Wamendag Terus Dorong Produk Desa Tembus Pasar Ekspor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga terus mendukung hasil produksi desa untuk menembus pasar ekspor . Sebab, Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk-produk yang berdaya saing.
Produk desa yang dapat diekspor antara lain kopi, beras organik, pupuk organik hingga essential oil dengan negara tujuan Eropa, Amerika Selatan, Asia dan Timur Tengah. Ekspor produk pertanian dan perkebunan itu dihasilkan oleh Program Desa Sejahtera di bawah binaan kerja sama antara PT Astra International bersama Kementerian Desa PDTT dan Kemenkop UKM.
Dalam mendukung pemasaran produk-produk desa, Jerry Sambuaga mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) punya berbagai program seperti fasilitasi, pembinaan teknis hingga pembukaan akses pasar melalui berbagai perjanjian perdagangan dan diplomasi perdagangan internasional.
Baca juga:Pengamat: Perampasan Aset Tak Terkait Tipikor oleh Penegak Hukum Langgar HAM
“Desa adalah salah satu jantung perekonomian Indonesia, termasuk dalam menghasilkan produk-produk ekspor. Karena itu Kemendag menggandeng dan mendukung berbagai pihak yang fokus membangun produksi desa dengan memberikan akses logistik dan perdagangan,” kata Jerry.
Dalam bidang akses pasar, perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral sangat penting agar produk-produk Indonesia bisa diakomodasi oleh negara tujuan dengan tarif yang bagus, bahkan tanpa tarif bea masuk. Upaya ini penting menurut Jerry, sebab secara politis dan teknis memang perlu dilakukan berbagai upaya agar sebuah negara menerima dan memberikan fasilitas bagi produk Indonesia.
Baca juga:Kemlu Cari Informasi Soal Kondisi WNI di Alaska Pasca Gempa Besar
“Kita harus meminimalkan hambatan perdagangan dan mengoptimalkan fasilitasi perdagangan bagi produk Indonesia sehingga bukan hanya bisa masuk tetapi juga bisa mengakses pasar di negara tujuan. Itu inti dari upaya-upaya dalam perjanjian perdagangan,” terang Jerry.
Sedangkan dalam fasilitasi pergudangan dan logistik, Kemendag terus mengembangkan sistem resi gudang (SRG). Sampai dengan tahun 2020 yang lalu tercatat sudah ada sekitar 123 gudang di daerah yang masuk dalam program SRG yang berfungsi sebagai gudang simpan tunda beli produk pertanian dan perkebunan.
Dengan begitu, pengelolaan pasokan dan harga bisa dilakukan dengan baik. Saat ini ada sekitar 20 komoditas yang bisa dikelola melalui SRG, termasuk kopi dan porang yang saat ini menjadi salah satu primadona komoditas ekspor.
Produk desa yang dapat diekspor antara lain kopi, beras organik, pupuk organik hingga essential oil dengan negara tujuan Eropa, Amerika Selatan, Asia dan Timur Tengah. Ekspor produk pertanian dan perkebunan itu dihasilkan oleh Program Desa Sejahtera di bawah binaan kerja sama antara PT Astra International bersama Kementerian Desa PDTT dan Kemenkop UKM.
Dalam mendukung pemasaran produk-produk desa, Jerry Sambuaga mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) punya berbagai program seperti fasilitasi, pembinaan teknis hingga pembukaan akses pasar melalui berbagai perjanjian perdagangan dan diplomasi perdagangan internasional.
Baca juga:Pengamat: Perampasan Aset Tak Terkait Tipikor oleh Penegak Hukum Langgar HAM
“Desa adalah salah satu jantung perekonomian Indonesia, termasuk dalam menghasilkan produk-produk ekspor. Karena itu Kemendag menggandeng dan mendukung berbagai pihak yang fokus membangun produksi desa dengan memberikan akses logistik dan perdagangan,” kata Jerry.
Dalam bidang akses pasar, perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral sangat penting agar produk-produk Indonesia bisa diakomodasi oleh negara tujuan dengan tarif yang bagus, bahkan tanpa tarif bea masuk. Upaya ini penting menurut Jerry, sebab secara politis dan teknis memang perlu dilakukan berbagai upaya agar sebuah negara menerima dan memberikan fasilitas bagi produk Indonesia.
Baca juga:Kemlu Cari Informasi Soal Kondisi WNI di Alaska Pasca Gempa Besar
“Kita harus meminimalkan hambatan perdagangan dan mengoptimalkan fasilitasi perdagangan bagi produk Indonesia sehingga bukan hanya bisa masuk tetapi juga bisa mengakses pasar di negara tujuan. Itu inti dari upaya-upaya dalam perjanjian perdagangan,” terang Jerry.
Sedangkan dalam fasilitasi pergudangan dan logistik, Kemendag terus mengembangkan sistem resi gudang (SRG). Sampai dengan tahun 2020 yang lalu tercatat sudah ada sekitar 123 gudang di daerah yang masuk dalam program SRG yang berfungsi sebagai gudang simpan tunda beli produk pertanian dan perkebunan.
Dengan begitu, pengelolaan pasokan dan harga bisa dilakukan dengan baik. Saat ini ada sekitar 20 komoditas yang bisa dikelola melalui SRG, termasuk kopi dan porang yang saat ini menjadi salah satu primadona komoditas ekspor.
(uka)