Penumpang Sepi, Bisnis Angkutan Barang Bikin KAI Bertahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang cukup signifikan pada jumlah penumpang kereta api . Namun beruntung, di tengah sepinya penumpang, bisnis angkutan barang menggunakan jasa kereta api justru naik signifikan.
Direktur Utama KAI , Didiek Hartantyo menyebut, hingga akhir semester I-2021, kinerja angkutan barang KAI terus menunjukkan tren positif. Pada Januari-Juli 2021 KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton. Jumlah itu naik 8,9% dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu yang hanya 25,9 juta ton barang.
"Kenaikan volume barang yang KAI layani ini sangat penting bagi KAI untuk tetap survive di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung,” ujar Didiek dalam keterangan persnya, Selasa (17/8/2021) dinihari.
Didiek menyebutkan, kinerja positif pada angkutan barang terhadi berkat sejumlah adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang telah mereka lakukan.
"Di luar bisnis angkutan penumpang, KAI meyakini bisnis angkutan barang adalah salah satu kunci menjaga performa bisnis selama pandemi Covid-19. Maka dari itu KAI terus bekerja keras dalam meningkatkan performa Angkutan Barang," tukasnya.
Terus bertumbuh juga dibuktikan KAI dengan tetap berprogresnya pekerjaan untuk proyek strategis nasional yang telah diamanahkan Pemerintah kepada KAI, meski di masa pandemi.
Untuk proyek LRT Jabodebek misalnya, per 30 Juli 2021 progres pekerjaan telah mencapai 73,31%. Sementara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung progres fisiknya sudah mencapai 54,16%.
Kondisi pandemi memang sedikit banyak mempengaruhi capaian target penyelesaian pekerjaan, namun KAI melakukan upaya maksimal dengan intens berkoordinasi dengan para stakeholders.
Pemantauan dan pengawasan secara langsung tetap dilakukan, proses-proses pengujian pun didorong agar dilakukan percepatan. KAI juga membentuk Project Management Officer (PMO) yang memantau proyek untuk menjamin kelancaran proyek secara keseluruhan.
KAI bertekad akan menjalankan amanah penugasan tersebut agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan layanan transportasi massal berbasis rel yang nyaman dan maju.
“Gencarnya pengembangan transportasi berbasis rel yang tengah dikerjakan KAI ini memiliki tujuan untuk menghadirkan moda transportasi yang terintegrasi dan memudahkan masyarakat dalam mobilitasnya. Kemajuan ini nantinya diharapkan tidak hanya akan menambah volume angkut semata, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang juga berimbas bagi kemajuan bangsa,” tutup Didiek.
Direktur Utama KAI , Didiek Hartantyo menyebut, hingga akhir semester I-2021, kinerja angkutan barang KAI terus menunjukkan tren positif. Pada Januari-Juli 2021 KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton. Jumlah itu naik 8,9% dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu yang hanya 25,9 juta ton barang.
"Kenaikan volume barang yang KAI layani ini sangat penting bagi KAI untuk tetap survive di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung,” ujar Didiek dalam keterangan persnya, Selasa (17/8/2021) dinihari.
Didiek menyebutkan, kinerja positif pada angkutan barang terhadi berkat sejumlah adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang telah mereka lakukan.
"Di luar bisnis angkutan penumpang, KAI meyakini bisnis angkutan barang adalah salah satu kunci menjaga performa bisnis selama pandemi Covid-19. Maka dari itu KAI terus bekerja keras dalam meningkatkan performa Angkutan Barang," tukasnya.
Terus bertumbuh juga dibuktikan KAI dengan tetap berprogresnya pekerjaan untuk proyek strategis nasional yang telah diamanahkan Pemerintah kepada KAI, meski di masa pandemi.
Untuk proyek LRT Jabodebek misalnya, per 30 Juli 2021 progres pekerjaan telah mencapai 73,31%. Sementara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung progres fisiknya sudah mencapai 54,16%.
Kondisi pandemi memang sedikit banyak mempengaruhi capaian target penyelesaian pekerjaan, namun KAI melakukan upaya maksimal dengan intens berkoordinasi dengan para stakeholders.
Pemantauan dan pengawasan secara langsung tetap dilakukan, proses-proses pengujian pun didorong agar dilakukan percepatan. KAI juga membentuk Project Management Officer (PMO) yang memantau proyek untuk menjamin kelancaran proyek secara keseluruhan.
KAI bertekad akan menjalankan amanah penugasan tersebut agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan layanan transportasi massal berbasis rel yang nyaman dan maju.
“Gencarnya pengembangan transportasi berbasis rel yang tengah dikerjakan KAI ini memiliki tujuan untuk menghadirkan moda transportasi yang terintegrasi dan memudahkan masyarakat dalam mobilitasnya. Kemajuan ini nantinya diharapkan tidak hanya akan menambah volume angkut semata, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang juga berimbas bagi kemajuan bangsa,” tutup Didiek.
(akr)