Pembatasan Bikin Harga Minyak Dunia Turun ke Bawah USD70 Per Barel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau turun di bawah USD70 pada perdagangan Senin pagi (16/8) di Asia, turun di kisaran 1%. Harga minyak Brent berjangka (futures) turun 1,27% menjadi USD69,69, hingga pukul 12.50 WIB setelah merayap lebih rendah selama pekan sebelumnya. Sementara WTI berjangka anjlok 1,30% di harga USD67,55 meski ada sedikit kenaikan pekan lalu. Pada Sabtu (15/8), kontrak WTI berjangka telah diperpanjang pada 21 Oktober 2021.
Pasar diketahui masih khawatir terkait pembatasan yang diterapkan di sejumlah negara untuk menahan laju angka infeksi Covid-19. Pembatasan ini akan terus mengurangi prospek permintaan bahan bakar.
"Minyak mentah masih berada di bawah tekanan karena varian delta yang menyebar cepat dan memengaruhi prospek permintaan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (16/8/2021).
Sementara itu, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, China, melaporkan perlambatan produksi industrinya. Pada Juli 2021, nilai output industri Negeri Tirai Bambu mencapai 6,4%, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,3% dan meleset dari ekspektasi awal 7,8%. Ketatnya pembatasan diproyeksikan terus membayangi para importir minyak dunia.
Badan Energi Internasional sebelumnya telah memprediksi bahwa prospek permintaan bahan bakar dunia akan suram sejalan dengan permintaan yang lambat hingga akhir 2021. Meski sempat ada pembalikan tren pada Juli, infeksi Covid-19 masih menjadi hambatan utama dalam pergerakan harga minyak.
Pasar diketahui masih khawatir terkait pembatasan yang diterapkan di sejumlah negara untuk menahan laju angka infeksi Covid-19. Pembatasan ini akan terus mengurangi prospek permintaan bahan bakar.
"Minyak mentah masih berada di bawah tekanan karena varian delta yang menyebar cepat dan memengaruhi prospek permintaan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (16/8/2021).
Sementara itu, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, China, melaporkan perlambatan produksi industrinya. Pada Juli 2021, nilai output industri Negeri Tirai Bambu mencapai 6,4%, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,3% dan meleset dari ekspektasi awal 7,8%. Ketatnya pembatasan diproyeksikan terus membayangi para importir minyak dunia.
Badan Energi Internasional sebelumnya telah memprediksi bahwa prospek permintaan bahan bakar dunia akan suram sejalan dengan permintaan yang lambat hingga akhir 2021. Meski sempat ada pembalikan tren pada Juli, infeksi Covid-19 masih menjadi hambatan utama dalam pergerakan harga minyak.
(uka)