Pembuktian Ide Anak Muda dalam Dunia Bisnis Berbasis Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia teknologi acap kali dikaitkan dengan anak muda yang mampu beradaptasi, di samping gaya mereka yang dinamis, kritis dan kreatif. Sedangkan, ilmu bisnis dan penerapannya hanya sanggup dikelola mereka yang telah berpengalaman dan mempunyai modal besar. Mungkin inilah skema pemikiran lama di kalangan masyarakat secara umum.
Namun, semakin bergerak ke masa depan, ternyata teknologi mengalami percepatan signifikan yang memberikan manfaat nyata. Lama-kelamaan, bisnis menjadi target selanjutnya yang dipandang menguntungkan bagi anak muda.
Menyatukan pengetahuan dan kehidupan keseharian yang sudah dibuahi hi-tech, akhirnya menelurkan banyak ide yang dipandang masyarakat membawa perubahan lifestyle: semakin praktis dan tidak membuang waktu.
Hal ini sudah dibuktikan dengan bermunculan start-up yang diprakarsai anak muda dengan pemanfaatan model bisnis dan unsur teknologi di dalamnya. Dapat dilihat bahwa konsep bisnis yang lama dapat bermetamorfosis luar biasa, menjangkau kebutuhan yang jauh lebih luas dan tak terbatas.
Tentu ini juga menjadi suatu pembuktian yang dipandang menjanjikan bagi para investor untuk berani memberikan modal dan kepercayaan lebih, khususnya bagi bisnis berorientasi masa depan.
Maka berdasarkan fakta konkret ini, Universitas Prasetiya Mulya kembali menyelenggarakan ajang kompetisi Win Your Future yang telah berlangsung Maret-Juli 2021. Harapannya, Win Your Future dapat menggiring kepercayaan diri berbisnis, menajamkan ide-ide dan memberikan arahan, sekaligus peluang bagi bisnis anak muda.
Dengan tema “Business in Digital Era”, ajang ini membuka kesempatan untuk berkreasi dalam banyak kategori bisnis masa depan, seperti AgriTech, EduTech, EnergyTech, FinTech, MedTech, dan TourismTech.
Tiap kategori diperuntukkan untuk tingkat SMA/Sederajat dan Perguruan Tinggi. Akhirnya, kompetisi bisnis yang diadakan secara online ini sudah sampai pada tahap akhir, setelah semua peserta mengalami proses panjang.
Dimulai dari seleksi ide bisnis, workshop session oleh praktisi bisnis sekaligus Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya, serta coaching bersama alumni Prasetiya Mulya yang sukses dengan start-up mereka masing-masing. Hingga pada tahap Grand Final, tim terunggul dari masing-masing kategori semakin dibekali melalui mentoring khusus dari para praktisi bisnis yang kredibel.
Pada pembukaan Grand Final 4 Juli lalu, Prof. Agus W. Soehadi, Ph.D selaku Wakil Rektor 1 Universitas Prasetiya Mulya menyatakan, bahwa WYF adalah acara tahunan dalam rangka menumbuhkembangkan, merumuskan dan meyakinkan ide bisnis anak muda agar layak dijalankan.
“Pada dasarnya, pebisnis yang sukses selalu memiliki mimpi yang besar dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut. Namun, selain mimpi dan visi yang kuat, kita juga harus diperlengkapi dengan teknis pengolahan bisnis. WYF tidak hanya kompetisi bisnis tapi juga tahapan permulaan mempersiapkan para pebisnis muda handal di masa yang akan datang,” ujarnya.
Pada kategori Perguruan Tinggi, kemenangan pun akhirnya diperoleh oleh Tim Santriprenenur (Universitas Brawijaya, Malang), diikuti Juara 2 oleh Tim Nitya (Institut Teknologi Bandung), dan Juara 3 diduduki Tim Wastedrop (Institut Pertanian Bogor).
“Melalui WYF, kami mendapatkan banyak insight baru melalui workshop dan mentoring yang keren. WYF melatih konsistensi kami untuk memberikan yang terbaik di setiap tahapannya,” tutur perwakilan Tim Santriprenenur yang juga menyabet People’s Choice Award untuk ide bisnis pengolahan limbah.
Sedangkan, kategori SMA/Sederajat dimenangkan oleh Tim Spacade (SMAK IPEKA Pluit) sebagai Juara 1, Tim Greenation (SMA Negeri 3 Bandung) sebagai Juara 2 sekaligus The Most Promising Idea dan Tim AnV (Stella Maris School Gading Serpong) keluar sebagai Juara 3.
