Sri Mulyani: Varian Delta Jadi Ancaman Ekonomi Semester II 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan varian delta menjadi ancaman ekonomi RI di paruh kedua tahun ini. Apabila tidak benar-benar dikendalikan penyebaran varian delta akan memberikan downside risk bagi outlook pertumbuhan ekonomi Semester II 2021.
"Oleh karena itu kita semuanya memiliki kepentingan bersama untuk . Pemerintah dalam hal ini melalui instrumen APBN akan terus bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi nasional," ujar Sri Mulyani melalui keterangan resminya, Sabtu (7/8/2021).
Menurut dia proses pemulihan ekonomi nasional dalam paruh kedua akan sangat terkait erat dengan proses penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19. Ia menyebut, memasuki triwulan III tahun 2021 perekonomian nasional kembali menghadapi tantangan dengan meningkatnya penyebaran varian delta Covid-19.
Peningkatan kasus ini telah mendorong pemerintah melakukan pembatasan mobilitas, dari mulai PPKM darurat yang kemudian diubah menjadi empat level yang lebih detail."Penerapan PPKM darurat dan level 4 dan 3 akan mengurangi aktivitas perekonomian khususnya yang identik dengan mobilitas seperti kegiatan konsumsi, investasi," kata dia.
Penyebaran varian delta di seluruh dunia, kata dia juga diperkirakan akan mempengaruhi global outlook dan ekspor. Sebab itu, fokus utama pengendalian Covid-19 pada masa PPKM dengan akselerasi vaksinasi, melindungi masyarakat rentan, dan membantu pelaku usaha melalui berbagai program perlinsos, serta meningkatkan daya saing.
Tak hanya itu, dukungan insentif juga terus digulirkan agar bisa bangkit dan recovery serta menjaga tren pemulihan di sektor usaha. Dia menyebut momentum penguatan kinerja ekonomi global, adanya kebijakan countercyclical pemerintah, serta kebijakan moneter dan sektor keuangan yang tepat telah mampu mendorong arah pemulihan ekonomi nasional.
"Kebijakan countercyclical dari pemerintah yaitu dalam bentuk fiskal dan non fiskal, serta kebijakan moneter dan sektor keuangan dari Bank Indonesia dan OJK yang akomodatif telah mendorong berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional kita," jelas Menkeu.
"Oleh karena itu kita semuanya memiliki kepentingan bersama untuk . Pemerintah dalam hal ini melalui instrumen APBN akan terus bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi nasional," ujar Sri Mulyani melalui keterangan resminya, Sabtu (7/8/2021).
Menurut dia proses pemulihan ekonomi nasional dalam paruh kedua akan sangat terkait erat dengan proses penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19. Ia menyebut, memasuki triwulan III tahun 2021 perekonomian nasional kembali menghadapi tantangan dengan meningkatnya penyebaran varian delta Covid-19.
Peningkatan kasus ini telah mendorong pemerintah melakukan pembatasan mobilitas, dari mulai PPKM darurat yang kemudian diubah menjadi empat level yang lebih detail."Penerapan PPKM darurat dan level 4 dan 3 akan mengurangi aktivitas perekonomian khususnya yang identik dengan mobilitas seperti kegiatan konsumsi, investasi," kata dia.
Penyebaran varian delta di seluruh dunia, kata dia juga diperkirakan akan mempengaruhi global outlook dan ekspor. Sebab itu, fokus utama pengendalian Covid-19 pada masa PPKM dengan akselerasi vaksinasi, melindungi masyarakat rentan, dan membantu pelaku usaha melalui berbagai program perlinsos, serta meningkatkan daya saing.
Tak hanya itu, dukungan insentif juga terus digulirkan agar bisa bangkit dan recovery serta menjaga tren pemulihan di sektor usaha. Dia menyebut momentum penguatan kinerja ekonomi global, adanya kebijakan countercyclical pemerintah, serta kebijakan moneter dan sektor keuangan yang tepat telah mampu mendorong arah pemulihan ekonomi nasional.
"Kebijakan countercyclical dari pemerintah yaitu dalam bentuk fiskal dan non fiskal, serta kebijakan moneter dan sektor keuangan dari Bank Indonesia dan OJK yang akomodatif telah mendorong berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional kita," jelas Menkeu.
(nng)