Benarkah Utang RI Masih Aman? Ini Jawaban Luhut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memembebrkan soal utang Indonesia mengalami peningkatan akibat pandemi Covid-19. Ia mengatakan bahwa kondisi utang Indonesia masih dalam rasio batas yang aman. Saat ini rasio utang Indonesia sebesar 40 persen dari (Produk Domestik Bruto/PDB).
"Utang Indonesia masih sebesar 40 % dari PDB kita. Jadi kalau dibandingkan dengan yang lain lain kita jauh masih lebih rendah," kata Luhut dalam webinar dengan MNC Group, Kamis (24/6/2021).
Ia menjelaskan, pademi Covid-19 membuat negara - negara di dunia naik utangnya. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang utangnya tidak membengkak. "Memang naik gara-gara Covid-19, tapi siapa di dunia ini yang utang tidak naik utangnya karena Covid-19 ini. Amerika Serikat sudah mencetak beberapa triliun dolar. Kita baru beberapa puluh miliar dolar untuk ini adalah," ujarnya.
Luhut menilai bahwa banyak kalangan yang melihat utang pemerintah saat ini dari satu angel saja. Mereka, kata Luhut, tidak melihat dari sisi yang lainnya. "Jadi saya lihat kadang - kadang di masyarakat kita yang menamakan di ahli - ahli kadang kadang ngomong dari satu angle saja, tidak melihat dari angle lainnya," terangnya.
Seperti diketahui, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur maka perkembangan ekonomi akan semakin meningkat. "Infrastruktur memang return sangat lambat. Seperti Jagorawi yang baru terlihat ke ekonomiannya setelah 15 tahun. Tapi yang penting kita menciptakan simpul ekonomi baru, trans Sumatera paling tidak butuh 10 hingga 15 tahun keekonomiannya baru bisa terjadi," katanya.
Ia menambahkan, membangun infrastruktur dengan utang itu tidak masalah asal dikelola dengan baik. Sebab, jika membangun infrastruktur dengan duit negara akan membutuhkan waktu yang sangat lama baru bisa terealisasi. "Kalau utang itu dikelola dengan baik maka tidak akan jadi masalah. Sebab kalau memakai duit sendiri tidak akan jadi - jadi. Bisa jadi pakai uang sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama," tandasnya.
"Utang Indonesia masih sebesar 40 % dari PDB kita. Jadi kalau dibandingkan dengan yang lain lain kita jauh masih lebih rendah," kata Luhut dalam webinar dengan MNC Group, Kamis (24/6/2021).
Ia menjelaskan, pademi Covid-19 membuat negara - negara di dunia naik utangnya. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang utangnya tidak membengkak. "Memang naik gara-gara Covid-19, tapi siapa di dunia ini yang utang tidak naik utangnya karena Covid-19 ini. Amerika Serikat sudah mencetak beberapa triliun dolar. Kita baru beberapa puluh miliar dolar untuk ini adalah," ujarnya.
Luhut menilai bahwa banyak kalangan yang melihat utang pemerintah saat ini dari satu angel saja. Mereka, kata Luhut, tidak melihat dari sisi yang lainnya. "Jadi saya lihat kadang - kadang di masyarakat kita yang menamakan di ahli - ahli kadang kadang ngomong dari satu angle saja, tidak melihat dari angle lainnya," terangnya.
Seperti diketahui, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur maka perkembangan ekonomi akan semakin meningkat. "Infrastruktur memang return sangat lambat. Seperti Jagorawi yang baru terlihat ke ekonomiannya setelah 15 tahun. Tapi yang penting kita menciptakan simpul ekonomi baru, trans Sumatera paling tidak butuh 10 hingga 15 tahun keekonomiannya baru bisa terjadi," katanya.
Ia menambahkan, membangun infrastruktur dengan utang itu tidak masalah asal dikelola dengan baik. Sebab, jika membangun infrastruktur dengan duit negara akan membutuhkan waktu yang sangat lama baru bisa terealisasi. "Kalau utang itu dikelola dengan baik maka tidak akan jadi masalah. Sebab kalau memakai duit sendiri tidak akan jadi - jadi. Bisa jadi pakai uang sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama," tandasnya.
(nng)