Spacade yang menginisiasi ide virtual laboratorium menyampaikan bahwa ilmu secara teori dan praktikal sudah mereka dapatkan selama mengikuti WYF. “Bagaimana cara membuat business plan dan financial plan yang terstruktur dan benar, bagaimana cara kita menerapkan bisnis kita agar dapat membantu orang banyak, dan masih banyak lagi. Terima kasih untuk Prasmul yang telah mengadakan lomba ini!”.
Ide-ide bisnis tersebut menjadi bukti nyata dan otentik bahwa buah pemikiran anak muda harus diperhitungkan dan digiring dengan tepat agar tidak mudah patah. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika ide-ide ini menjadi kenyataan kelak.
Bukan hanya melahirkan pengusaha muda yang mandiri secara masif, namun menghasilkan dampak domino pada perekonomian negara. Tentunya bukan suatu isapan jempol membuat Indonesia keluar dari stigma negara berkembang suatu hari nanti.
Hal tersebut diamini oleh Ryan Manafe, Co-Founder Dagangan, mentor yang menyandang Best Mentor kategori Perguruan Tinggi. Ia berpendapat perusahaan-perusahaan terbesar di dunia biasanya tidak dimulai dari mimpi jadi kaya, tetapi keinginan kuat untuk melihat dunia lebih baik.
“Maka, bisnis pun bukan lagi berpusat pada 'wealth creation', melainkan 'impact delivery'” ujarnya.
Pengalaman seru juga dilontarkan Kevin Tania saat dipercaya menjadi mentor kategori SMA/Sederajat. “Pandemik membuktikan siswa/i SMA sangat luar biasa dan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi sekarang. Saya percaya yang mengikuti kompetisi ini bisa melangkah lebih jauh lagi di kemudian hari. Bravo!” pungkas Founder, The Cut Rumah Barber yang menyabet Best Mentor kategori SMA/Sederajat.
Mimpi diimbangi dengan tindakan nyata ini menjadi suatu pengalaman tersendiri, baik bagi peserta Win Your Future dan Universitas Prasetiya Mulya sebagai inisiator. Memenangkan masa depan itu harus dimulai sedini mungkin dengan sikap antusias, haus dan serius. Peluang bisnis tentu sangat menjanjikan, gunakan kesempatan dengan baik, #AyoMulaiBisnis!
Namun, semakin bergerak ke masa depan, ternyata teknologi mengalami percepatan signifikan yang memberikan manfaat nyata. Lama-kelamaan, bisnis menjadi target selanjutnya yang dipandang menguntungkan bagi anak muda.
Menyatukan pengetahuan dan kehidupan keseharian yang sudah dibuahi hi-tech, akhirnya menelurkan banyak ide yang dipandang masyarakat membawa perubahan lifestyle: semakin praktis dan tidak membuang waktu.
Hal ini sudah dibuktikan dengan bermunculan start-up yang diprakarsai anak muda dengan pemanfaatan model bisnis dan unsur teknologi di dalamnya. Dapat dilihat bahwa konsep bisnis yang lama dapat bermetamorfosis luar biasa, menjangkau kebutuhan yang jauh lebih luas dan tak terbatas.
Tentu ini juga menjadi suatu pembuktian yang dipandang menjanjikan bagi para investor untuk berani memberikan modal dan kepercayaan lebih, khususnya bagi bisnis berorientasi masa depan.
Maka berdasarkan fakta konkret ini, Universitas Prasetiya Mulya kembali menyelenggarakan ajang kompetisi Win Your Future yang telah berlangsung Maret-Juli 2021. Harapannya, Win Your Future dapat menggiring kepercayaan diri berbisnis, menajamkan ide-ide dan memberikan arahan, sekaligus peluang bagi bisnis anak muda.
Dengan tema “Business in Digital Era”, ajang ini membuka kesempatan untuk berkreasi dalam banyak kategori bisnis masa depan, seperti AgriTech, EduTech, EnergyTech, FinTech, MedTech, dan TourismTech.
Tiap kategori diperuntukkan untuk tingkat SMA/Sederajat dan Perguruan Tinggi. Akhirnya, kompetisi bisnis yang diadakan secara online ini sudah sampai pada tahap akhir, setelah semua peserta mengalami proses panjang.
