Kebutuhan Batu Bara Melonjak, Ini Prospek Sahamnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meningkatnya konsumsi dan harga batu bara acuan disejumlah negara meningkatkan harga saham perusahaan-perusahaan batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama pada penutupan perdagangan selasa kemarin (6/7).
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management, Toufan Yamin mengatakan dari segi fundamental posisi Indonesia sangat diuntungkan. Hal itu dilihat dari negara Thailand dimana kasus Covid-19 sudah terkendali dan ekonominya sudah pulih. Oleh sebab itu untuk mendukung aktivitas produksi yang harus terus berjalan, kebutuhan batu bara menjadi meningkat.
“Thailand sedang banyak membutuhkan pasokan batu bara karena negera tersebut sudah kembali bangkit dari pandemi Covid-19. Dari situlah Indonesia diuntungkan sebab batu bara di negara kita sedang tinggi dan itu bisa dijual,” ujarnya dalam Market Opening di IDX Channel, Rabu (7/7/2021).
Sementara itu, untuk pergerakan saham batu bara terutama pada ANTM, Toufan menjelaskan harga saham pada sektor batu bara ini lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya INCO. “Kebutuhan nikel akan tinggi terutama dari China. Diprediksi lima tahun kedepan kebutuhan mobil listrik akan meningkat setiap tahunnya. Sehingga mereka akan butuh banyak nikel,” ucapnya.
Ia menambahkan saham ANTM diprediksi dalam lima tahun kedepan akan aman dan ia berharap harga nikel bisa tetap stabil disekitar 18.000. Lebih lanjut Toufan menuturkan, ia lebih merekomendasikan ANTM sebab tidak terlalu sensitive terhadap pergerakan harga dibandingkan INCO yang memiliki harga lebih tinggi. “Untuk pergerakan ANTM ada di range 2.200 – 2.600,” tambahnya.
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management, Toufan Yamin mengatakan dari segi fundamental posisi Indonesia sangat diuntungkan. Hal itu dilihat dari negara Thailand dimana kasus Covid-19 sudah terkendali dan ekonominya sudah pulih. Oleh sebab itu untuk mendukung aktivitas produksi yang harus terus berjalan, kebutuhan batu bara menjadi meningkat.
“Thailand sedang banyak membutuhkan pasokan batu bara karena negera tersebut sudah kembali bangkit dari pandemi Covid-19. Dari situlah Indonesia diuntungkan sebab batu bara di negara kita sedang tinggi dan itu bisa dijual,” ujarnya dalam Market Opening di IDX Channel, Rabu (7/7/2021).
Sementara itu, untuk pergerakan saham batu bara terutama pada ANTM, Toufan menjelaskan harga saham pada sektor batu bara ini lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya INCO. “Kebutuhan nikel akan tinggi terutama dari China. Diprediksi lima tahun kedepan kebutuhan mobil listrik akan meningkat setiap tahunnya. Sehingga mereka akan butuh banyak nikel,” ucapnya.
Ia menambahkan saham ANTM diprediksi dalam lima tahun kedepan akan aman dan ia berharap harga nikel bisa tetap stabil disekitar 18.000. Lebih lanjut Toufan menuturkan, ia lebih merekomendasikan ANTM sebab tidak terlalu sensitive terhadap pergerakan harga dibandingkan INCO yang memiliki harga lebih tinggi. “Untuk pergerakan ANTM ada di range 2.200 – 2.600,” tambahnya.
(nng)