Beban Melonjak, Laba XL Axiata Anjlok 59% di Semester I 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan penurunan laba bersih di semester 1 2021. Pada laporan keuangan per 30 Juni 2021, Perseroan mencatatkan laba sebesar Rp715,95 miliar atau turun 58,93 persen dibanding periode 30 Juni 2020 sebesar Rp1,74 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,97 triliun atau turun 0,82 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp13,08 triliun dengan laba per saham dasar Rp67.
Adapun pendapatan Perseroan terdiri atas data, non data, jasa telekomunikasi lainnya, jasa interkoneksi, sirkit langganan, dan sewa menara. Data menjadi kontributor utama pendapatan sebesar Rp10,94 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp10,64 triliun.
Non data tercatat Rp1,12 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp1,54 triliun, jasa telekomunikasi lainnya tercatat Rp472,38 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp282,08 miliar, jasa interkoneksi tercatat Rp308,46 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp428,72 miliar.
Sirkit langganan tercatat Rp106,22 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp96,07 miliar, sewa menara tercatat Rp23,86 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp93,11 miliar. Diskon pendapatan tercatat Rp3,87 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp4,25 miliar.
XL Axiata juga mencatatkan penurunan keuntungan dari penjualan dan sewa-balik menara menjadi Rp207,57 miliar dari periode sebelumnya Rp1,85 triliun. EXCL mencatatkan adanya kenaikan total beban di kuartal II-2021 menjadi Rp11 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,92 triliun. Beban penyusutan turun menjadi Rp4,91 triliun dibanding sebelumnya Rp5,08 triliun, dan beban infrastruktur turun menjadi Rp3,92 triliun dibanding sebelumnya Rp4,10 triliun.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp6,20 triliun, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp3,80 triliun, dan arus kas bersih yang digunakan digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp2,96 triliun. XL Axiata mencatatkan liabilitas sebesar Rp47,96 triliun dan ekuitas Rp19,52 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp67,49 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp67,74 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,97 triliun atau turun 0,82 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp13,08 triliun dengan laba per saham dasar Rp67.
Adapun pendapatan Perseroan terdiri atas data, non data, jasa telekomunikasi lainnya, jasa interkoneksi, sirkit langganan, dan sewa menara. Data menjadi kontributor utama pendapatan sebesar Rp10,94 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp10,64 triliun.
Non data tercatat Rp1,12 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp1,54 triliun, jasa telekomunikasi lainnya tercatat Rp472,38 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp282,08 miliar, jasa interkoneksi tercatat Rp308,46 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp428,72 miliar.
Sirkit langganan tercatat Rp106,22 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp96,07 miliar, sewa menara tercatat Rp23,86 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp93,11 miliar. Diskon pendapatan tercatat Rp3,87 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp4,25 miliar.
XL Axiata juga mencatatkan penurunan keuntungan dari penjualan dan sewa-balik menara menjadi Rp207,57 miliar dari periode sebelumnya Rp1,85 triliun. EXCL mencatatkan adanya kenaikan total beban di kuartal II-2021 menjadi Rp11 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,92 triliun. Beban penyusutan turun menjadi Rp4,91 triliun dibanding sebelumnya Rp5,08 triliun, dan beban infrastruktur turun menjadi Rp3,92 triliun dibanding sebelumnya Rp4,10 triliun.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp6,20 triliun, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp3,80 triliun, dan arus kas bersih yang digunakan digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp2,96 triliun. XL Axiata mencatatkan liabilitas sebesar Rp47,96 triliun dan ekuitas Rp19,52 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp67,49 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp67,74 triliun.
(nng)