Internet Jadi Jembatan Digital untuk Kesejahteraan Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koperasi Satelit Desa Indonesia (KSDI) menggelar acara Traning Of Trainer Provinsi Riau melalui webinar. Acara ini dibuka oleh Keynote Speaker Jetua Dewan Pengawas KSDI Budiman Sudjatmiko.
Dalam paparannya, Budiman menyebut KSDI merupakan gerakan ekonomi yang berakar rumput yang menyongsong masa depan. Apalagi, lanjut Budiman di era pandemi saat ini KSDI mempunyai cantolan masa depan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang akan membawa 270 Juta Rakyat Indonesia dan 74.961 desa untuk terangkat kesejahteraannya.
"Seluruh tertib sosial, ekonomi, budaya masyarakat di masa depan tidak lagi diatur oleh birokrasi yang berjenjang, tidak diatur oleh susuan bisnis yang hirarkis, susunan politik dan susunan ekonomi yang hirarkis vertikal," kata Budiman Sudjatmiko.
"Justru tertib sosial manusia di era revolusi 4.0 itu akan diatur oleh yang namanya internet. Jadi internet untuk lebih luasnya adalah cara menyambungkan masyarakat, komunitas satu dengan yang lain," sambung Budiman.
Menurut Budiman, sebelumnyaseluruh komunitas itu berjenjang terutama politik yang pertama, ke dua baru ekonomi kemudian selanjutnya budaya dan lain-lain.
"Itu adalah kisah masyarakat yang segera kita tinggalkan. Adanya revolusi industri 4.0 berbasis digital terlebih dengan adanya pandemi yang melanda, seluruh komunitas tadi tidak lagi berjenjang, bahkan di masing-masing sektor politik, ekonomi, budaya tidak lagi berjenjang hirarkis vertikal tegak lurus ke atas, tapi akan saling menyambung secara horizontal, menyamping ke kanan ke kiri ke depan ke belakang, bukan ke atas atau ke bawah," ujar Budiman.
Lanjut Budiman, tertib sosial yang akan berlaku ke depan karena 2 faktor, faktor teknologi dan faktor virus.
"Adanya KSDI adalah sebagai jembatan emas antar masyarakat supaya bisa berkomunikasi satu sama lain, di mana antar komunitas antar desa dan antar sektor saling bertukar data. Karena itu beberapa kegiatan KSDI ke depan nantinya kita perhatikan supaya orang-orang desa, pemuda desa, bisa bergabung dengan koperasi KSDI, pertama-tama adalah membangun jejaring digital secara merata. Karena semua harus merata dan saling menyambung. Satu-satunya cara meraih kesejahteraan harus dengan hubungan secara horizontal," ucap mantan Anggota DPR RI Periode 2009-2014 itu.
Budiman menegaskan, KSDI hadir untuk membangun jembatan digital sampai seluruh pelosok indonesia, sampai 74.961 desa.
"Jadi kalau sekarang yang dibangun oleh pak Jokowi adalah infrastruktur jembatan yang dibangun dari tembok, beton. Maka kita butuh juga insfrastruktur jembatan digital antar komunitas, desa, daerah, kota, dan provinsi," ujar Budiman.
Budiman menuturkan, nantinya jembatan digital akan diperkuat, dipercerdas dan di percanggih dengan kecerdasan buatan, dengan manajemen konsolidasi antar jembatan digital melalui teknologi blokchain/rangkai data.
"Maka kehadiran Training Of Trainer (TOT) adalah untuk membangun agar seluruh rakyat Indonesia mempunyai aset digital. Ketika orang punya aset digital maka di situlah sumber kesejahteraan, pengetahuan,kesehatan," tutur Budiman.
Oleh karena itu, alasan KSDI membangun Jembatan Digital, karena sifat teknologinya horizontal, sifat bisnisninya horizontal. Sementara perusahan teknologi yang lain, sikap teknologinya horizontal, tapi bisnisnya vertikal.
"Jadi itu semangat dari KSDI dan juga koperasi yang akan kita buat. Ada koperasi energi baru terbarukan, data pangan, angkutan atau transportasi, ada koperasi industri kreatif indonesia," ucap Budiman.
"Tadi siang saya sudah webinar bersama 2 Bupati. Morowali Utara di Sulawesi Tenggara, dan Bupati Halmahera Tengah di Maluku utara. Kita berbicara untuk membentuk koperasi pertambangan rakyat. Nanti kita bangun juga sifat teknologi yang horizontal, bisnisnya juga horizontal, semoga apa yang kita lakukan dapat berguna untuk rakyat," tutur Budiman.
