Bursa China 'Meriang', IHSG Masih Nangkring di Atas 6.000
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan pagi hari ini. Indeks tercatat menguat 0,19% dan berada di level 6.108.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas, Medan Frankie W Prasetio menilai, tekanan yang terjadi di bursa regional khususnya China, tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG.
“Sektor teknologi turunnya sampai 14% dalam tiga hari, jadi itu yang menjadi tekanan. Maka kemarin Hang Seng turun 4%, Shanghai Composite turun 2,5%. Tetapi kalau kita lihat Indonesia sendiri sebenarnya nggak turun dalam. Jadi, kita tidak terlalu terdampak dengan hal tersebut,” paparnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (28/7/2021).
Menurut dia, tekanan yang terjadi di pasar China memang turut menekan pergerakan. Namun, IHSG masih mampu bertahan di level 6.000-an. “Indonesia sendiri dalam dua tiga hari ini meski terjadi tekanan, tetapi kita masih cukup bagus. Jadi, kita juga masih berada di atas 6.000, bahkan hampir 6.100,” tuturnya.
Lanjutnya, kondisi tersebut adalah masalah dalam negeri dan bukan global. Sehingga, para pelaku pasar masih tetap optimis. “Menurut saya hal ini adalah country specific risk, bukan risk yang global. Jadi, ya kita masih merasa optimis,” tutupnya.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas, Medan Frankie W Prasetio menilai, tekanan yang terjadi di bursa regional khususnya China, tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG.
“Sektor teknologi turunnya sampai 14% dalam tiga hari, jadi itu yang menjadi tekanan. Maka kemarin Hang Seng turun 4%, Shanghai Composite turun 2,5%. Tetapi kalau kita lihat Indonesia sendiri sebenarnya nggak turun dalam. Jadi, kita tidak terlalu terdampak dengan hal tersebut,” paparnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (28/7/2021).
Menurut dia, tekanan yang terjadi di pasar China memang turut menekan pergerakan. Namun, IHSG masih mampu bertahan di level 6.000-an. “Indonesia sendiri dalam dua tiga hari ini meski terjadi tekanan, tetapi kita masih cukup bagus. Jadi, kita juga masih berada di atas 6.000, bahkan hampir 6.100,” tuturnya.
Lanjutnya, kondisi tersebut adalah masalah dalam negeri dan bukan global. Sehingga, para pelaku pasar masih tetap optimis. “Menurut saya hal ini adalah country specific risk, bukan risk yang global. Jadi, ya kita masih merasa optimis,” tutupnya.
(ind)