Dimulai dari seleksi ide bisnis, workshop session oleh praktisi bisnis sekaligus Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya, serta coaching bersama alumni Prasetiya Mulya yang sukses dengan start-up mereka masing-masing. Hingga pada tahap Grand Final, tim terunggul dari masing-masing kategori semakin dibekali melalui mentoring khusus dari para praktisi bisnis yang kredibel.
Pada pembukaan Grand Final 4 Juli lalu, Prof. Agus W. Soehadi, Ph.D selaku Wakil Rektor 1 Universitas Prasetiya Mulya menyatakan, bahwa WYF adalah acara tahunan dalam rangka menumbuhkembangkan, merumuskan dan meyakinkan ide bisnis anak muda agar layak dijalankan.
“Pada dasarnya, pebisnis yang sukses selalu memiliki mimpi yang besar dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut. Namun, selain mimpi dan visi yang kuat, kita juga harus diperlengkapi dengan teknis pengolahan bisnis. WYF tidak hanya kompetisi bisnis tapi juga tahapan permulaan mempersiapkan para pebisnis muda handal di masa yang akan datang,” ujarnya.
Pada kategori Perguruan Tinggi, kemenangan pun akhirnya diperoleh oleh Tim Santriprenenur (Universitas Brawijaya, Malang), diikuti Juara 2 oleh Tim Nitya (Institut Teknologi Bandung), dan Juara 3 diduduki Tim Wastedrop (Institut Pertanian Bogor).
“Melalui WYF, kami mendapatkan banyak insight baru melalui workshop dan mentoring yang keren. WYF melatih konsistensi kami untuk memberikan yang terbaik di setiap tahapannya,” tutur perwakilan Tim Santriprenenur yang juga menyabet People’s Choice Award untuk ide bisnis pengolahan limbah.
Sedangkan, kategori SMA/Sederajat dimenangkan oleh Tim Spacade (SMAK IPEKA Pluit) sebagai Juara 1, Tim Greenation (SMA Negeri 3 Bandung) sebagai Juara 2 sekaligus The Most Promising Idea dan Tim AnV (Stella Maris School Gading Serpong) keluar sebagai Juara 3.
Spacade yang menginisiasi ide virtual laboratorium menyampaikan bahwa ilmu secara teori dan praktikal sudah mereka dapatkan selama mengikuti WYF. “Bagaimana cara membuat business plan dan financial plan yang terstruktur dan benar, bagaimana cara kita menerapkan bisnis kita agar dapat membantu orang banyak, dan masih banyak lagi. Terima kasih untuk Prasmul yang telah mengadakan lomba ini!”.
Ide-ide bisnis tersebut menjadi bukti nyata dan otentik bahwa buah pemikiran anak muda harus diperhitungkan dan digiring dengan tepat agar tidak mudah patah. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika ide-ide ini menjadi kenyataan kelak.
Bukan hanya melahirkan pengusaha muda yang mandiri secara masif, namun menghasilkan dampak domino pada perekonomian negara. Tentunya bukan suatu isapan jempol membuat Indonesia keluar dari stigma negara berkembang suatu hari nanti.
Hal tersebut diamini oleh Ryan Manafe, Co-Founder Dagangan, mentor yang menyandang Best Mentor kategori Perguruan Tinggi. Ia berpendapat perusahaan-perusahaan terbesar di dunia biasanya tidak dimulai dari mimpi jadi kaya, tetapi keinginan kuat untuk melihat dunia lebih baik.
“Maka, bisnis pun bukan lagi berpusat pada 'wealth creation', melainkan 'impact delivery'” ujarnya.
Pengalaman seru juga dilontarkan Kevin Tania saat dipercaya menjadi mentor kategori SMA/Sederajat. “Pandemik membuktikan siswa/i SMA sangat luar biasa dan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi sekarang. Saya percaya yang mengikuti kompetisi ini bisa melangkah lebih jauh lagi di kemudian hari. Bravo!” pungkas Founder, The Cut Rumah Barber yang menyabet Best Mentor kategori SMA/Sederajat.
Mimpi diimbangi dengan tindakan nyata ini menjadi suatu pengalaman tersendiri, baik bagi peserta Win Your Future dan Universitas Prasetiya Mulya sebagai inisiator. Memenangkan masa depan itu harus dimulai sedini mungkin dengan sikap antusias, haus dan serius. Peluang bisnis tentu sangat menjanjikan, gunakan kesempatan dengan baik, #AyoMulaiBisnis!
(akr)