Balas Stafsus Menteri BUMN, Peter Gontha Sebut Pemegang Saham Minoritas Garuda Rugi Rp11,2 T
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Peter F. Gontha membeberkan adanya kerugian pemegang saham minoritas akibat kinerja maskapai penerbangan pelat merah yang kian merugi. Adapun jumlah kerugian mencapai Rp 11,2 triliun.
Diketahui, saham minoritas tersebut milik pengusaha Chairul Tanjung. Dimana, saham yang dimilikinya sebesar 28%. Kabar kerugian pun disampaikan Peter melalui akun Instagram @petergontah yang dipublikasi pada Jumat malam, 4 Juni 2021.
"Memang saya mewakili orang yang memegang saham minoritas, artinya dikit lah cuman 28 persen, yaitu Chairul Tanjung (CT). Tapi sih, minoritas yang sudah rugi Rp 11 triliun," tulis Peter.
Postingan lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur di grup usaha keluarga Cendana itu sekaligus menjadi jawaban atas postingan Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga . Dimana, Arya mengklarifikasi perihal tuduhan bahwa Peter memiliki saham di Garuda Indonesia.
Adapun bunyi postingan Arya Sinulingga dan balasan Peter Gontha sebagai berikut:
"Duh, Bapak ini makin aneh saja. Pertama, Anda tulis bahwa saya mengatakan Anda punya saham di Garuda dalam talkshow di TVOne. Padahal saya tidak pernah mengatakan punya saham di Garuda, tetapi orang yang punya saham minoritas di Garuda yang menunjuk Anda jadi Komisaris."
Nah, ketika suda saya luruskan di postingan Anda yang salah, Anda bukannya meralat, tapi sekarang mengatakan saya marah di TVOne, kapan saya marah sama Anda… hanya mengatakan bahwa Anda itu lucu. Ketika diundang rapat bertemu dengan Kementerian, Anda datang tapi Anda diam saja tidak ada komentar," postingannya.
Ini Jawaban saya:
Kalau ada yang bilang kok ribut sih di sini, enggak ribut hanya diskusi. Kalau dikatakan saya kok makin aneh, iya juga sih, namanya juga orang sudah uzur tapi masih belum berhenti berpikir karena masih rasa sehat. Nanti juga kalau sudah nggak sanggup lagi,, diam sendiri.
#Memang saya mewakili orang yang memegang saham minoritas, artinya dikit lah cuman 28 persen, yaitu Chairul Tanjung (CT). Tapi sih minoritas yang sudah rugi Rp 11 triliun. Ini perhitungannya:
Waktu CT diminta tolong karena para underwriter gagal total, CT setor 250 juta dolar AS, waktu itu dan masih sekitaran Rp 8.000 dan sekarang sudah Rp 14.500.
Harga saham waktu itu Rp 625 dan sekarang sudah Rp 256. Silakan hitung, tapi menurut saya dalam waktu 9 tahun kerugian CT saya hitung sudah Rp 11,2 triliun, termasuk bunga, belum hitung inflasi, banyak juga ya mas Arya?.
Sementara orang yang tidak setor apa-apa bikin aturan dan strategi tanpa melibatkan pihak Pak CT. Sedih kan? (Bukan marah lho).
Jadi mas Arya, yang paling sakit itu adalah pak CT. Sih pemegang saham ece-ece, minoritas, yang mas Arya sebut itu. Jadi karena saya mendapat amanah untuk mewakili beliau ya, saya harus menyuarakan kegalauan orang yang percaya kepada saya. Menurut saya, R 11,2 triliun banyak juga ya?," tulis Peter.
Lihat Juga: Saksikan Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Ole Romeny dan 2 Pemain Naturalisasi U-20 Tiba di SUGBK
Diketahui, saham minoritas tersebut milik pengusaha Chairul Tanjung. Dimana, saham yang dimilikinya sebesar 28%. Kabar kerugian pun disampaikan Peter melalui akun Instagram @petergontah yang dipublikasi pada Jumat malam, 4 Juni 2021.
"Memang saya mewakili orang yang memegang saham minoritas, artinya dikit lah cuman 28 persen, yaitu Chairul Tanjung (CT). Tapi sih, minoritas yang sudah rugi Rp 11 triliun," tulis Peter.
Postingan lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur di grup usaha keluarga Cendana itu sekaligus menjadi jawaban atas postingan Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga . Dimana, Arya mengklarifikasi perihal tuduhan bahwa Peter memiliki saham di Garuda Indonesia.
Adapun bunyi postingan Arya Sinulingga dan balasan Peter Gontha sebagai berikut:
"Duh, Bapak ini makin aneh saja. Pertama, Anda tulis bahwa saya mengatakan Anda punya saham di Garuda dalam talkshow di TVOne. Padahal saya tidak pernah mengatakan punya saham di Garuda, tetapi orang yang punya saham minoritas di Garuda yang menunjuk Anda jadi Komisaris."
Nah, ketika suda saya luruskan di postingan Anda yang salah, Anda bukannya meralat, tapi sekarang mengatakan saya marah di TVOne, kapan saya marah sama Anda… hanya mengatakan bahwa Anda itu lucu. Ketika diundang rapat bertemu dengan Kementerian, Anda datang tapi Anda diam saja tidak ada komentar," postingannya.
Ini Jawaban saya:
Kalau ada yang bilang kok ribut sih di sini, enggak ribut hanya diskusi. Kalau dikatakan saya kok makin aneh, iya juga sih, namanya juga orang sudah uzur tapi masih belum berhenti berpikir karena masih rasa sehat. Nanti juga kalau sudah nggak sanggup lagi,, diam sendiri.
#Memang saya mewakili orang yang memegang saham minoritas, artinya dikit lah cuman 28 persen, yaitu Chairul Tanjung (CT). Tapi sih minoritas yang sudah rugi Rp 11 triliun. Ini perhitungannya:
Waktu CT diminta tolong karena para underwriter gagal total, CT setor 250 juta dolar AS, waktu itu dan masih sekitaran Rp 8.000 dan sekarang sudah Rp 14.500.
Harga saham waktu itu Rp 625 dan sekarang sudah Rp 256. Silakan hitung, tapi menurut saya dalam waktu 9 tahun kerugian CT saya hitung sudah Rp 11,2 triliun, termasuk bunga, belum hitung inflasi, banyak juga ya mas Arya?.
Sementara orang yang tidak setor apa-apa bikin aturan dan strategi tanpa melibatkan pihak Pak CT. Sedih kan? (Bukan marah lho).
Jadi mas Arya, yang paling sakit itu adalah pak CT. Sih pemegang saham ece-ece, minoritas, yang mas Arya sebut itu. Jadi karena saya mendapat amanah untuk mewakili beliau ya, saya harus menyuarakan kegalauan orang yang percaya kepada saya. Menurut saya, R 11,2 triliun banyak juga ya?," tulis Peter.
Lihat Juga: Saksikan Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Ole Romeny dan 2 Pemain Naturalisasi U-20 Tiba di SUGBK
(akr)