10 Tahun ke Depan, Kemendag Proyeksi PDB RI Tembus Rp24.000 Triliun

Kamis, 17 Juni 2021 - 16:45 WIB
loading...
10 Tahun ke Depan, Kemendag...
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat gross domestic product (GDP) Indonesia akan naik Rp24.000 triliun dari posisinya saat ini. Kenaikan nilai produk domestik druto (PDB) disebabkan adanya dorongan investasi di sektor ekonomi digital .

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut, pada 2020 nilai PDB Indonesia berada di posisi Rp15.400 triliun dan 10 tahun mendatang akan mengalami kenaikan Rp24.000 triliun.

Baca juga:Tiga Tokoh Ini Jadi Penentu Peta Politik Pilpres 2024

"Kita dalam satu era perubahan yang tak bisa dimungkiri. Jadi menurut hitungan Kemendag GDP kita tahun 2020 ini sekitar Rp15.400 triliun akan tumbuh menjadi Rp24.000 triliun pada 10 tahun yang akan datang," ujar Lutfi saat diskusi virtual, Kamis (17/6/2021).

Untuk sektor perdagangan ekonomi digital pun mengalami pertumbuhan signifikan. Bila pada tahun 2020, nilai perdagangan ekonomi digital di dalam negeri tercatat di angka Rp632 triliun, maka pada 2030 mendatang mengalami kenaikan hingga mencapai Rp4.531 triliun. Jumlah itu naik 18% dari GDP Indonesia atau tumbuh 8 kali lipat.

Saat ini, terjadinya inovasi dan perubahan secara fundamental di semua lini. Lutfi menilai, disrupsi adalah sebuah keniscayaan. Karenanya, pemerintah harus mengambil langkah untuk mengatur perubahan tersebut, khususnya ekonomi digital.

Kemendag memproyeksikan digitalisasi akan mendominasi lini bisnis di dunia. Untuk Indonesia, pada 2030 e-commerce akan menguasai pasar lebih dari 34%, business to business (B2B) service menguasai 13%, disusul corporate service dengan persentase Rp529 triliun.

Baca juga:Mengenal Peradaban Kuno yang Tersembunyi di Purbosari

Layanan kesehatan secara online juga diperkirakan akan tumbuh 8% atau mencapai Rp471,6 triliun. Kemudian, online travel agent (OTA) juga diperkirakan akan berpotensi tumbuh dengan nilai Rp575 triliun. Begitu pula bisnis media daring hingga financial technology (fintech).

"Kemudian health, education, juga menjadi hal penting. Peran perdagangan ekonomi digital ini menjadi sangat penting dan mesti kita atur. Kalau tidak kita terus dikejar-kejar, diuber-uber sesuatu yang sudah menjadi kenyataan di dunia digital ekonomi," tuturnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1510 seconds (0.1#10.140)