Menkeu Beberkan 7 Agenda Prioritas Jalur Keuangan di G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 akan ada 7 agenda prioritas terkait jalur keuangan atau finance track yang difokuskan pada penanganan isu-isu global. Namun tetap membahas bagaimana berkoordinasi untuk pemulihan ekonomi .
“Untuk agenda di finance track yang akan dibahas, akan ada 7 agenda. Secara cepat akan saya sampaikan yang paling utama dan penting adalah mengenai negara-negara G20 akan membahas bagaimana berkoordinasi untuk memulihkan ekonomi global,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Menuju Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021).
Menkeu menegaskan, agenda tersebut sesuai dengan tema Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yaitu Recover Together and Recover Stronger. Tujuannya agar semua negara G20 bisa pulih bersama, dan pulih menjadi lebih kuat maka dibutuhkan koordinasi policy global.
Selain itu, kata Menkeu yang paling sering dibahas dalam G20 yaitu kapan negara-negara terutama di G20 semuanya melakukan kebijakan extra Ordinary di bidang fiskal dan moneter.
“Akan menetapkan kapan mulai melakukan exit policy yaitu mengurangi intervensi kebijakan makro yang luar biasa dan pasti tidak sustainable secara bertahap dan terkoordinasi,” ujarnya.
Sehingga pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara dan pertumbuhan ekonomi global bisa sustainable atau terus berlangsung. Menurutnya, tentu bukan hal yang mudah karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda kebijakan fiskal.
"Seperti di Indonesia yang extra Ordinary di mana kita membolehkan adanya defisit di atas 3 persen tidak berjalan selamanya, dan semua negara juga situasi yang sama di kebijakan fiskal nya,” katanya.
Agenda kedua, semua negara G-20 akan membahas terkait dampak covid-19 di bidang kesehatan hingga perekonomian. Juga pembahasan mengenai produktivitas dan memulihkan ekonomi kembali.
Agenda ketiga, terkait central bank digital currency. Kemudian agenda keempat terkait sustainable finance. Menkeu menjelaskan, dalam agenda keempat merupakan isu yang juga penting untuk dibahas menyangkut climate change, Green Finance, termasuk bagaimana stimulus atau dukungan di bidang fiskal untuk menciptakan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang hijau dan sustainable.
Kelima, mengenai cross-border payment. Keenam, terkait financial inclusion digital and SME. “Ini adalah topik yang sangat sangat penting bagi Indonesia dan juga relevan dan akan menjadi prioritas pada pembahasan G20 finance track,” ujarnya.
Ketujuh atau terakhir, dalam G20 tahun 2022 akan membahas terkait kemajuan dan pelaksanaan dari persetujuan dan perkembangan Global tax.
“Akan dibahas berbagai pembahasan mengenai tax insentif, tax and digitalization, praktek Penghindaran pajak atau tax avoidance terutama berkaitan dengan base erosion and profit shifting dan tax transparency, juga tax development serta text certainty,” pungkasnya.
“Untuk agenda di finance track yang akan dibahas, akan ada 7 agenda. Secara cepat akan saya sampaikan yang paling utama dan penting adalah mengenai negara-negara G20 akan membahas bagaimana berkoordinasi untuk memulihkan ekonomi global,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Menuju Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021).
Menkeu menegaskan, agenda tersebut sesuai dengan tema Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yaitu Recover Together and Recover Stronger. Tujuannya agar semua negara G20 bisa pulih bersama, dan pulih menjadi lebih kuat maka dibutuhkan koordinasi policy global.
Selain itu, kata Menkeu yang paling sering dibahas dalam G20 yaitu kapan negara-negara terutama di G20 semuanya melakukan kebijakan extra Ordinary di bidang fiskal dan moneter.
“Akan menetapkan kapan mulai melakukan exit policy yaitu mengurangi intervensi kebijakan makro yang luar biasa dan pasti tidak sustainable secara bertahap dan terkoordinasi,” ujarnya.
Sehingga pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara dan pertumbuhan ekonomi global bisa sustainable atau terus berlangsung. Menurutnya, tentu bukan hal yang mudah karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda kebijakan fiskal.
"Seperti di Indonesia yang extra Ordinary di mana kita membolehkan adanya defisit di atas 3 persen tidak berjalan selamanya, dan semua negara juga situasi yang sama di kebijakan fiskal nya,” katanya.
Agenda kedua, semua negara G-20 akan membahas terkait dampak covid-19 di bidang kesehatan hingga perekonomian. Juga pembahasan mengenai produktivitas dan memulihkan ekonomi kembali.
Agenda ketiga, terkait central bank digital currency. Kemudian agenda keempat terkait sustainable finance. Menkeu menjelaskan, dalam agenda keempat merupakan isu yang juga penting untuk dibahas menyangkut climate change, Green Finance, termasuk bagaimana stimulus atau dukungan di bidang fiskal untuk menciptakan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang hijau dan sustainable.
Kelima, mengenai cross-border payment. Keenam, terkait financial inclusion digital and SME. “Ini adalah topik yang sangat sangat penting bagi Indonesia dan juga relevan dan akan menjadi prioritas pada pembahasan G20 finance track,” ujarnya.
Ketujuh atau terakhir, dalam G20 tahun 2022 akan membahas terkait kemajuan dan pelaksanaan dari persetujuan dan perkembangan Global tax.
“Akan dibahas berbagai pembahasan mengenai tax insentif, tax and digitalization, praktek Penghindaran pajak atau tax avoidance terutama berkaitan dengan base erosion and profit shifting dan tax transparency, juga tax development serta text certainty,” pungkasnya.
(akr)