BKF: PSBB Berdampak Terhadap Penurunan Konsumsi Rumah Tangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengatakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan memutus rantai penyebaran pandemi Covid-19, disisi lain berdampak terhadap penurunan konsumsi rumah tangga.
Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu mengatakan penerapan PSBB telah mengurangi konsumsi rumah tangga. Dan hal ini berdampak pula berkurangnya permintaan akan industri penghasil barang dan jasa.
"PSBB membuat aktivitas masyarakat banyak berkurang. Ini berdampak pada aktivitas belanja yang sangat terkoreksi. Dan yang paling berat itu adalah kelompok masyarakat paling bawah. Itu kenapa BLT dan sebagainya kita dorong segera. Supaya masyarakat tidak terlalu jauh terganggu perekonomiannya," kata Febrio di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Dia menambahkan peningkatan investasi, baik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tidak akan berjalan maksimal selama penanganan virus Corona (Covid-19) masih seperti sekarang. Hal ini tercermin dari realisasi investasi asing kuartal I 2020 yang turun 9,2% menjadi Rp98 triliun.
"Uang ada pun, kita enggak bisa bangun karena ada PSBB. Pergerakan sosial terbatas sehingga perekonomian tidak bergerak," imbuhnya.
Febrio mengatakan pemerintah akan melakukan berbagai macam cara agar ekonomi bisa bangkit seusai krisis Covid-19, termasuk laju investasi.
"Jangan sampai ekonomi susah bangun setelah istirahat. Sekarang tingkat pengangguran tinggi dan kami harus cari cara agar orang jangan sampai di-hire lagi susah. Jangan terlalu lama tidur, biar enggak susah bangun," pungkasnya.
Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu mengatakan penerapan PSBB telah mengurangi konsumsi rumah tangga. Dan hal ini berdampak pula berkurangnya permintaan akan industri penghasil barang dan jasa.
"PSBB membuat aktivitas masyarakat banyak berkurang. Ini berdampak pada aktivitas belanja yang sangat terkoreksi. Dan yang paling berat itu adalah kelompok masyarakat paling bawah. Itu kenapa BLT dan sebagainya kita dorong segera. Supaya masyarakat tidak terlalu jauh terganggu perekonomiannya," kata Febrio di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Dia menambahkan peningkatan investasi, baik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tidak akan berjalan maksimal selama penanganan virus Corona (Covid-19) masih seperti sekarang. Hal ini tercermin dari realisasi investasi asing kuartal I 2020 yang turun 9,2% menjadi Rp98 triliun.
"Uang ada pun, kita enggak bisa bangun karena ada PSBB. Pergerakan sosial terbatas sehingga perekonomian tidak bergerak," imbuhnya.
Febrio mengatakan pemerintah akan melakukan berbagai macam cara agar ekonomi bisa bangkit seusai krisis Covid-19, termasuk laju investasi.
"Jangan sampai ekonomi susah bangun setelah istirahat. Sekarang tingkat pengangguran tinggi dan kami harus cari cara agar orang jangan sampai di-hire lagi susah. Jangan terlalu lama tidur, biar enggak susah bangun," pungkasnya.
(bon)