dar)