Investasi Masif, Luhut Gandeng Hary Tanoesoedibjo Pulihkan Ekonomi Nasional

Kamis, 24 Juni 2021 - 22:34 WIB
loading...
Investasi Masif, Luhut Gandeng Hary Tanoesoedibjo Pulihkan Ekonomi Nasional
FOTO/MNC Media
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menggandeng MNC Group dalam pemulihan ekonomi nasional.

"MNC Group yang makin hari makin matang. Bisa menyampaikan untuk keselamatan kita bersama, ayo kita patuhi program yang diserukan pemerintah," ujar Luhut saat menjadi narasumber MNC Manager Forum LVII, Kamis (24/6/2021).



Dalam paparannya bertajuk 'Strategi & Kebijakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI' itu, Luhut mengajak seluruh masyarakat untuk taat protokol kesehatan guna menekan penyebaran Covid-19. Seperti diketahui, angka kasus Covid-19 kembali meningkat akhir-akhir ini. "Saya minta Pak Hary Tanoe, teman-teman, jangan lupa jaga jarak, nggak usah ke crowd dulu. Kalau kita patuh protokol kesehatan, dengan program vaksin yang sudah bagus, mestinya segera melandai lagi," kata pria kelahiran Toba, Sumatra Utara, 28 September 1947 itu.

Luhut menegaskan, kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pandemi Covid-19. "Sebenarnya, kita sudah mulai recovery ekonominya. Kuartal pertama kemarin kita masih minus. Tapi, kita prediksi kuartal II ini, 6 sekian persen," kata Luhut.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus menggenjot investasi di Tanah Air. Luhut menyebutkan sejumlah investasi yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu infrastruktur, hilirisasi sumber daya alam, pengembangan baterai lithium, sektor kesehatan dan penurunan emisi karbon. "Indonesia itu sebenarnya kampiun atau pemain utama di dalam carbon credit. 75%-80% carbon credit dunia itu ada di Indonesia," tambah peraih gelar Masters in Public Administration dari George Washington University, Amerika Serikat ini.

Luhut mengatakan anggaran infrastruktur terus ditingkatkan. Pada 2020, angkanya mencapai Rp 423 triliun. Dari sebelumnya Rp 399,7 triliun pada 2019, Rp 394 triliun di 2018 dan Rp 379,7 triliun pada 2017. "Tol Sumatra sekarang sudah sampai Palembang. Palembang terus ke Medan, Medan terus ke Aceh. Begitu juga tol di Kalimantan. Bagaimana perbatasan bisa kita pelihara terus kalau kita tidak punya jalan tol," tuturnya.

Dia menjelaskan sepanjang 2015-2019 sudah 853,47 km jalur kereta api yang dibangun. Saat ini, pemerintah tengah mengejar penyelesaian proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. "Harus selesai bulan November, waktu G20 di Bali. Dari sekarang, kita sudah mulai studi mengenai Bandung ke Surabaya," ucap Luhut.

Tak hanya itu, tambah Luhut, selama kurun waktu 2015-2019 ada 10 bandara baru yang selesai dibangun. Selain itu, lima pelabuhan di Maluku Utara, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. "Kemarin saya 2 hari ada di Indonesia Timur. Melihat industri-industri yang sedang kita bangun di sana," ungkapnya.

Salah satu yang dikunjungi Luhut adalah Pulau Obi di Maluku Utara. "Itu ada investasi hampir US$3 miliar, membuat HPAL, material untuk lithium battery pertama di dunia. Dan kedua nanti di Morowali, US$10 miliar, kemudian Weda Bay US$11 miliar," tuturnya. Di Kalimantan Utara, lanjut Luhut, dibangun Tanah Kuning Industrial Park di lahan seluas 12.500 hektare. Masih di provinsi yang sama, potensi hydropower mencapai 6.080 MW. Selain itu, pemerintah tengah menjalankan rencana sintesis amonia hijau FFI dengan nilai investasi US$2,5 miliar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1696 seconds (0.1#10.140)