Kasus Covid-19 Meroket Imbas Mudik Lebaran dan Varian Delta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 , Sonny B Harmadi, mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini tak dimungkiri terkait dampak mudik lebaran kemarin. Di mana, masih banyak masyarakat yang tetap mudik meski sudah ada kebijakan larangan mudik dari pemerintah.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa lonjakan kasus kali ini terjadi akibat dampak mudik ya, sekitar 1,8 juta orang. Pemerintah telah membuat kebijakan peniadaan atau pelarangan mudik, tetapi faktanya masih cukup banyak masyarakat yang nekat untuk mudik,” ujarnya dalam acara Market Review IDX Channel, Jumat (25/6/2021).
Menurut dia, dampak dari kondisi tersebut terlihat pada 2-3 minggu kemudian, di mana terjadi kenaikan kasus positif Covid-19. “Apalagi kita tahu ternyata di DKI Jakarta ini hasil tracing atau penulusuran orang-orang yang terkonfirmasi positif adalah orang-orang yang habis melakukan perjalanan mudik, atau kemudian mereka menularkan lagi di sini,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Sonny, adanya varian baru yang lebih menular seperti varian Delta juga menyebabkan penularan Covid-19 ini menjadi lebih masif. “Kalau varian Delta ini 60% lebih menular daripada varian Alfa, sedangkan varian Alfa sendiri lebih menular dari varian asli yang di Wuhan. Jadi, kalau sebelumnya varian asli di Wuhan bisa menularkan 1-2 orang, varian Alfa bisa menularkan 2-3 orang, dan varian Delta ini bisa menularkan 3-5 orang,” jelas dia.
Untuk mengatasi kondisi saat ini, pihaknya menghimbau tiga hal penting yaitu mengurangi tingkat penularan dengan menerapkan protokol kesehatan, membatasi mobilitas, dan mengurangi aktivitas.
“Satgas penanganan Covid-19 mengimbau tiga hal penting untuk mengatasi kondisi saat ini. Yaitu mengurangi tingkat penularan dengan mematuhi protokol kesehatan seketat mungkin, membatasi mobilitas sekecil mungkin, dan membatasi atau mengurangi aktivitas. Jadi, tiga hal itu menjadi kunci kita untuk menekan angka penularan ke depan ini,” bebernya.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa lonjakan kasus kali ini terjadi akibat dampak mudik ya, sekitar 1,8 juta orang. Pemerintah telah membuat kebijakan peniadaan atau pelarangan mudik, tetapi faktanya masih cukup banyak masyarakat yang nekat untuk mudik,” ujarnya dalam acara Market Review IDX Channel, Jumat (25/6/2021).
Menurut dia, dampak dari kondisi tersebut terlihat pada 2-3 minggu kemudian, di mana terjadi kenaikan kasus positif Covid-19. “Apalagi kita tahu ternyata di DKI Jakarta ini hasil tracing atau penulusuran orang-orang yang terkonfirmasi positif adalah orang-orang yang habis melakukan perjalanan mudik, atau kemudian mereka menularkan lagi di sini,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Sonny, adanya varian baru yang lebih menular seperti varian Delta juga menyebabkan penularan Covid-19 ini menjadi lebih masif. “Kalau varian Delta ini 60% lebih menular daripada varian Alfa, sedangkan varian Alfa sendiri lebih menular dari varian asli yang di Wuhan. Jadi, kalau sebelumnya varian asli di Wuhan bisa menularkan 1-2 orang, varian Alfa bisa menularkan 2-3 orang, dan varian Delta ini bisa menularkan 3-5 orang,” jelas dia.
Untuk mengatasi kondisi saat ini, pihaknya menghimbau tiga hal penting yaitu mengurangi tingkat penularan dengan menerapkan protokol kesehatan, membatasi mobilitas, dan mengurangi aktivitas.
“Satgas penanganan Covid-19 mengimbau tiga hal penting untuk mengatasi kondisi saat ini. Yaitu mengurangi tingkat penularan dengan mematuhi protokol kesehatan seketat mungkin, membatasi mobilitas sekecil mungkin, dan membatasi atau mengurangi aktivitas. Jadi, tiga hal itu menjadi kunci kita untuk menekan angka penularan ke depan ini,” bebernya.
(ind)