Kementan Gelar Pelatihan Alsintan bagi 11 Ribu Petani dan Penyuluh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar 11 ribu petani dan penyuluh dari seluruh Indonesia hadir virtual mengikuti Pelatihan Pemanfaatan Alsintan . Sementara 120 peserta hadir secara tatap muka (offline) di BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (4/7) dengan mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa Indonesia bergegas memasuki era Industri 5.0. Alat dan mesin pertanian (alsintan) kian massif digelontorkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dibarengi pelatihan alsintan.
(Baca juga:Alsintan Bantuan Kementan, Dorong Produktivitas Panen)
“Saat itu, pertanian tetap menjadi sektor utama. Artinya, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi tidak bisa dihindari maka harus didukung oleh SDM berkualitas,” kata Mentan Syahrul saat membuka pelatihan yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (BPPSDMP) ini.
Pada acara ini terdapat 1.000 peserta zoom meeting dan 11 ribu menyimak via YouTube. Mereka terdiri atas 2.700 petani yang mayoritas petani petani dan 8.000 penyuluh pertanian.
(Baca juga:Dorong Produktivitas Pertanian, Mentan SYL Bagikan Alsintan ke Petani Malang)
Menurutnya, teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Karena itu kualitas SDM menjadi penting. Maka dari itu, Kementan yang didukung pusat data digital, Agriculture War Room (AWR) mendukung pembangunan pertanian. “Kita harus hadirkan inovasi. Misalnya, menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, pertanian tak boleh hanya sekadar teori. Penyuluh harus memiliki smartphone dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. “Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang unggul. Kita seharusnya bisa seperti mereka,” katanya.
(Baca juga:Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh)
Kinerja pertanian ditentukan oleh kerja keras petani dan penyuluh, Mentan Syahrul mendorong BPPSDMP mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga terlatih untuk menggerakkan pertanian maju, mandiri dan modern.
“BPPSDMP dengan semua Kadis (kepala dinas) harus siapkan orang yang dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian. Naikkan NTP (Nilai Tukar Petani) dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian). Siapkan 1 juta orang,” kata Mentan Syahrul yang hadir di BBPP Batangkaluku didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:KSP Moeldoko Akui Kemampuan AWR Kementan Jangkau Kecamatan)
Dirinya yakin sampai kapanpun, pertanian akan menjadi tulang punggung Indonesia. Bahkan saat Covid-19 menghentak dunia dan perekonomian melambat, pertanian mampu menjadi sektor yang tetap bertahan dan tumbuh.
“Kalau lihat PDB (Produk Domestik Bruto), hanya pertanian yang naik, sektor lain minus. Ekspor kita juga naik 15,79%, nilainya Rp451,77 triliun pada 2020. Kuartal I/2021, pertanian sumbang 39,99%. Artinya, pertanian memang dibutuhkan,” katanya.
(Baca juga:Tangkal Pandemi, Kementan Perkuat Pelatihan Pertanian via Daring)
Di kesempatan yang sama, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya telah melaksanakan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian. “Kita sudah memulai pelatihan pemupukan berimbang, kesuburan tanah, varites padi jagung dan kedelai, kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kali ini pelatihan pemanfaatan alsintan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” kata Dedi.
Pada pelatihan ini, peserta mendapat materi mengenai teknis operator traktor roda dua dan roda empat. Selain itu juga pembuatan pupuk organik seperti kompos dan pestisida nabati, termasuk pemanfaatan KUR.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa Indonesia bergegas memasuki era Industri 5.0. Alat dan mesin pertanian (alsintan) kian massif digelontorkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dibarengi pelatihan alsintan.
(Baca juga:Alsintan Bantuan Kementan, Dorong Produktivitas Panen)
“Saat itu, pertanian tetap menjadi sektor utama. Artinya, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi tidak bisa dihindari maka harus didukung oleh SDM berkualitas,” kata Mentan Syahrul saat membuka pelatihan yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (BPPSDMP) ini.
Pada acara ini terdapat 1.000 peserta zoom meeting dan 11 ribu menyimak via YouTube. Mereka terdiri atas 2.700 petani yang mayoritas petani petani dan 8.000 penyuluh pertanian.
(Baca juga:Dorong Produktivitas Pertanian, Mentan SYL Bagikan Alsintan ke Petani Malang)
Menurutnya, teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Karena itu kualitas SDM menjadi penting. Maka dari itu, Kementan yang didukung pusat data digital, Agriculture War Room (AWR) mendukung pembangunan pertanian. “Kita harus hadirkan inovasi. Misalnya, menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, pertanian tak boleh hanya sekadar teori. Penyuluh harus memiliki smartphone dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. “Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang unggul. Kita seharusnya bisa seperti mereka,” katanya.
(Baca juga:Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh)
Kinerja pertanian ditentukan oleh kerja keras petani dan penyuluh, Mentan Syahrul mendorong BPPSDMP mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga terlatih untuk menggerakkan pertanian maju, mandiri dan modern.
“BPPSDMP dengan semua Kadis (kepala dinas) harus siapkan orang yang dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian. Naikkan NTP (Nilai Tukar Petani) dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian). Siapkan 1 juta orang,” kata Mentan Syahrul yang hadir di BBPP Batangkaluku didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:KSP Moeldoko Akui Kemampuan AWR Kementan Jangkau Kecamatan)
Dirinya yakin sampai kapanpun, pertanian akan menjadi tulang punggung Indonesia. Bahkan saat Covid-19 menghentak dunia dan perekonomian melambat, pertanian mampu menjadi sektor yang tetap bertahan dan tumbuh.
“Kalau lihat PDB (Produk Domestik Bruto), hanya pertanian yang naik, sektor lain minus. Ekspor kita juga naik 15,79%, nilainya Rp451,77 triliun pada 2020. Kuartal I/2021, pertanian sumbang 39,99%. Artinya, pertanian memang dibutuhkan,” katanya.
(Baca juga:Tangkal Pandemi, Kementan Perkuat Pelatihan Pertanian via Daring)
Di kesempatan yang sama, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya telah melaksanakan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian. “Kita sudah memulai pelatihan pemupukan berimbang, kesuburan tanah, varites padi jagung dan kedelai, kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kali ini pelatihan pemanfaatan alsintan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” kata Dedi.
Pada pelatihan ini, peserta mendapat materi mengenai teknis operator traktor roda dua dan roda empat. Selain itu juga pembuatan pupuk organik seperti kompos dan pestisida nabati, termasuk pemanfaatan KUR.
(dar)