Pemerintah Rogoh Rp77 Triliun untuk Pengadaan Vaksin Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat jumlah anggaran pengadaan vaksin Covid-19 mencapai Rp77 triliun. Vaksin tersebut tetap diberikan secara gratis kepada masyarakat.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, anggaran yang digelontorkan pemerintah semata-mata untuk membentuk herd immunity atau kekebalan tubuh 181,5 juta warga atau setara 70% jumlah penduduk Indonesia.
“Jumlahnya di Indonesia 181,5 juta penduduk yang perlu vaksinasi. Pengadaan vaksin luar biasa besar karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, hampir Rp77 triliun, di mana vaksin dibeli dan dibagikan secara gratis," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/5/2021).
Meski pemerintah harus menanggung harga pengadaan vaksin Covid-19 dengan jumlah yang besar, Erick menegaskan tidak ada niatan negara mencari keuntungan dari program vaksinasi nasional.
"Saya bilang tolong konteksnya jangan dilihat seakan-akan pemerintah hadir mencari margin atau keuntungan. Pemerintah sudah mengeluarkan Rp77 triliun untuk pengadaan vaksin gratis dan saya rasa ini merupakan salah satu terbesar di dunia yang kita harus apresiasi," tandas mantan bos Inter Milan itu.
Lebih lanjut Erick menyatakan, pemerintah tidak menutup mata untuk membuka kerja sama dengan negara lain untuk memperluas jumlah vaksin Covid-19 di Indonesia.
Saat ini otoritas sudah berkoordinasi dengan sejumlah produsen farmasi asing untuk menambah jumlah vaksin di Tanah Air. Misalnya, komitmen dengan CanSino Biologics Inc, produsen vaksin asal China, dan Sinopharm.
Untuk Sinopharm ditargetkan sebanyak 15 juta dosis vaksin yang akan didatangkan hingga Desember 2021 mendatang. Jenis vaksin ini akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong yang menyasar 7,5 juta karyawan.
Adapun Cansino akan memasok 12,5 juta dengan target penyuntikan kepada 5 juta karyawan. "Vaksin gotong royong dua merk Sinopharm dan CanSino. Untuk Sinopharm 15 juta dosis atau 7,5 juta orang sampai bulan Desember. Cansino 5 juta satu suntikan, total 12,5 juta vaksin," bebernya.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, anggaran yang digelontorkan pemerintah semata-mata untuk membentuk herd immunity atau kekebalan tubuh 181,5 juta warga atau setara 70% jumlah penduduk Indonesia.
“Jumlahnya di Indonesia 181,5 juta penduduk yang perlu vaksinasi. Pengadaan vaksin luar biasa besar karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, hampir Rp77 triliun, di mana vaksin dibeli dan dibagikan secara gratis," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/5/2021).
Meski pemerintah harus menanggung harga pengadaan vaksin Covid-19 dengan jumlah yang besar, Erick menegaskan tidak ada niatan negara mencari keuntungan dari program vaksinasi nasional.
"Saya bilang tolong konteksnya jangan dilihat seakan-akan pemerintah hadir mencari margin atau keuntungan. Pemerintah sudah mengeluarkan Rp77 triliun untuk pengadaan vaksin gratis dan saya rasa ini merupakan salah satu terbesar di dunia yang kita harus apresiasi," tandas mantan bos Inter Milan itu.
Lebih lanjut Erick menyatakan, pemerintah tidak menutup mata untuk membuka kerja sama dengan negara lain untuk memperluas jumlah vaksin Covid-19 di Indonesia.
Saat ini otoritas sudah berkoordinasi dengan sejumlah produsen farmasi asing untuk menambah jumlah vaksin di Tanah Air. Misalnya, komitmen dengan CanSino Biologics Inc, produsen vaksin asal China, dan Sinopharm.
Untuk Sinopharm ditargetkan sebanyak 15 juta dosis vaksin yang akan didatangkan hingga Desember 2021 mendatang. Jenis vaksin ini akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong yang menyasar 7,5 juta karyawan.
Adapun Cansino akan memasok 12,5 juta dengan target penyuntikan kepada 5 juta karyawan. "Vaksin gotong royong dua merk Sinopharm dan CanSino. Untuk Sinopharm 15 juta dosis atau 7,5 juta orang sampai bulan Desember. Cansino 5 juta satu suntikan, total 12,5 juta vaksin," bebernya.
(ind)