Meninggal Terpapar Covid-19, Ahli Waris Kepala Uji Klinis Vaksin Sinovac Terima Santunan Jamsostek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis PT Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar yang meninggal karena terpapar Covid-19 beserta satu karyawan lainnya mendapat klaim santunan dari BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek senilai ratusan juta rupiah.
Santunan klaim yang diberikan kepada dua karyawan Bio Farma tersebut mencapai Rp425 juta. Selain itu, BP Jamsostek juga memberikan beasiswa pendidikan kepada anak ahli waris senilai puluhan juta rupiah. Penyerahan santunan dilakukan secara simbolis dari pejabat BPJamsostek kepada ahli waris, disaksikan direksi Bio Farma dan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah.
Dalam keterangan resminya, Direktur Utama BPJamsostek Anggoro Eko Cahyo mengatakan, santunan yang diberikan merupakan klaim dari Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP). Selain itu anak dari masing-masing peserta juga mendapatkan manfaat beasiswa dari BP Jamsostek.
"Santunan yang diberikan untuk dua karyawan Bio Farma yang meninggal dunia sebesar Rp425 juta. Ini merupakan bukti dari manfaat perlindungan yang diberikan kepada pekerja dan keluarganya," kata Anggoro, dikutip Jumat (16/7/2021).
Deputi Direktur BPJamsostek Wilayah Jawa Barat, Dodo Suharto menambahkan, BPJamsostek berusaha untuk memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada pekerja dan keluarganya.
Pencairan santunan kepada ahli waris tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bagi seluruh pekerja tentang pentingnya manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami (BPJS Ketenagakerjaan) selalu berkomitmen untuk memberikan perlindungan kepada seluruh pekerja Indonesia. Ini demi terciptanya kesejahteraan bagi Pekerja dan keluarganya,” tuturnya.
Hingga pertengahan 2021 BPJamsostek telah menggelontorkan dana hingga Rp10,6 miliar untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Anggaran tersebut didistribusikan dalam bentuk bantuan barang kepada para pekerja terdampak pandemi.
Anggaran itu diberikan dalam bentuk 123.000 multivitamin, 6.858 APD, 619.000 masker, serta 100.000 bahan pangan bergizi yang didistribusikan melalui Kantor Wilayah dan Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Selain itu bantuan promotif preventif juga diberikan dalam bentuk pelatihan ahli K3, APD dan lainnya.
BPJamsostek juga memberikan bantuan berupa 2.000 paket safety kit kepada pekerja di Kota Bandung. “Ini bagian penting bagi kami untuk mendukung para pekerja. Karena kita melihat selama ini sektor retail, merupakan sektor yang penting, dan sektor ini tereskpos risiko yang tinggi,” ucap Anggoro.
Program ini awalnya ditujukan untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja, namun dengan kondisi pandemi yang berkepanjangan, BPJamsostek melakukan penyesuaian dengan lebih memfokuskan pelaksanaan program dalam bentuk bantuan penanggulangan Covid-19 di lingkungan kerja.
Santunan klaim yang diberikan kepada dua karyawan Bio Farma tersebut mencapai Rp425 juta. Selain itu, BP Jamsostek juga memberikan beasiswa pendidikan kepada anak ahli waris senilai puluhan juta rupiah. Penyerahan santunan dilakukan secara simbolis dari pejabat BPJamsostek kepada ahli waris, disaksikan direksi Bio Farma dan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah.
Dalam keterangan resminya, Direktur Utama BPJamsostek Anggoro Eko Cahyo mengatakan, santunan yang diberikan merupakan klaim dari Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP). Selain itu anak dari masing-masing peserta juga mendapatkan manfaat beasiswa dari BP Jamsostek.
"Santunan yang diberikan untuk dua karyawan Bio Farma yang meninggal dunia sebesar Rp425 juta. Ini merupakan bukti dari manfaat perlindungan yang diberikan kepada pekerja dan keluarganya," kata Anggoro, dikutip Jumat (16/7/2021).
Baca Juga
Deputi Direktur BPJamsostek Wilayah Jawa Barat, Dodo Suharto menambahkan, BPJamsostek berusaha untuk memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada pekerja dan keluarganya.
Pencairan santunan kepada ahli waris tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bagi seluruh pekerja tentang pentingnya manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami (BPJS Ketenagakerjaan) selalu berkomitmen untuk memberikan perlindungan kepada seluruh pekerja Indonesia. Ini demi terciptanya kesejahteraan bagi Pekerja dan keluarganya,” tuturnya.
Hingga pertengahan 2021 BPJamsostek telah menggelontorkan dana hingga Rp10,6 miliar untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Anggaran tersebut didistribusikan dalam bentuk bantuan barang kepada para pekerja terdampak pandemi.
Anggaran itu diberikan dalam bentuk 123.000 multivitamin, 6.858 APD, 619.000 masker, serta 100.000 bahan pangan bergizi yang didistribusikan melalui Kantor Wilayah dan Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Selain itu bantuan promotif preventif juga diberikan dalam bentuk pelatihan ahli K3, APD dan lainnya.
BPJamsostek juga memberikan bantuan berupa 2.000 paket safety kit kepada pekerja di Kota Bandung. “Ini bagian penting bagi kami untuk mendukung para pekerja. Karena kita melihat selama ini sektor retail, merupakan sektor yang penting, dan sektor ini tereskpos risiko yang tinggi,” ucap Anggoro.
Program ini awalnya ditujukan untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja, namun dengan kondisi pandemi yang berkepanjangan, BPJamsostek melakukan penyesuaian dengan lebih memfokuskan pelaksanaan program dalam bentuk bantuan penanggulangan Covid-19 di lingkungan kerja.
(ind)