Inflasi Agustus 2021 Capai 0,03%, Data BPS: Tertinggi di Kendari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada bulan Agustus 2021 terjadi inflasi 0,03%. Sementara tingkat inflasi secara tahun kalender (month of month/mom) sebesar 0,84% dan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,59%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto mengatakan, inflasi 0,03% di Agustus 2021 dikarenakan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga.
"Harga beberapa komoditas mengalami peningkatan dan inflasi 0,03% ini terjadi peningkatan indeks angka konsumen (IHK)," kata Setianto dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (1/9/2021).
Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Rinciannya, inflasi tertinggi terjadi pada daerah Kendari sebesar 0,62% dan terendah di daerah Tanjung dengan nilai 0,01%
"Inflasi tertinggi terjadi di Kendari 0,62%. Penyumbang komoditas adalah kenaikan harga ikan kembung serta ikan selar dan ikan teri," katanya.
Sedangkan, deflasi tertinggi pada Sorong sebesar minus 1,04% dan terendah Meulaboh, Sukabumi dan Timika yang nilainya minus 0,03%. "Deflasi ini karena terjadi penurunan harga pada ikan kembung angkutan udara, kangkung dan sawi hijau," tandasnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto mengatakan, inflasi 0,03% di Agustus 2021 dikarenakan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga.
"Harga beberapa komoditas mengalami peningkatan dan inflasi 0,03% ini terjadi peningkatan indeks angka konsumen (IHK)," kata Setianto dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (1/9/2021).
Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Rinciannya, inflasi tertinggi terjadi pada daerah Kendari sebesar 0,62% dan terendah di daerah Tanjung dengan nilai 0,01%
"Inflasi tertinggi terjadi di Kendari 0,62%. Penyumbang komoditas adalah kenaikan harga ikan kembung serta ikan selar dan ikan teri," katanya.
Sedangkan, deflasi tertinggi pada Sorong sebesar minus 1,04% dan terendah Meulaboh, Sukabumi dan Timika yang nilainya minus 0,03%. "Deflasi ini karena terjadi penurunan harga pada ikan kembung angkutan udara, kangkung dan sawi hijau," tandasnya.
(akr)