Lumayan, Kerugian Hypermart Turun Sebesar 16%
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) atau pemilik gerai Hypermart mencatatkan penurunan kerugian pada kuartal I-2021. Pada laporan keuangan per 31 Maret 2021, perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp83,70 miliar atau turun 16,46% dibanding 31 Maret 2020 yang sebesar Rp100,20 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,54 triliun atau turun 20,70% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,95 triliun dengan rugi per saham dasar Rp11.
Baca juga:Polemik soal Pajak Terus Bergulir, Begini Penjelasan Ketua Banggar DPR
Adapun penjualan emiten pengelola Hypermart terdiri atas penjualan langsung dan konsinyasi. Penjualan langsung menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp1,53 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp1,92 triliun.
Kemudian, penjualan konsinyasi tercatat Rp107,86 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp150,89 miliar. Sementara itu, biaya konsinyasi tercatat Rp90,99 miliar atau turun dari sebelumnya Rp125,52 miliar.
Baca juga:Ribuan Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Jeff Bezos Kembali ke Bumi
MPPA mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di kuartal I-2021 menjadi Rp1,26 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,55 triliun. Beban penjualan juga turun menjadi Rp47,79 miliar dari sebelumnya Rp93,88 miliar, dan beban keuangan juga turun menjadi Rp65,69 miliar dari sebelumnya pendapatan lain-lain Rp68,02 miliar.
Matahari Putra Prima mencatatkan liabilitas sebesar Rp4,58 triliun dan ekuitas sebesar Rp101,03 miliar. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp4,68 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp4,51 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,54 triliun atau turun 20,70% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,95 triliun dengan rugi per saham dasar Rp11.
Baca juga:Polemik soal Pajak Terus Bergulir, Begini Penjelasan Ketua Banggar DPR
Adapun penjualan emiten pengelola Hypermart terdiri atas penjualan langsung dan konsinyasi. Penjualan langsung menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp1,53 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp1,92 triliun.
Kemudian, penjualan konsinyasi tercatat Rp107,86 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp150,89 miliar. Sementara itu, biaya konsinyasi tercatat Rp90,99 miliar atau turun dari sebelumnya Rp125,52 miliar.
Baca juga:Ribuan Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Jeff Bezos Kembali ke Bumi
MPPA mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di kuartal I-2021 menjadi Rp1,26 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,55 triliun. Beban penjualan juga turun menjadi Rp47,79 miliar dari sebelumnya Rp93,88 miliar, dan beban keuangan juga turun menjadi Rp65,69 miliar dari sebelumnya pendapatan lain-lain Rp68,02 miliar.
Matahari Putra Prima mencatatkan liabilitas sebesar Rp4,58 triliun dan ekuitas sebesar Rp101,03 miliar. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp4,68 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp4,51 triliun.
(uka)