Ini Dia Keuntungan Indonesia Jadi Presidensi G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah sekaligus Presidensi G20 pada tahun 2022. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga berharap Presidensi Indonesia dalam kelompok G20 bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan Indonesia.
Wamendag menuturkan ini adalah kepercayaan yang luar biasa dari negara-negara G20 dan harus dimanfaatkan sebagai salah satu momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan.
“Dengan Presidensi Indonesia di G20, diharapkan Indonesia bisa memasukkan agenda-agenda khususnya berkaitan dan menjadi fokus kepentingan nasional saat ini. Indonesia sendiri mengusung tema `recover together recover stronger`,” ujar Jerry dalam keterangan resminya, Selasa (27/7/2021).
Baca juga:Kalahkan Korea Selatan, Kemenangan The Daddies Berkumandang di Twitter
Menurut Wamendag, tema tersebut mencerminkan semangat bersama untuk pulih secara ekonomi dan kesehatan di antara negara-negara G20. Tahun ini ditargetkan menjadi tahun awal bagi berjalannya ekonomi nasional maupun ekonomi dunia yang terdampak Covid-19. Sedangkan tahun 2022 diharapkan proses recovery akan berlangsung lebih cepat.
Bagi Wamendag bukan hanya pulih, melainkan ekonomi dunia diharapkan dapat menjadi lebih kuat dan lebih cepat tumbuhnya. Adaptasi yang dilakukan, baik dalam konteks kesehatan masyarakat maupun adaptasi dalam konteks hubungan ekonomi diharapkan bisa meletakkan dasar bagi proses ekonomi dan perdagangan yang lebih baik.
Jerry sendiri mengatakan bahwa pada masa pandemi, Indonesia melakukan langkah-langkah yang sangat baik, khususnya dalam ekonomi dan perdagangan. Secara makro, ekonomi Indonesia relatif bisa melakukan mitigasi dampak Covid-19.
Sedangkan, dalam proses perdagangan, Indonesia bisa mengelola pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan kesehatan relatif baik. Kelangkaan dalam alat kesehatan dan kebutuhan penanganan Covid-19 tidak berlangsung berlarut-larut dan bisa segera diatasi.
Menurut Wamendag, Indonesia melakukan langkah yang baik pula dalam perdagangan luar negeri. Indikatornya ada dua menurut Jerry, yaitu surplus neraca perdagangan yang berlangsung terus-menerus sejak awal 2020. Indikator kedua adalah banyaknya perjanjian perdagangan yang bisa diselesaikan dan diratifikasi.
Penyelesaian perjanjian perdagangan ini diharapkan bisa berdampak jangka panjang dalam meningkatkan pasar ekspor Indonesia, bukan hanya di negara-negara tradisional tetapi juga di pasar potensial lainnya.
Baca juga:Kunjungi Sentra Vaksinasi di Jakpus, Anies: Ini Ikhtiar untuk Keluar dari Pandemi
“Kita berharap dengan penyelesaian banyak perjanjian perdagangan kontribusi ekspor Indonesia bagi PDB bisa meningkat terus,” ucap Wamendag.
Presidensi Indonesia dengan tema di atas serta tekad dalam mewujudkan banyak perjanjian perdagangan, menurut Jerry, adalah wujud nyata dari arahan dan visi presiden mengenai pentingnya kolaborasi secara internasional.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi telah membentuk panitia nasional Presidensi Indonesia dalam G20. Tim ini terus melakukan rapat-rapat persiapan, baik dalam persiapan konten maupun tempat penyelenggaraan. Belum diketahui daerah mana yang akan ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan, tapi diprediksi di daerah-daerah pusat wisata seperti di Bali, Labuan Bajo, atau Yogyakarta.
Wamendag menuturkan ini adalah kepercayaan yang luar biasa dari negara-negara G20 dan harus dimanfaatkan sebagai salah satu momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan.
“Dengan Presidensi Indonesia di G20, diharapkan Indonesia bisa memasukkan agenda-agenda khususnya berkaitan dan menjadi fokus kepentingan nasional saat ini. Indonesia sendiri mengusung tema `recover together recover stronger`,” ujar Jerry dalam keterangan resminya, Selasa (27/7/2021).
Baca juga:Kalahkan Korea Selatan, Kemenangan The Daddies Berkumandang di Twitter
Menurut Wamendag, tema tersebut mencerminkan semangat bersama untuk pulih secara ekonomi dan kesehatan di antara negara-negara G20. Tahun ini ditargetkan menjadi tahun awal bagi berjalannya ekonomi nasional maupun ekonomi dunia yang terdampak Covid-19. Sedangkan tahun 2022 diharapkan proses recovery akan berlangsung lebih cepat.
Bagi Wamendag bukan hanya pulih, melainkan ekonomi dunia diharapkan dapat menjadi lebih kuat dan lebih cepat tumbuhnya. Adaptasi yang dilakukan, baik dalam konteks kesehatan masyarakat maupun adaptasi dalam konteks hubungan ekonomi diharapkan bisa meletakkan dasar bagi proses ekonomi dan perdagangan yang lebih baik.
Jerry sendiri mengatakan bahwa pada masa pandemi, Indonesia melakukan langkah-langkah yang sangat baik, khususnya dalam ekonomi dan perdagangan. Secara makro, ekonomi Indonesia relatif bisa melakukan mitigasi dampak Covid-19.
Sedangkan, dalam proses perdagangan, Indonesia bisa mengelola pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan kesehatan relatif baik. Kelangkaan dalam alat kesehatan dan kebutuhan penanganan Covid-19 tidak berlangsung berlarut-larut dan bisa segera diatasi.
Menurut Wamendag, Indonesia melakukan langkah yang baik pula dalam perdagangan luar negeri. Indikatornya ada dua menurut Jerry, yaitu surplus neraca perdagangan yang berlangsung terus-menerus sejak awal 2020. Indikator kedua adalah banyaknya perjanjian perdagangan yang bisa diselesaikan dan diratifikasi.
Penyelesaian perjanjian perdagangan ini diharapkan bisa berdampak jangka panjang dalam meningkatkan pasar ekspor Indonesia, bukan hanya di negara-negara tradisional tetapi juga di pasar potensial lainnya.
Baca juga:Kunjungi Sentra Vaksinasi di Jakpus, Anies: Ini Ikhtiar untuk Keluar dari Pandemi
“Kita berharap dengan penyelesaian banyak perjanjian perdagangan kontribusi ekspor Indonesia bagi PDB bisa meningkat terus,” ucap Wamendag.
Presidensi Indonesia dengan tema di atas serta tekad dalam mewujudkan banyak perjanjian perdagangan, menurut Jerry, adalah wujud nyata dari arahan dan visi presiden mengenai pentingnya kolaborasi secara internasional.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi telah membentuk panitia nasional Presidensi Indonesia dalam G20. Tim ini terus melakukan rapat-rapat persiapan, baik dalam persiapan konten maupun tempat penyelenggaraan. Belum diketahui daerah mana yang akan ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan, tapi diprediksi di daerah-daerah pusat wisata seperti di Bali, Labuan Bajo, atau Yogyakarta.
(uka)