Terpantau Flightradar24, Lion Air dan Garuda Ramai-ramai Balik ke Lessor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aplikasi penerbangan Flightradar24 memantau terdapat 6 pesawat Lion Air Group terbang beriringan menuju Australia pada Jumat (6/8). Sebelumnya tercatat pula pada Rabu (4/8), Garuda Indonesia mengembalikan 9 unit pesawat milik perusahaan persewaan (lessor) Aercap Ireland Limited (Aercap) ke Australia.
Tak hanya maskapai Indonesia yang dipulangkan ke Lessor . The International Bureau of Aviation (IBA) melaporkan tahun ini lebih dari 1.000 pesawat bakal dikembalikan ke lessor tanpa kejelasan status. Namun demikian, pasar leasing pesawat komersial memang sedang mengalami gejolak yang cukup besar sepanjang tahun ini akibat terdampak pembatasan pergerakan akibat pandemi Covid-19.
Dikutip dari Aviator Aero, IBA merinci ada sebanyak 1.300 pesawat, termasuk 200 widebody telah dijadwalkan untuk dikembalikan ke lessor tahun ini. Bahkan penjadwalan pengembalian ini telah dilakukan sejak sebelum pandemi Covid-19.
Presiden IBA Phil Seymour mengatakan awalnya sewa sebagian besar pesawat akan diperpanjang namun sayangnya opsi itu tersebut nampaknya sangat tidak mungkin dilakukan dengan adanya pandemi COVID-19 saat ini. Berdasarkan laporan IBA, pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah penumpang pesawat turun drastis. "Ini mengakibatkan maskapai tidak mampu melanjutkan sewa pesawat dan memilih mengembalikan ke pihak lessor," ujar Phil.
Adapun jumlah maskapai yang berencana mengakhiri masa sewa tidak sedikit. Awalnya kebanyakan maskapai tidak melanjutkan sewa karena sedang restrukturisasi. Namun kemudian kondisi memburuk hingga menyebabkan banyak maskapai mengalami kerugian bahkan bangkrut. Hal ini membuat nasib armada-armada pesawat yang dikembalikan ke lessor semakin tak jelas masa depannya.
"Ketidakpastian ini mematahkan pola yang selama ini sudah terbentuk. Biasanya ketika keuangan maskapai membaik, maka lessor akan mengirimkan ulang pesawat yang sempat dikembalikan," tambahnya.
IBA juga memperkirakan bahwa penurunan aktivitas penyewaan pesawat ini akan berdampak negatif pada industri Maintenance, Repair, Overhaul (MRO), atau bengkel pesawat. Jumlah kunjungan ke bengkel pesawat dipastikan bakal menurun. Sebelum COVID-19, jumlah kunjungan pesawat ke bengkel sempat diperkirakan akan meningkat dari 3.200 pada 2019 menjadi 4.500 kunjungan pada 2023.
Tak hanya maskapai Indonesia yang dipulangkan ke Lessor . The International Bureau of Aviation (IBA) melaporkan tahun ini lebih dari 1.000 pesawat bakal dikembalikan ke lessor tanpa kejelasan status. Namun demikian, pasar leasing pesawat komersial memang sedang mengalami gejolak yang cukup besar sepanjang tahun ini akibat terdampak pembatasan pergerakan akibat pandemi Covid-19.
Dikutip dari Aviator Aero, IBA merinci ada sebanyak 1.300 pesawat, termasuk 200 widebody telah dijadwalkan untuk dikembalikan ke lessor tahun ini. Bahkan penjadwalan pengembalian ini telah dilakukan sejak sebelum pandemi Covid-19.
Presiden IBA Phil Seymour mengatakan awalnya sewa sebagian besar pesawat akan diperpanjang namun sayangnya opsi itu tersebut nampaknya sangat tidak mungkin dilakukan dengan adanya pandemi COVID-19 saat ini. Berdasarkan laporan IBA, pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah penumpang pesawat turun drastis. "Ini mengakibatkan maskapai tidak mampu melanjutkan sewa pesawat dan memilih mengembalikan ke pihak lessor," ujar Phil.
Adapun jumlah maskapai yang berencana mengakhiri masa sewa tidak sedikit. Awalnya kebanyakan maskapai tidak melanjutkan sewa karena sedang restrukturisasi. Namun kemudian kondisi memburuk hingga menyebabkan banyak maskapai mengalami kerugian bahkan bangkrut. Hal ini membuat nasib armada-armada pesawat yang dikembalikan ke lessor semakin tak jelas masa depannya.
"Ketidakpastian ini mematahkan pola yang selama ini sudah terbentuk. Biasanya ketika keuangan maskapai membaik, maka lessor akan mengirimkan ulang pesawat yang sempat dikembalikan," tambahnya.
IBA juga memperkirakan bahwa penurunan aktivitas penyewaan pesawat ini akan berdampak negatif pada industri Maintenance, Repair, Overhaul (MRO), atau bengkel pesawat. Jumlah kunjungan ke bengkel pesawat dipastikan bakal menurun. Sebelum COVID-19, jumlah kunjungan pesawat ke bengkel sempat diperkirakan akan meningkat dari 3.200 pada 2019 menjadi 4.500 kunjungan pada 2023.
(nng)