Hasil Survei Persepsi Prakerja Sangat Positif, PMO Janji Terus Berbenah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengaku lega karena hasil survei Cyrus Network atas persepsi penerima program Kartu Prakerja sangat positif. Persepsi positif ini bukan hanya tentang proses melainkan juga hasil. Bukan hanya mencakup keterampilan peserta program, tetapi juga sikap.
"Ini penting, tadi ditanyakan lebih detail lagi terkait percaya diri, disiplin, inisiatif, dan tanggung jawab. Itu adalah hal-hal positif yang semestinya dimiliki oleh pekerja atau angkatan kerja," ujarnya melalui video virtual di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Denni menyebut hasil riset ini senada dengan hasil survei evaluasi yang dilakukan PMO dan BPS tahun lalu. Hal ini, kata dia, karena didukung metode penelitian dan sampling yang memang kuat refleksinya. "Terus terang saja, tim saya di belakang sangat lega," ucapnya.
Menurut dia, pihak PMO juga sudah melakukan survei internal karena ini merupakan mandat dari Peraturan Presiden Joko Widodo dan Peraturan Menko Perekonomian. Namun, meskipun hasil survei ini positif, perbaikan akan terus dilakukan.
"Yang pertama, kami akan memperbaiki atau meningkatkan edukasi kami mengenai saldo pelatihan. Bahwa saldo pelatihan itu harus dihabiskan dan tidak bisa diuangkan, sisa Rp50 saja itu diambil bu Menkeu Sri Mulyani," jelasnya.
Dia juga menanggapi perihal jawaban responden yang mengatakan tidak ada pelatihan yang cocok. "Really? Karena ada 1.500 jenis pelatihan, tahun 2021 ini kami sudah ada fitur machine learning yang bisa memberikan post recommendation yang sesuai dengan sisa saldo peserta," bebernya.
Berdasarkan hasil survei Cyrus Network pula, Denni merespon bahwa pihaknya akan menambahkan investasi lebih banyak di Facebook. Untuk kelas pemasaran lewat media sosial, Instagram memang menempati posisi pertama dan sudah sesuai dengan strategi, disusul dengan Facebook di posisi kedua.
"Kami ingin, dan juga, sudah memperbaiki keterlambatan insentif dengan langkah front loading. Jadi misalnya peserta dijadwalkan dapat insentif di tanggal 25, kami akan berusaha mentransfer di minggu pertama," tuturnya.
Hal ini dikarenakan jika transfer insentifnya dicocokkan pada tanggal itu, apa saja bisa terjadi. Misalnya, akun yang dormant sehingga ditutup, pergantian nomor telpon, atau over-limit, dan hal-hal yang bukan dalam kontrol PMO.
"Kami ingin terus memperbaiki kualitas pelatihan karena kami tidak punya ruang untuk berpuas diri. Untuk publik dan khususnya yang bukan penerima program, tentu persepsinya bisa berbeda karena tidak ada user experience dan bias pemberitaan di media, dan bisa juga kecewa karena sudah daftar tapi belum diterima," beber Denni.
Maka itu, pihaknya akan terus melakukan pembenahan dan perbaikan agar publik bisa melihat bahwa Program Kartu Prakerja memang bagus, dan yang sahih pendapatnya adalah mereka yang sudah menerima program.
"Survei Cyrus Network ini adalah satu-satunya survei yang menanyakan kepada alumni Kartu Prakerja tahun 2020 yang sudah tidak menerima manfaat di tahun 2021. Jadi mereka mau ngomong jelek pun tidak ada konsekuensinya, tapi mereka tetap mengatakan hal positif tentang program ini. Saya pikir ini hal yang baik," pungkasnya.
"Ini penting, tadi ditanyakan lebih detail lagi terkait percaya diri, disiplin, inisiatif, dan tanggung jawab. Itu adalah hal-hal positif yang semestinya dimiliki oleh pekerja atau angkatan kerja," ujarnya melalui video virtual di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Denni menyebut hasil riset ini senada dengan hasil survei evaluasi yang dilakukan PMO dan BPS tahun lalu. Hal ini, kata dia, karena didukung metode penelitian dan sampling yang memang kuat refleksinya. "Terus terang saja, tim saya di belakang sangat lega," ucapnya.
Menurut dia, pihak PMO juga sudah melakukan survei internal karena ini merupakan mandat dari Peraturan Presiden Joko Widodo dan Peraturan Menko Perekonomian. Namun, meskipun hasil survei ini positif, perbaikan akan terus dilakukan.
"Yang pertama, kami akan memperbaiki atau meningkatkan edukasi kami mengenai saldo pelatihan. Bahwa saldo pelatihan itu harus dihabiskan dan tidak bisa diuangkan, sisa Rp50 saja itu diambil bu Menkeu Sri Mulyani," jelasnya.
Dia juga menanggapi perihal jawaban responden yang mengatakan tidak ada pelatihan yang cocok. "Really? Karena ada 1.500 jenis pelatihan, tahun 2021 ini kami sudah ada fitur machine learning yang bisa memberikan post recommendation yang sesuai dengan sisa saldo peserta," bebernya.
Berdasarkan hasil survei Cyrus Network pula, Denni merespon bahwa pihaknya akan menambahkan investasi lebih banyak di Facebook. Untuk kelas pemasaran lewat media sosial, Instagram memang menempati posisi pertama dan sudah sesuai dengan strategi, disusul dengan Facebook di posisi kedua.
"Kami ingin, dan juga, sudah memperbaiki keterlambatan insentif dengan langkah front loading. Jadi misalnya peserta dijadwalkan dapat insentif di tanggal 25, kami akan berusaha mentransfer di minggu pertama," tuturnya.
Hal ini dikarenakan jika transfer insentifnya dicocokkan pada tanggal itu, apa saja bisa terjadi. Misalnya, akun yang dormant sehingga ditutup, pergantian nomor telpon, atau over-limit, dan hal-hal yang bukan dalam kontrol PMO.
"Kami ingin terus memperbaiki kualitas pelatihan karena kami tidak punya ruang untuk berpuas diri. Untuk publik dan khususnya yang bukan penerima program, tentu persepsinya bisa berbeda karena tidak ada user experience dan bias pemberitaan di media, dan bisa juga kecewa karena sudah daftar tapi belum diterima," beber Denni.
Maka itu, pihaknya akan terus melakukan pembenahan dan perbaikan agar publik bisa melihat bahwa Program Kartu Prakerja memang bagus, dan yang sahih pendapatnya adalah mereka yang sudah menerima program.
"Survei Cyrus Network ini adalah satu-satunya survei yang menanyakan kepada alumni Kartu Prakerja tahun 2020 yang sudah tidak menerima manfaat di tahun 2021. Jadi mereka mau ngomong jelek pun tidak ada konsekuensinya, tapi mereka tetap mengatakan hal positif tentang program ini. Saya pikir ini hal yang baik," pungkasnya.
(ind)