Sri Mulyani Ramal Defisit APBN Tidak Sampai Rp1.006,4 Triliun, Katanya Pertanda Bagus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) diproyeksikan lebih kecil hingga akhir tahun 2021, meski masih pada rentang 5,7% dari PDB. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi defisit APBN 2021 akan lebih kecil hingga akhir tahun 2021, meski masih pada rentang 5,7% dari PDB.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan, defisit fiskal bisa ditekan menjadi Rp939,6 triliun dari Rp 1.006,4 triliun, atau lebih kecil sekitar Rp66,8 triliun.
"Proyeksi defisit APBN awal Rp 1.006,4 triliun. Kita perkirakan akhir tahun defisitnya di bawah itu, yaitu Rp66,8 triliun lebih kecil, yaitu Rp 939,6 triliun. Ini adalah sesuatu yang bagus," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (12/4/2021).
Menurut mantan Direktur Bank Dunia itu, rendahnya defisit APBN ditopang oleh penerimaan negara yang diproyeksikan akan sebesar Rp 1.760,7 triliun atau melampaui target yang ditetapkan di APBN 2021 yakni Rp 1.743,6 triliun.
"Ini adalah sesuatu yang bagus. Artinya APBN akan tetap responsif, membantu rakyat, dunia usaha, dan penanganan Covid-19 tetapi masih tetap menjaga defisit di tingkat yang hati-hati," katanya.
Sayangnya, penerimaan pajak di tahun ini diperkirakan Rp 1.176,3 triliun atau masih kurang Rp53,3 triliun dari target penerimaan pajak di tahun 2021 yang ditetapkan Rp 1.229,6 triliun.
“Jadi, penerimaan negara diharapkan bisa sedikit di atas target APBN 2021. Namun, ini sangat tergantung pada sisi ekonomi dan Covid-19, terutama di penerimaan perpajakan. Namun, harapannya kondisi ekonomi akan tetap pulih sehingga target penerimaan perpajakan bisa tercapai,” tandasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan, defisit fiskal bisa ditekan menjadi Rp939,6 triliun dari Rp 1.006,4 triliun, atau lebih kecil sekitar Rp66,8 triliun.
"Proyeksi defisit APBN awal Rp 1.006,4 triliun. Kita perkirakan akhir tahun defisitnya di bawah itu, yaitu Rp66,8 triliun lebih kecil, yaitu Rp 939,6 triliun. Ini adalah sesuatu yang bagus," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (12/4/2021).
Menurut mantan Direktur Bank Dunia itu, rendahnya defisit APBN ditopang oleh penerimaan negara yang diproyeksikan akan sebesar Rp 1.760,7 triliun atau melampaui target yang ditetapkan di APBN 2021 yakni Rp 1.743,6 triliun.
"Ini adalah sesuatu yang bagus. Artinya APBN akan tetap responsif, membantu rakyat, dunia usaha, dan penanganan Covid-19 tetapi masih tetap menjaga defisit di tingkat yang hati-hati," katanya.
Sayangnya, penerimaan pajak di tahun ini diperkirakan Rp 1.176,3 triliun atau masih kurang Rp53,3 triliun dari target penerimaan pajak di tahun 2021 yang ditetapkan Rp 1.229,6 triliun.
“Jadi, penerimaan negara diharapkan bisa sedikit di atas target APBN 2021. Namun, ini sangat tergantung pada sisi ekonomi dan Covid-19, terutama di penerimaan perpajakan. Namun, harapannya kondisi ekonomi akan tetap pulih sehingga target penerimaan perpajakan bisa tercapai,” tandasnya.
(akr)