Jejak Sejarah Gedung Sarinah hingga Menuju Transformasi

Senin, 13 September 2021 - 12:56 WIB
loading...
Jejak Sejarah Gedung Sarinah hingga Menuju Transformasi
Pusat perbelanjaan bersejarah di Indonesia, Sarinah yang namanya diambil dari pengasuh Presiden Soekarno ini bakal bertransformasi, berikut sejarah gedung ikonik di DKI Jakarta ini. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pusat perbelanjaan bersejarah di Indonesia, Sarinah tidak lama lagi akan menampilkan wajah barunya. Hal yang menarik disini, strategi bisnis dari pusat perbelanjaan tua itu pun juga ikut berubah, namun tetap mempertahankan citra khasnya yang sudah bertahan sejak lama.

Bangunan ikonik DKI Jakarta itu diberi nama langsung oleh Presiden RI Soekarno. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 Agustus 1962 dengan nama PT Departemen Store Indonesia Sarinah.



Sarinah merupakan nama pengasuh Presiden Soekarno saat masih kecil. Pada tanggal 15 Agustus 1966, perusahaan ini mulai mengoperasikan department store (toserba) pertama di Indonesia, yang baru selesai dibangun oleh Obayashi Corporation dengan dana pampasan perang dari Jepang.

Sarinah Jakarta pun menjadi pencakar langit pertama di Jakarta dan menjadi bangunan pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan eskalator (buatan Hitachi). Selain itu, Sarinah Jakarta juga dilengkapi dengan pendingin udara dan mesin kasir elektronik.

Pendirian Sarinah Jakarta digagas oleh Presiden Soekarno setelah berkunjung ke sejumlah negara yang lebih dulu memiliki toserba. Presiden Soekarno berharap Sarinah Jakarta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga semurah-murahnya, tetapi dengan mutu yang bagus.

Suatu hal yang menjadi ciri khas dari tempat ini adalah selalu mengedepankan kekayaan budaya melalui produk-produk yang dikembangkan dan pasarkan.

Pada tahun 1970, perusahaan ini mulai menyediakan jasa penukaran uang bagi warga negara asing yang ingin berbelanja di gerai Sarinah. Pada awal dekade 1970-an, untuk dapat bertahan, Sarinah mengalihkan fokusnya ke kerajinan tangan lokal, terutama batik.

Pada tahun 1979, nama perusahaan ini resmi diubah menjadi "PT Sarinah (Persero)". Lalu memasuki dekade 1990-an, Sarinah menyewakan sebagian ruangnya ke McDonald's (cabang pertama di Indonesia) dan Hard Rock Cafe (yang kemudian pindah ke Pacific Place Jakarta).

Pada tahun 2004, sesuai peraturan dari Bank Indonesia, unit bisnis penukaran uang dari perusahaan ini pun resmi dipisah menjadi anak usaha dengan nama "PT Sari Valuta Asing". Pada tahun 2019, perusahaan ini berekspansi ke bisnis perdagangan, dengan melakukan kegiatan ekspor, impor, dan distribusi.

Untuk generasi milenial, mungkin belum familiar dengan pusat perbelanjaan yang satu ini. Sebab pusat perbelanjaan ini muncul pada saat transisi dari Orde Lama ke Orde Baru dimana gagasan belanja untuk kesenangan atau relaksasi, seperti yang dikenal sekarang masih amat jauh.

Tetapi bagi generasi yang lebih tua pasti memiliki kenangan pada tempat itu. Seperti Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang pernah melukiskan memori indah pada masa kecilnya.

Tak hanya Obama saja, namun sebagian masyarakat Indonesia juga pasti ada yang masih memiliki kenangan indah yang dibuktikan dengan produk-produk dulu pernah dibeli di Sarinah, seperti cinderamata atau batik.

Sarinah menjadi bangunan yang banyak menyaksikan perubahan Ibu kota. Maka tak heran, Sarinah menjadi penanda zaman. Dan kini, pusat perbelanjaan yang berada di Jalan MH. Thamrin itu tengah berambisi untuk bertransformasi.



Bukan saja dalam aspek fisik, tapi juga langkah bisnis, sumber daya, serta perluasan jaringan UMKM yang dikemas dengan bentuk modernitas. Kendati demikian, proses transformasi ini tidak akan menghilangkan citra khas yang dibangun dari ide Presiden Soekarno.

Sebaliknya, pusat perbelanjaan yang dibangun pada 1966 itu akan menjadi tempat promosi bagi keunggulan UMKM dan produk nasional.

Jika Samaritaine, department store di Paris, memiliki slogan “one finds everything at the Samaritaine”, beda halnya dengan Sarinah. Karena di Sarinah pengunjung tidak bisa menemukan segalanya.

Hal itu lantaran produk yang tersedia di dalam ruang-ruang kaca hanya akan menampilkan produk UMKM eksklusif yang telah dikurasi agar dapat menjadi pemain dunia.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari media sosial Twitter Sarinah @OfficialSarinah, saat ini pihak Manajemen tengah melakukan proses renovasi yang diproyeksikan akan rampung dan dapat dikunjungi pada Kuartal I 2022.

“Sudah rampung 79 persen. Kami merestorasi relief dan membuat ulang kolam pantul. Reformasi kami lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, dengan tetap menjaga ekosistem lingkungan hidup,” cuit akun tersebut.

Dengan demikian, warga DKI Jakarta akan bersiap menyambut wajah baru dari “Panggung Karya Indonesia”. Pihak manajemen pun berkomitmen untuk tetap menjadi rumah bagi produk-produk ikonis anak negeri.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.140)