Rupiah Lemas Usai Varian Baru Delta Covid-19 Gempur DKI Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini. Rupiah ditutup melemah 12 point dalam perdagangan sore tengah pekan atau berada di level Rp14.237.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menerangkan, melemah rupiah akibat gagalnya pemerintah dalam penanganan Covid-19. Hasilnya angka kasus covid-19 melonjak.
"Penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di lingkup RT/RW di Provinsi DKI Jakarta tidak efektif membendung laju penyebaran COVID-19 di Ibu Kota," ujarnya Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (16/6/2021).
Ibrahim menjelaskan, upaya yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dinilai terlampau lemah membendung gelombang tinggi sebaran corona yang sekarang ini sudah bermutasi menjadi sejumlah varian baru seperti varian B117 dan B1617.
“Diibaratkan perang, gempuran corana di Jakarta saat ini adalah pasukan mematikan yang memberondong dengan peralatan tempur mutakhir, sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya mampu menahan gempuran musuh dengan peralatan tradisional seperti bambu runcing,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ibrahim memaparkan ada beberapa opsi yang harus dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta untuk menekan angka penyebaran corona. Contohnya saja melakukan lockdown total diberangi dengan vaksinasi (walaupun ini bertentangan dengan program Pemerintah pusat).
Ia menambahkan dalam lockdown total, semua kegiatan di dalam kota diberhentikan sementara. Sehingga tidak ada mobilitas masyarakat yang dapat memicu penularan.
“Strategi seperti ini saya yakini dapat menaklukkan musuh tak kasat mata itu, walaupun akan berdampak terhadap perekonomian namun yang terpenting kesehatan masyarakat harus yang utama,” tandasnya.
Sementara itu untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.220-Rp14.260 per USD.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menerangkan, melemah rupiah akibat gagalnya pemerintah dalam penanganan Covid-19. Hasilnya angka kasus covid-19 melonjak.
"Penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di lingkup RT/RW di Provinsi DKI Jakarta tidak efektif membendung laju penyebaran COVID-19 di Ibu Kota," ujarnya Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (16/6/2021).
Ibrahim menjelaskan, upaya yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dinilai terlampau lemah membendung gelombang tinggi sebaran corona yang sekarang ini sudah bermutasi menjadi sejumlah varian baru seperti varian B117 dan B1617.
“Diibaratkan perang, gempuran corana di Jakarta saat ini adalah pasukan mematikan yang memberondong dengan peralatan tempur mutakhir, sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya mampu menahan gempuran musuh dengan peralatan tradisional seperti bambu runcing,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ibrahim memaparkan ada beberapa opsi yang harus dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta untuk menekan angka penyebaran corona. Contohnya saja melakukan lockdown total diberangi dengan vaksinasi (walaupun ini bertentangan dengan program Pemerintah pusat).
Ia menambahkan dalam lockdown total, semua kegiatan di dalam kota diberhentikan sementara. Sehingga tidak ada mobilitas masyarakat yang dapat memicu penularan.
“Strategi seperti ini saya yakini dapat menaklukkan musuh tak kasat mata itu, walaupun akan berdampak terhadap perekonomian namun yang terpenting kesehatan masyarakat harus yang utama,” tandasnya.
Sementara itu untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.220-Rp14.260 per USD.
(akr)