Mega-Proyek Masa Depan PLN Masih Penuh Tantangan

Kamis, 29 Juli 2021 - 17:16 WIB
loading...
Mega-Proyek Masa Depan PLN Masih Penuh Tantangan
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) akan membangun sejumlah mega-proyek pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) . Proyek tersebut untuk mendukung pencapaian nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060.

Saat ini, PLN tengah mendorong transisi energi dan dekarbonisasi dengan strategi bertahap guna mencapai target nol emisi karbon pada 2060. PLN memulainya dengan memensiunkan generasi pertama PLTU (subcritical) pada 2030, sehingga pada 2060 seluruh PLTU digantikan pembangkit berbasis EBT.

Meski demikian, Founding Director of The University of Oxford's program on Sustainable Capital-Intensive Industries, Atif Ansar, menilai ada tiga faktor yang berpotensi memicu kegagalan mega-proyek EBT tersebut.

Baca juga:Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 Mulai Kembali ke Tanah Air Malam Ini

"Faktor pertama adalah pelaku proyek terlampau optimistis dan tidak melihat adanya kerikil yang menghambat keberlangsungan proyek tersebut," ujar Atif, Kamis (29/7/2021).

Faktor kedua, dalam membuat rancangan induk mega-proyek, inisiator akan mengerek nilainya supaya dapat lebih mudah mendapatkan fasilitas keuangan. Dalam hal ini, tidak sedikit inisiator mega-proyek terlalu besar menggelembungkan nilainya tanpa melihat faktor risiko yang menyertai.

"Faktor terakhir adalah kompleksitas. Tidak sedikit inisiator proyek membuat perbandingan secara linear, padahal dalam prakteknya dalam membangun sebuah mega-proyek banyak faktor yang harus dihitung secara paralel," ungkapnya.

Baca juga:Air Laut Pasifik Mendidih, Rebus Jutaan Ikan Salmon

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pun sependapat dengan Atif. Dia menilai, untuk pembangunan pembangkit EBT ke depan, PLN akan melakukannya dengan cermat.

"Apabila di suatu daerah, suplai listriknya sudah melebihi kapasitas, maka pembangkit EBT sebaiknya tidak dibangun," katanya.

Alasannya, keselarasan pasokan dan kebutuhan. Kemudian, aspek lingkungan hingga keterjangkauan karena perusahaan ingin semua lapisan masyarakat dapat memanfaatkannya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2174 seconds (0.1#10.140)