Kay Akinwunmi: Pria Nigeria 'Pembawa Berkah' buat Para Imigran Afrika di Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pria asal Nigeria ini bernama Kay Akinwunmi. Dia telah tinggal di London, Inggris, selama 17 tahun terakhir. Selama rentang waktu itu, dia menghabiskan selama sepuluh tahun bekerja sebagai konsultan pengembangan perangkat lunak.
Bukan hanya Kay dari Nigeria yang mencari kesuksesan di Benua Biru. Pada tahun 2007 BBC melaporkan bahwa berdasarkan data International Organization for Migration diperkirakan ada 4,6 juta imigran asal Benua Afrika yang "hijrah" ke Eropa.
Malahan, Migration Policy Institute memperkirakan lebih banyak lagi jumlahnya, mencapai 7 hingga 8 juga orang.
Saat ini jumlah itu tentunya akan semakin membesar. Itu baru di Eropa, belum di Amerika Serikat, atau negara-negara belahan dunia lainnya.
Kay bersama mereka yang sukses lainnya menghadapi persoalan yang sama. Mahalnya biaya mengirimkan uang ke dan dari Afrika.
"Afrika adalah benua paling mahal di dunia untuk mengirim dan menerima uang," kata Kay Akinwunmi kepada BBC (18/8/2021).
Dari situasi yang dihadapinya, Kay kemudian "memutar otak" mencari solusi yang bisa meringkan dirinya dan juga yang lain. Lewat obrolan di sebuah saluran internet, pada 2016 muncullah ide untuk "memetakan" biaya-biaya pengiriman uang yang dipatok sejumlah perusahaan yang menyediakan jasa remitansi.
Kay pun kemudian membuat sebuah situs perbandingan harga untuk orang Afrika yang bekerja di Inggris dan Eropa yang ingin mengirim uang kembali ke rumah untuk kerabat mereka. Ini menunjukkan kepada mereka perusahaan mana yang menawarkan komisi terendah untuk transfer uang.
"Mahalnya biaya pengirman uang ke dan dari Afrika tidak masuk akal, dan kami telah membuat aplikasi agar orang-orang mendapatkan kesepakatan terbaik untuk uang mereka," tambah Kay.
Bukan hanya Kay dari Nigeria yang mencari kesuksesan di Benua Biru. Pada tahun 2007 BBC melaporkan bahwa berdasarkan data International Organization for Migration diperkirakan ada 4,6 juta imigran asal Benua Afrika yang "hijrah" ke Eropa.
Malahan, Migration Policy Institute memperkirakan lebih banyak lagi jumlahnya, mencapai 7 hingga 8 juga orang.
Saat ini jumlah itu tentunya akan semakin membesar. Itu baru di Eropa, belum di Amerika Serikat, atau negara-negara belahan dunia lainnya.
Kay bersama mereka yang sukses lainnya menghadapi persoalan yang sama. Mahalnya biaya mengirimkan uang ke dan dari Afrika.
"Afrika adalah benua paling mahal di dunia untuk mengirim dan menerima uang," kata Kay Akinwunmi kepada BBC (18/8/2021).
Dari situasi yang dihadapinya, Kay kemudian "memutar otak" mencari solusi yang bisa meringkan dirinya dan juga yang lain. Lewat obrolan di sebuah saluran internet, pada 2016 muncullah ide untuk "memetakan" biaya-biaya pengiriman uang yang dipatok sejumlah perusahaan yang menyediakan jasa remitansi.
Kay pun kemudian membuat sebuah situs perbandingan harga untuk orang Afrika yang bekerja di Inggris dan Eropa yang ingin mengirim uang kembali ke rumah untuk kerabat mereka. Ini menunjukkan kepada mereka perusahaan mana yang menawarkan komisi terendah untuk transfer uang.
"Mahalnya biaya pengirman uang ke dan dari Afrika tidak masuk akal, dan kami telah membuat aplikasi agar orang-orang mendapatkan kesepakatan terbaik untuk uang mereka," tambah Kay.