Perkuat Ekonomi Syariah Berkelanjutan, Perry Keluarkan 4 Jurus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pakar PP Masyarakat Ekonomi Syariah yang juga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, penguatan ekosistem keuangan syariah di Indonesia dapat mendorong perekonomian Indonesia. Pandangan itu disebutkan Perry dalam sambutannya pada acara Muhadatsah Dewan Pakar yang diselenggarakan secara daring oleh Masyarakat Ekonomi Syariah pada, Sabtu (7/8/2021).
"Bersinergi untuk melaksanakan berbagai langkah bersama untuk memajukan ekonomi keuangan syariah di Indonesia bagi kemajuan ekonomi negeri kita dan kemajuan umat," ujar Perry dalam sambutannya.
Menurut Perry hal itu bisa dijalankan dengan cara pengembangan islamic social finance, wakaf produktif, melalui penguatan digital dan penguatan ekosistem transformasi perwakafan menuju ekonomi berkelanjutan.
Baca juga:Taliban Rebut Penjara dan Bebaskan Para Tahanan di Provinsi Jawzjan
"Ini hal yang sangat penting untuk kita memajukan ekonomi keuangan syariah," tambahnya.
Menurutnya, ada empat hal umum yang harus diperkuat ke depan untuk mewujudkan ekonomi syariah berkelanjutan. Pertama adalah kemampuan kita untuk bisa merancang, mendesain, dan mengimplementasikan suatu proyek ekonomi keuangan syariah.
Perry menjelaskan, proyek wakaf bukan hanya tidak hanya terbatas kepada ibadah, sosial, pendidikan, tetapi juga wakaf-wakaf produktif sangat berperan penting bagi pembangunan ekonomi.
"Yang kedua adalah bagaimana kita membuat struktur financing yang blended antara wakaf dan komersial," lanjutnya.
Kemampuan berdasarkan proyek itu seperti mendesain suatu struktur pembiayaannya untuk bisa membiayai proyek berbasis wakaf produktif. Di dalam mendesain struktur keuangan, bisa juga keuangan komersial dan syariah dimasukan, atau yang dalam istilahnya adalah blending finance, artinya gabungan antara finansial yang berbasis pada zakat, infaq, shodaqoh dengan komersial.
"Ketiga adalah membuat proses dari awal hingga akhir dengan didukung digitalisasi, saya kira digitalisasi sangat penting," tambah Perry.
Baca juga:Brasil Pertahankan Medali Emas Usai Kalahkan Spanyol di Final Olimpiade Tokyo 2020
Saat ini berbagai kegiatan ekonomi syariah sudah banyak yang beralih pada platform digital. Misalnya seperti lembaga amil zakat yang sudah mulai mesosialisakan program wakafnya melalui media sosial.
"Keempat adalah sinergi dan kampanye yang memang tidak boleh lelah, ini harus kita lakukan secara berjamaah, demi memajukan ekonomi keuangan syariah," kata Perry.
Akselerasi pemenuhan kelengkapan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah memerlukan satu pemahaman bersama dan konsolidasi yang kuat antar-pemangku kebijakan.
"Hal itu kita kembangkan sebagai islamic finance melalui penguatan digital, penguatan ekosistem menjadi transformasi perwakafan menuju ekonomi berkelanjutan," tutupnya.
"Bersinergi untuk melaksanakan berbagai langkah bersama untuk memajukan ekonomi keuangan syariah di Indonesia bagi kemajuan ekonomi negeri kita dan kemajuan umat," ujar Perry dalam sambutannya.
Menurut Perry hal itu bisa dijalankan dengan cara pengembangan islamic social finance, wakaf produktif, melalui penguatan digital dan penguatan ekosistem transformasi perwakafan menuju ekonomi berkelanjutan.
Baca juga:Taliban Rebut Penjara dan Bebaskan Para Tahanan di Provinsi Jawzjan
"Ini hal yang sangat penting untuk kita memajukan ekonomi keuangan syariah," tambahnya.
Menurutnya, ada empat hal umum yang harus diperkuat ke depan untuk mewujudkan ekonomi syariah berkelanjutan. Pertama adalah kemampuan kita untuk bisa merancang, mendesain, dan mengimplementasikan suatu proyek ekonomi keuangan syariah.
Perry menjelaskan, proyek wakaf bukan hanya tidak hanya terbatas kepada ibadah, sosial, pendidikan, tetapi juga wakaf-wakaf produktif sangat berperan penting bagi pembangunan ekonomi.
"Yang kedua adalah bagaimana kita membuat struktur financing yang blended antara wakaf dan komersial," lanjutnya.
Kemampuan berdasarkan proyek itu seperti mendesain suatu struktur pembiayaannya untuk bisa membiayai proyek berbasis wakaf produktif. Di dalam mendesain struktur keuangan, bisa juga keuangan komersial dan syariah dimasukan, atau yang dalam istilahnya adalah blending finance, artinya gabungan antara finansial yang berbasis pada zakat, infaq, shodaqoh dengan komersial.
"Ketiga adalah membuat proses dari awal hingga akhir dengan didukung digitalisasi, saya kira digitalisasi sangat penting," tambah Perry.
Baca juga:Brasil Pertahankan Medali Emas Usai Kalahkan Spanyol di Final Olimpiade Tokyo 2020
Saat ini berbagai kegiatan ekonomi syariah sudah banyak yang beralih pada platform digital. Misalnya seperti lembaga amil zakat yang sudah mulai mesosialisakan program wakafnya melalui media sosial.
"Keempat adalah sinergi dan kampanye yang memang tidak boleh lelah, ini harus kita lakukan secara berjamaah, demi memajukan ekonomi keuangan syariah," kata Perry.
Akselerasi pemenuhan kelengkapan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah memerlukan satu pemahaman bersama dan konsolidasi yang kuat antar-pemangku kebijakan.
"Hal itu kita kembangkan sebagai islamic finance melalui penguatan digital, penguatan ekosistem menjadi transformasi perwakafan menuju ekonomi berkelanjutan," tutupnya.
(uka)