Jejak Sejarah Gedung Sarinah hingga Menuju Transformasi
loading...
A
A
A
Untuk generasi milenial, mungkin belum familiar dengan pusat perbelanjaan yang satu ini. Sebab pusat perbelanjaan ini muncul pada saat transisi dari Orde Lama ke Orde Baru dimana gagasan belanja untuk kesenangan atau relaksasi, seperti yang dikenal sekarang masih amat jauh.
Tetapi bagi generasi yang lebih tua pasti memiliki kenangan pada tempat itu. Seperti Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang pernah melukiskan memori indah pada masa kecilnya.
Tak hanya Obama saja, namun sebagian masyarakat Indonesia juga pasti ada yang masih memiliki kenangan indah yang dibuktikan dengan produk-produk dulu pernah dibeli di Sarinah, seperti cinderamata atau batik.
Sarinah menjadi bangunan yang banyak menyaksikan perubahan Ibu kota. Maka tak heran, Sarinah menjadi penanda zaman. Dan kini, pusat perbelanjaan yang berada di Jalan MH. Thamrin itu tengah berambisi untuk bertransformasi.
Bukan saja dalam aspek fisik, tapi juga langkah bisnis, sumber daya, serta perluasan jaringan UMKM yang dikemas dengan bentuk modernitas. Kendati demikian, proses transformasi ini tidak akan menghilangkan citra khas yang dibangun dari ide Presiden Soekarno.
Sebaliknya, pusat perbelanjaan yang dibangun pada 1966 itu akan menjadi tempat promosi bagi keunggulan UMKM dan produk nasional.
Jika Samaritaine, department store di Paris, memiliki slogan “one finds everything at the Samaritaine”, beda halnya dengan Sarinah. Karena di Sarinah pengunjung tidak bisa menemukan segalanya.
Hal itu lantaran produk yang tersedia di dalam ruang-ruang kaca hanya akan menampilkan produk UMKM eksklusif yang telah dikurasi agar dapat menjadi pemain dunia.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari media sosial Twitter Sarinah @OfficialSarinah, saat ini pihak Manajemen tengah melakukan proses renovasi yang diproyeksikan akan rampung dan dapat dikunjungi pada Kuartal I 2022.
Tetapi bagi generasi yang lebih tua pasti memiliki kenangan pada tempat itu. Seperti Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang pernah melukiskan memori indah pada masa kecilnya.
Tak hanya Obama saja, namun sebagian masyarakat Indonesia juga pasti ada yang masih memiliki kenangan indah yang dibuktikan dengan produk-produk dulu pernah dibeli di Sarinah, seperti cinderamata atau batik.
Sarinah menjadi bangunan yang banyak menyaksikan perubahan Ibu kota. Maka tak heran, Sarinah menjadi penanda zaman. Dan kini, pusat perbelanjaan yang berada di Jalan MH. Thamrin itu tengah berambisi untuk bertransformasi.
Bukan saja dalam aspek fisik, tapi juga langkah bisnis, sumber daya, serta perluasan jaringan UMKM yang dikemas dengan bentuk modernitas. Kendati demikian, proses transformasi ini tidak akan menghilangkan citra khas yang dibangun dari ide Presiden Soekarno.
Sebaliknya, pusat perbelanjaan yang dibangun pada 1966 itu akan menjadi tempat promosi bagi keunggulan UMKM dan produk nasional.
Jika Samaritaine, department store di Paris, memiliki slogan “one finds everything at the Samaritaine”, beda halnya dengan Sarinah. Karena di Sarinah pengunjung tidak bisa menemukan segalanya.
Hal itu lantaran produk yang tersedia di dalam ruang-ruang kaca hanya akan menampilkan produk UMKM eksklusif yang telah dikurasi agar dapat menjadi pemain dunia.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari media sosial Twitter Sarinah @OfficialSarinah, saat ini pihak Manajemen tengah melakukan proses renovasi yang diproyeksikan akan rampung dan dapat dikunjungi pada Kuartal I 2022.