Permintaan Kemasan Plastik Meningkat 5% Selama PPKM Berlevel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menghadirkan kemasan makanan aman, higienis dan ekonomis menjadi hal penting yang harus diperhatikan di tengah meningkatnya tren pesan antar makanan secara daring akibat pembatasan sosial.
Perwakilan produsen kemasan plastik Sutjipto mengatakan bahwa permintaan kemasan plastik selama PPKM Berlevel. Tercatat adanya kenaikan permintaan kemasan, baik primer maupun sekunder packaging yang diperkirakan sebesar 3-5% dibanding dengan PPKM sebelumnya.
"Di awal pandemi COVID-19, permintaan kemasan plastik sempat menurun namun kini seiring dengan proses adaptasi, terjadi peningkatan," kata dia saat webinar menyoal peningkatan kemasan makanan, secara virtual, Selasa (24/8/2021).
Menurut dia kemasan makanan plastik lebih efisien dan ekonomis dalam memenuhi bertambahnya permintaan yang cukup tinggi karena harga yang terjangkau serta keamanannya dalam menjaga makanan ketika diantar dari restoran ke pelanggan. "Selain efisien dan ekonomis, kemasan makanan plastik dinilai efektif melindungi makanan siap antar," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, praktisi kesehatan Lia Natalia menyatakan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kehigienisan sudah semakin tinggi, mulai dari penggunaan masker hingga alat-alat makan dan kemasan makanan selama pandemi Covid-19. "Banyak orang menjadi lebih berhati-hati dalam memilih jenis kemasan makanan," kata dia.
Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menjelaskan kemasan plastik sekali pakai efektif dalam mencegah kontaminasi silang (cross contamination), yaitu proses berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lainnya.
"Wadah makanan plastik direkomendasikan karena melindungi makanan terhadap kontaminasi dan melestarikan makanan lebih lama untuk meminimalkan penggunaan bahan pengawet, kemasan makanan plastik merupakan bahan yang dapat didaur ulang," kata dia.
Managing Director dari Digital Waste Solution (DWS) Uli Erni Iriani Nadeak mengatakan sekarang yang harus dipahami adalah bagaimana cara mengelola sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan. Adapun caranya dengan mengelola dan memilah sampah dengan benar untuk kemudian didaur ulang.
DWS telah menciptakan sistem pengelolaan sampah secara terintegrasi, keberlanjutan, dan berbasis digital 4.0 yang mengacu pada Perpres 97 Tahun 2017. Sistem aplikasi DWS ini, kata Uli, diciptakan untuk melakukan konsistensi komitmen expanded product responsibility sebagai panduan bagi produsen untuk bergerak bersama mengurangi sampah kemasan. "Tujuannya untuk menciptakan ekonomi sirkular serta aktif mendukung inisiatif besar pemerintah," jelasnya.
Perwakilan produsen kemasan plastik Sutjipto mengatakan bahwa permintaan kemasan plastik selama PPKM Berlevel. Tercatat adanya kenaikan permintaan kemasan, baik primer maupun sekunder packaging yang diperkirakan sebesar 3-5% dibanding dengan PPKM sebelumnya.
"Di awal pandemi COVID-19, permintaan kemasan plastik sempat menurun namun kini seiring dengan proses adaptasi, terjadi peningkatan," kata dia saat webinar menyoal peningkatan kemasan makanan, secara virtual, Selasa (24/8/2021).
Menurut dia kemasan makanan plastik lebih efisien dan ekonomis dalam memenuhi bertambahnya permintaan yang cukup tinggi karena harga yang terjangkau serta keamanannya dalam menjaga makanan ketika diantar dari restoran ke pelanggan. "Selain efisien dan ekonomis, kemasan makanan plastik dinilai efektif melindungi makanan siap antar," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, praktisi kesehatan Lia Natalia menyatakan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kehigienisan sudah semakin tinggi, mulai dari penggunaan masker hingga alat-alat makan dan kemasan makanan selama pandemi Covid-19. "Banyak orang menjadi lebih berhati-hati dalam memilih jenis kemasan makanan," kata dia.
Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menjelaskan kemasan plastik sekali pakai efektif dalam mencegah kontaminasi silang (cross contamination), yaitu proses berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lainnya.
"Wadah makanan plastik direkomendasikan karena melindungi makanan terhadap kontaminasi dan melestarikan makanan lebih lama untuk meminimalkan penggunaan bahan pengawet, kemasan makanan plastik merupakan bahan yang dapat didaur ulang," kata dia.
Managing Director dari Digital Waste Solution (DWS) Uli Erni Iriani Nadeak mengatakan sekarang yang harus dipahami adalah bagaimana cara mengelola sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan. Adapun caranya dengan mengelola dan memilah sampah dengan benar untuk kemudian didaur ulang.
DWS telah menciptakan sistem pengelolaan sampah secara terintegrasi, keberlanjutan, dan berbasis digital 4.0 yang mengacu pada Perpres 97 Tahun 2017. Sistem aplikasi DWS ini, kata Uli, diciptakan untuk melakukan konsistensi komitmen expanded product responsibility sebagai panduan bagi produsen untuk bergerak bersama mengurangi sampah kemasan. "Tujuannya untuk menciptakan ekonomi sirkular serta aktif mendukung inisiatif besar pemerintah," jelasnya.
(nng)