Dalam paparannya, Budiman menyebut KSDI merupakan gerakan ekonomi yang berakar rumput yang menyongsong masa depan. Apalagi, lanjut Budiman di era pandemi saat ini KSDI mempunyai cantolan masa depan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang akan membawa 270 Juta Rakyat Indonesia dan 74.961 desa untuk terangkat kesejahteraannya.
"Seluruh tertib sosial, ekonomi, budaya masyarakat di masa depan tidak lagi diatur oleh birokrasi yang berjenjang, tidak diatur oleh susuan bisnis yang hirarkis, susunan politik dan susunan ekonomi yang hirarkis vertikal," kata Budiman Sudjatmiko.
"Justru tertib sosial manusia di era revolusi 4.0 itu akan diatur oleh yang namanya internet. Jadi internet untuk lebih luasnya adalah cara menyambungkan masyarakat, komunitas satu dengan yang lain," sambung Budiman.
Menurut Budiman, sebelumnyaseluruh komunitas itu berjenjang terutama politik yang pertama, ke dua baru ekonomi kemudian selanjutnya budaya dan lain-lain.
"Itu adalah kisah masyarakat yang segera kita tinggalkan. Adanya revolusi industri 4.0 berbasis digital terlebih dengan adanya pandemi yang melanda, seluruh komunitas tadi tidak lagi berjenjang, bahkan di masing-masing sektor politik, ekonomi, budaya tidak lagi berjenjang hirarkis vertikal tegak lurus ke atas, tapi akan saling menyambung secara horizontal, menyamping ke kanan ke kiri ke depan ke belakang, bukan ke atas atau ke bawah," ujar Budiman.
Lanjut Budiman, tertib sosial yang akan berlaku ke depan karena 2 faktor, faktor teknologi dan faktor virus.
"Adanya KSDI adalah sebagai jembatan emas antar masyarakat supaya bisa berkomunikasi satu sama lain, di mana antar komunitas antar desa dan antar sektor saling bertukar data. Karena itu beberapa kegiatan KSDI ke depan nantinya kita perhatikan supaya orang-orang desa, pemuda desa, bisa bergabung dengan koperasi KSDI, pertama-tama adalah membangun jejaring digital secara merata. Karena semua harus merata dan saling menyambung. Satu-satunya cara meraih kesejahteraan harus dengan hubungan secara horizontal," ucap mantan Anggota DPR RI Periode 2009-2014 itu.
Budiman menegaskan, KSDI hadir untuk membangun jembatan digital sampai seluruh pelosok indonesia, sampai 74.961 desa.
"Jadi kalau sekarang yang dibangun oleh pak Jokowi adalah infrastruktur jembatan yang dibangun dari tembok, beton. Maka kita butuh juga insfrastruktur jembatan digital antar komunitas, desa, daerah, kota, dan provinsi," ujar Budiman.
Budiman menuturkan, nantinya jembatan digital akan diperkuat, dipercerdas dan di percanggih dengan kecerdasan buatan, dengan manajemen konsolidasi antar jembatan digital melalui teknologi blokchain/rangkai data.
"Maka kehadiran Training Of Trainer (TOT) adalah untuk membangun agar seluruh rakyat Indonesia mempunyai aset digital. Ketika orang punya aset digital maka di situlah sumber kesejahteraan, pengetahuan,kesehatan," tutur Budiman.
Oleh karena itu, alasan KSDI membangun Jembatan Digital, karena sifat teknologinya horizontal, sifat bisnisninya horizontal. Sementara perusahan teknologi yang lain, sikap teknologinya horizontal, tapi bisnisnya vertikal.
"Jadi itu semangat dari KSDI dan juga koperasi yang akan kita buat. Ada koperasi energi baru terbarukan, data pangan, angkutan atau transportasi, ada koperasi industri kreatif indonesia," ucap Budiman.
"Tadi siang saya sudah webinar bersama 2 Bupati. Morowali Utara di Sulawesi Tenggara, dan Bupati Halmahera Tengah di Maluku utara. Kita berbicara untuk membentuk koperasi pertambangan rakyat. Nanti kita bangun juga sifat teknologi yang horizontal, bisnisnya juga horizontal, semoga apa yang kita lakukan dapat berguna untuk rakyat," tutur Budiman.
(akr)